bulan November diisi hujan, jogja yang biasanya jadi tempat paling favorit saat menjelang sore, sekarang hanya bisa meratapi nasib. Karna hujan selalu datang saat senja. Apa langit cerah udah bosen liat orang pacaran, boncengan berdua pakai vespa.
Pikiran itu berasal dari mia yang sedang melihat hujan dari jendela kosannya. Bosan menyeruak raga mia, hidupnya Sekarang cuma deadline, setoran tugas, dan kelas. Nasib anak otw semester tua.
“sana keluar, ajak Aslan tuh. Gue liat tadi dia ngopi di bawah” ujar anya yang lagi nguteki kuku kaki.
“ah males, aslan ga asik sekarang” eluh mia.
“aslan yang ga asik apa lo yang lagi enggak mau deket sama dia?” goda anya.
“aslan emang lagi ga asik ya! Bawaannya kalo ngobrol cinta-cintaan mulu anying” ujar mia sambil merenggut lalu mengunyah biskuit dengan rasa kesal yang membara.
Anya langsung menatap mia dengan tatapan menggoda, sambil menaik turunkan alisnya. “aww,ngobrol cinta-cintaan?” sambil menabok Paha mia.
“heh, kek setan anying, kenapa sih? Sakit tau!” ucap Mia sambil mendorong kepala anya menjauh dari tubuhnya.
“aduhh! Tangan lo bau teri anying. Tapi Aslan tuh suka sama lo, peka dikit dong!”
“gausah bawa pikiran lo itu ke gue ya, mana mungkin anying. ”
“di bilangin ngeyel, habis ini lo di tembak Aslan. Pegang omongan gue, belin gue gitar kalo bener”
“ga, bohong banget!”
“bener——”
“MIAAA BUKA!!”
Menampilkan putri yang sudah panik, ia langsung masuk dan menutup rapat pintu kamar mia.
“ada apa sih?” tanya mia keheranan.
Putri yang bernafas ngos-ngosan memberhentikan pernyataan mia dengan tangan yang menunjukkan signal (bentar).
“itu tadi, gue di kejar bagas. Katanya gue maling dompetnya padahal enggak, terus mukanya Bagas nakutin. Jadi gue lari ke kamar lo”
“idih idih, sama pacarnya sendiri gitu”
“hih, enggak pacaran!”
Mia dan anya hanya tertawa cekikikan karna menggoda putri itu sangat lucu. -
“Sore-sore tuh enaknya makan bakso sepiring berdua sama minum es teh pinggir jalan ga sih” ucap tegar sambil melamun kearah gerbang kosan.
“ajak mia sana, dia nganggur tadi di grup minta jalan” jawab leo.
“ah males, gue ntar dipalakin”
“bener juga, mia kalo jajan boros banget" ucap leo sambil menyalakan seputung rokoknya.
“emang”
entah kenapa akhir-akhir ini tegar dan mia tidak begitu dekat, Seperti ada tembok penghalang antara mereka.
“gue mau nanya”
“apa?”
“semisal cowok cewek sahabatan, mungkin gak kalo salah satu dari mereka bakalan ada yang suka?” tanya tegar .
“umm, mungkin sih. eitss.. jangan-jangan lo suka sama mia?!”
“hah?”
“alah gausah ngelak”
“gak!”
“gue aduin ke mia kalo lo gak ngaku” ancam leo.
“dasar laki Cepu lo!” tegar begitu kesal, ia sudah ancang-ancang melempar sandalnya ke muka leo.
“weh, bercanda anying”
tegar menghela nafas lalu meminum kopinya yang kemanisan. “tapi keknya iya sih..”
“TUH KAN, GUE CEPUIN!”
“dasarr laki jablay, diem apa gue gorok leher lo!”
leo tertawa terpingkal-pingkal, pasalnya muka tegar sudah merah karna malu bercampur emosi. “ hahahaha sumpah gue ga tahan”
“diem”
“tapi lo emang bisa bersaing?” tanya leo.
Tegar membuat ekspresi bingung. “bersaing?”
“ck, lo tau. Aslan suka sama mia, dan sekarang status lo di mata mia cuma sebatas sahabat. Setidaknya kalo lo emang pengen banget mia jadi pacar lo, bersaing sama aslan itu langkah pertama lo"
“oh, itu.. gue udah mikir, dan menurut pertimbangan gue ya, just friend aja sama mia. Karna gue gamau ganggu hubungan pertemanan kita”
“cakep, nih baru temen gue”
Siapa sangka, ternyata mia turut mendengarkan percakapan mereka. ia tak habis pikir tentang obrolan ini. Hatinya benar-benar tidak karuan.
“tegar.. suka sama gue?” guman mia, namun ia membungkam mulutnya sendiri lalu pergi menuju kamarnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dikit dulu yaaa chapter kali ini.
Btw, gimana kabar kalian? Sehatt kan? Kayaknya untuk kedepannya aku ga begitu aktif karna aku mager, ga bisa mikir jujur😭. Jadi aku bingung mau bikin kek gini.
Dan padahal aku punya berapa ff yg belum aku kerjain masih jadi stock aja.