1.6 kebisingan di Minggu hari

1.3K 229 23
                                    


“YALLAH MINUL MENINGGAL, ANAKKU” suara itu terlihat jelas dikosan Aty.

Anak-anak terlihat panik, ada apa yang sedang terjadi oleh pakdhe anto rumahnya memang dekat hanya depan kosan. Berjarak 3 kandang ayam.

“yallah mimpi bedah rumah gue hilang, gara-gara teriakan pak anto” ujar Sekar yang menggaruk kepalanya.

Mia yang baru saja keluar dari kamarnya, membuat tegar sedikit terkejut karena kehadiran Mia. Rambut bak bulu harimau. Daster dengan setelan celana panjang.

“anjir gelandangan mana lagi nih”cecar Tegar.

Mia menatap sinis tegar “ but the way Lo habis mulung dimana? Kaos Lo robek”

Buru-buru tegar melihat pakaian yang ia pakai, benar ada robekan yang Cukup besar yang berada di lengannya.

Sudah mengatai Mia gelandang, dia saja mirip pemulung.

“hehehehehe”

Anak-anak hanya melihat dari lantai dua saja adegan pak anto yang nangis karna cupang seharga satu juta itu mati sehabis kawin.

“minul saha?” tanya Sophia.

“cupangnya pak Anto warna biru” terang Reza.

“anjeng, minul..” sahut Leo yang sudah ketawa cekikikan karna namanya.

Ini baru saja menunjukan pukul 7 pagi, namun sudah dibuat terkejut karena suara pak anto yang menangis. Ternyata ikan cupangnya.

“ini sebar undangan gak?” tanya Mia sambil menyenderkan kepalanya pada bahu Aslan.

“mau ngapain?” jawab bagas

“la kan anaknya mati, masa gak ada yang mau ngamplop?” ujar Mia membuat anak kosan yang berkumpul tepuk jidat.

“CUMA CUPANG ANJIR, LO KATA APA HAH?!" Lanjut tegar yang sudah emosi.

Tegar ingin sekali Menjitak dahi Mia yang seluas lapangan istana presiden itu. “tahan gue tahan gue, Cepat tahan gue!!”

“anak mana sih ini yang teriak-teriak?” tanya Sekar.

“anak Palembang, lagi buka jastip empek-empek” lanjut Anya.

Tegar kesal, menghentakkan kakinya “HIH DEDEK MERASA TERHIANATI KALI INI!”

Pertengkaran kali ini memang tidak akan selesai pada waktunya. Kalo ribut pasti ada yang migrain, jika diem dan tidak ada suara sedikitpun akan dicari. Mengapa, bagaimana. Aneh.

Ponsel milik Reza berdiring, tertera nama pak Anto telfon tersebut.

“halo pak?” sapa Reza.

“nak mau datang ke pemakaman minul? Bapak sedang berduka sekarang" ucap pria tua disana.

Penghuni kosan yang mendengar suara dibalik telfon itu sedang menahan tawa agar tidak meledak, dan menimbulkan kekesalan pada pakdhe kosan tersebut.

“duh pak, habis ini ada mata kuliah nih" elak Reza yang tidak mau harus menghadiri  acara tidak jelas.

“nak..”

“gak bisa pak”

“nak Aslan mana?” tanya pak Anwar yang suaranya masih sesegukan.

“ada nih pak" Reza menyerahkan ponselnya kepada alsan.

Disisi lain tegar dan Mia hanya cekikikan, dan memberi bisikan kata-kata pada mereka.

“mampus, hahaha”

Aslan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. Mencari akal agar bisa lepas dari permintaan pakdhe Anto.

“duh pak, nanti saya beliin nirwana deh.” Bujuk Aslan karna malas sekali datang dan menemani beliau. Pastinya akan disuguhi jokes bapak-bapak.

Fake laugh, here we go..

Sudahi kebisingan kali ini, diganti dengan keributan putri dan Bagas yang sedang rebutan remot tv.

“gue dulu put tadi yang ngambil” jelas Bagas yang memang lebih dahulu ketimbang putri yang mendesal disela-selanya.

“ih ngalah dong, kan Bagas cowok”

“kalo gue cewek, juga gak bakalan ngalah”  Cecar Bagas yang masih asik menonton gosip.

“lo emang mau nonton apa sih?” tanya Bagas keheranan.

“ bang al”

“haduh-haduh putri, mending Lo belajar biar bisa jadi dokter yang sukses” Bagas menasehati putri.

“anjir, Bagas juga nonton gosip ya!” sentak putri yang masih berambisi merebut remot yang digenggam rapat oleh Bagas.

Keributan ini dilihat oleh Sophia dan Julia, mereka melihat diambang pintu, bak mengintip maling. “aduh calon dokter juga bisa nonton gosip juga" ucap Sophia yang bersandar pada pembatas pintu.

“bisalah, calon dokter juga bisa hamilin anak orang” kata Bagas yang sama Sekali terlihat enteng itu.

“kawin sama siapa Lo, anjing?” Julia sedikit emosi kepada Bagas karna mulutnya tidak bisa di jaga.

“alhamdulilah masih normal aku mbak” ungkap syukur Bagas.

“haduh kelakuan anak jaman sekarang bikin pusing” ucap Sophia yang mendadak pusing.

“la mbak Sophia dari jaman kapan? Dinosaurus? Purba dong"

“SEKAREPMU LE, MENDING AKU MADANG(terserah kamu nak, mending aku makan) " ujar Sophia yang sudah pergi meninggalkan mereka, dengan rasa kekesalan yang memuncak.

“SEKAREPMU LE, MENDING AKU MADANG(terserah kamu nak, mending aku makan) " ujar Sophia yang sudah pergi meninggalkan mereka, dengan rasa kekesalan yang memuncak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— pendek dulu ya, aku lagi gak bisa mikir.
—oh iya tadi aku publish cerita Aslan dan Mia, tapi Ku rasa minat pembaca masih kurang jadi aku tunda dulu saja.
— btw panggil aku author pira atau kak pira saja okee. Percayalah aku tak setua itu kok.
— btw mari kenalan yuk. Kalian lahiran/line tahun berapa nihh?
— mau gak aku bikinin grup chat?
— vote 30 aku lanjut.
— semangat ngevotenya...

kosan AtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang