— Sudah terlalu banyak drama ” Sampai lupa sudah berapa episode lamanya
Kosan terdengar tidak memiliki penghuni setelah mudik lebaran dan juga libur panjang. Tak kecuali dengan Reza maupun Bagas, mereka masih belum beranjak dari kosan. Iya, mereka memiliki jadwal padat hingga lusa mendatang. yang harusnya pulang terhambat karna harus menyelesaikan pendidikan mereka.
Di bogor sudah ada Mia yang pulang kerumah ibunya, sedang leha-leha diatas sofa tua milik neneknya. Mendekap sebuah toples waffel. “indah hidup ini, kalo kayak gini mah”
Ibunya yang mendengar cuitan Mia, reflek menabok menggunakan sapu kayu. “ skripsian diurus noh, lulus habis itu kawin sama anaknya pak rt”
Mia menatap ibunya geli, menikah dengan anaknya pak RT kata beliau. Bocah sedikit kurang akal itu, Mia sih mending jomblo sehat saja kalo begitu. “teganya, mau emang cucu emak jadi anak luar biasa hah?!”
“AMIT-AMIT!” ibunya lalu pergi ke dapur.
-
Di stasiun tugu Jogja, ada Julia ditemani oleh putri dan juga Sekar. Yah, hari ini Julia Sudah pulang ke solo, begitu Juga dengan 2 gadis yang mengantarkan mereka.
“mbak ati-ati kalo, ada penjahat tabok pake tas mbak yang isinya kaya batu itu”tuai putri, mendapatkan kekehan dari Julia.
“iya elah, Gini-gini gue mantan atlet taekwondo” ujar Julia membanggakan diri.
Sophia mencibir tak kala dengan omongan Julia. “gue pulang dulu deh, habis ini gue juga mau pulang kampung”
“hati-hati nyet”
Mereka berdua sudah pergi meninggalkan Julia, yang sedang menunggu jam untuk pulang ke tempatnya.
Beralih ke tegar, pria itu sedang berada di cafe shop bersama dengan Aslan. Ia ingin membeli beberapa kopi untuk ayahnya yabg pencinta kopi akut banget.
“bokap Lo emang pencinta kopi nder?” tanya Aslan sambil membaca-baca kandungan Kopi yang tegar beli dan pilih.
“akut banget sih, dulu gue kecil di cekokin kopi pahit sama bokap. Sampe sekarang gue malah doyan kopi pahit” ujar tegar sambil tersenyum kecil. mengingat hal masa lalu yang hanya bisa di kenang semata.
Aslan mengangguk-angguk. “gue bayarin kopinya, sampain salam juga buat bokap lo”
Tegar menatap Aslan bingungg.“ kerasukan jin apa lu? Baik bener, tapi makasih loh, ongkos gue pulang awet jadinya”
Aslan menepuk bahu tegar. “santai”
Kita lihat Anya dan juga Rendra, mereka sedang berada di satu mobil berdua. Karna memang mereka satu kompleks dan gak sengaja satu kosan. Jadi mereka pulang bareng dengan ajakan Rendra.
Sedari tadi Anya bernyanyi mengikuti alunan musik radio yang di hidupkan oleh Rendra.
“malaikat juga tahu”
“aku yang jadi juaranya” nyanyi mereka berdua, di akhiri dengan kekehan suara berat oleh Rendra.
“sejauh ini, jurusan seni fine-fine aja?” tanya Rendra.
“enak banget, gue gak ada beban. Beda lagi kalo gue masuk soshum, pusing nanti gue” ucap Anya.
“lo gimana sama kuliah Lo?”tanya Anya.
Rendra lalu mengukir sedikit senyuman. “ yah kuliah tuh gitu-gitu aja. Lagi pusing skripsian, gue mau mau ambil 3,5 tahun sebenernya”
Anya menatap Rendra heran. “tapi?”
“gak ada tapi-tapian, cuma gue kayaknya gak sanggup buat otak mini gue” ujar rendra.
“kalo otak Lo mini, gak mungkin biasa masuk teknik elektro.”
“skrispian gue juga bertambah susah juga, karna ya. Hampir kating gue pinter nyari judul sampai penutup” terang Rendra, ia tidka berbohong. Rata-rata alumnie mereka adalah berotak jenius.
“benar juga sih”
-
Putri dan juga reza, ia Reza mengantarkan putri ke bandara. Ia tak pulang ke Bandung melainkan ke Korea, sebab nenek putri jatuh sakit. Jadi orang tua ia tidak mungkin berada dirumah.
“korea sekarang lagi musim dingin, bawa jaket yang tebal” Reza membenarkan jaket putri.
“iya tenang aja, nanti di dalam bandara aku beli jaket”
Reza tersenyum. “berapa lama disana?”
“hmm, kayaknya 2 Minggu deh nanti 2 minggunya aku ke Bandung” terang putri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— yallah gue balik setelah ada acara teknis di wattpad gue kurangin word nya karena ternyata gak bisa kalo 2000 word jadi gue kurangin 700 word, mian. — vote juseyo.
