"Baiklah jika itu maumu. Aku kabulkan keinginanmu. Setelah ini aku harap tidak akan ada lagi kata cerai yang keluar dari mulutmu."
Keduanya kemudian duduk di atas kasur yang beralaskan lantai, berbicara perihal rencana mereka untuk menikahkan Natasha dan Satria.
Dalam pembicaraan itu cuma Rika yang antusias, sedangkan Satria tentu saja tidak. Sudah terbayang di depan matanya bahwa dia akan jauh dari istri dan anak yang dicintainya.
"Jadi Mas jangan mengakui di depan Natasha kalo Mas udah punya istri. Kita ini sepupu jauh saja kalo di depan Natasha."
Hening. Satria tidak menjawab apa pun. Ternyata tidak cukup hanya dengan dia menikahi Natasha tapi juga harus membohongi teman istrinya itu mengenai status perkawinannya dengan Rika. Menyembunyikan fakta bahwa dia telah memiliki istri. Walaupun mereka menikah secara siri, Rika tetaplah istri sahnya juga. Satria memijit pangkal hidungnya. Pusing menyergapnya tiba-tiba.
"Yang lain aku akan atur dengan Natasha, kamu cuma harus berperan menjadi suaminya. Oke?" pesan Rika.
Pada akhirnya Satria kalah oleh keinginan sang istri. Ada sedikit perasaan menyesal telah mengabulkan keinginan istrinya baru saja. Namun, Satria tidak mungkin menarik kembali kata-katanya untuk membatalkan kesepakatan mereka. Satria hanya perlu mencoba menjalani kehidupan pernikahan yang direncanakan oleh Rika dan yang paling penting Satria tidak akan melibatkan hati di dalam pernikahannya dengan Natasha. Setidaknya dia bersyukur justru Natasha yang mengajukan syarat itu.
***
"Ini profil cowoknya, Nat!" Rika menyodorkan sebuah map berisi data pribadi Satria.
Natasha menarik map itu lebih dekat pada dirinya. Dibuka lembar demi lembar kertas di sana yang dilengkapi pula dengan foto Satria.
"Hmmm...Satria Atmanegara, lajang. Usia 30 tahun--" Natasha mengernyitkan dahinya. "--serius usia begini belom nikah?" tanya Natasha yang memandang lekat pada Rika.
Sahabatnya itu mengangguk canggung. "Be-be-lom." Rika menjawab terbata-bata.
"Oke, dari fotonya lumayan juga." Natasha menutup map.
"Jadi kapan?" tanya Rika yang tampak sudah tidak sabar.
"Hmmm...secepatnya. No party, no love, no drama. Lo paham maksud gue 'kan?" peringat Natasha.
Rika mengangguk kaku.
"Oh ya, Rika. Kapan kami ketemu untuk bicara masalah kontrak?" tanya Natasha kembali.
"Malam ini gimana?"
"Oke, malam ini di apartemen gue. Sekalian perkenalan juga sama tempat tinggal gue."
"Deal."
Malam harinya ketiga orang yang akan melakukan perjanjian itu bertemu. Natasha dengan tatapan dingin dan angkuhnya. Rika dengan perasaan yang tidak karuan ditambah gugup yang menyelimuti hati. Sedangkan Satria hanya diam tanpa mau terlibat jauh pada pembicaraan yang absurd dalam kacamatanya.
"Jadi syarat yang ingin saya ajukan selama pernikahan itu adalah tidak perlu ada cinta. Kita bisa hidup masing-masing tanpa saling ikut campur. Rika bilang selain uang untuk membeli rumah dan sebuah mobil, kamu juga ingin dikirimi kebutuhan bulanan 'kan?" Natasha menatap datar pada Satria.
Lelaki itu mengangguk samar.
"Oke tanda tangani ini. Ada satu klausul yang aku tambahkan di dalamnya. Jika terbukti ada orang ketiga dalam pernikahan ini maka perceraian adalah jalan keluarnya. Karena aku tidak mentolerir adanya orang ketiga untuk kehidupanku ke depannya dan kiriman pada keluargamu akan dihentikan jika terjadi perceraian," kata Natasha tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijual Istri
ChickLitNatasha seorang wanita dingin yang sudah pernah patah hati, hingga dia didesak oleh keluarganya untuk menikah sebab orang tuanya yang sudah sakit-sakitan ingin melihatnya menikah. Merasa terdesak, dan sudah tidak memiliki waktu banyak lagi, Natasha...