Satria menatap lekat pada Rika. Mendengar nada pertanyaannya, jelas kecemburuan menghinggapi hati perempuan itu. Akan tetapi, kali ini dia ingin mengatakan isi hatinya. Bahwa dia telah mencintai Natasha. Dia tidak lagi ingin menyangkal perasaan itu.
"Ya, aku melakukan hal itu melibatkan hati. Aku mencintai Natasha."
Kaca-kaca di netra itu akhirnya meluruh. Suaminya telah membagi hati. Bukan. Mungkin bukan membagi hati, tetapi berpindah hati.
Rika sangat tahu tipe Satria, tidak mudah membagi hatinya. Dia tipe pria setia. Tidak bisa melakukan hubungan suami istri tanpa rasa cinta.
"Bagaimana kalian bisa saling mencintai?" tanya Rika.
Satria tersenyum miring. "Jangan naif, Rika. Dua orang laki-laki dan perempuan, hidup dalam satu atap, bukan tidak mungkin akan saling jatuh cinta. Apa menurutmu kami tidak mungkin saling mencintai? Begitu?"
"Aku tidak menyangka sama sekali. Bagaimana mungkin?"
Sewaktu kamu menjualku, apa kamu tidak memikirkannya? Bahwa kemungkinan itu ada? Terlalu naif, Rika!"
"Kenapa kamu berubah, Mas?" tanya Rika.
"Kamu yang membuatku berubah. Menikahkanku dengan Natasha membuat pikiranku terbuka, bahwa aku dicintai. Ada orang lain yang menghargai keberadaanku. Aku tersanjung. Belum lagi ibunya, yang menganggap aku selayaknya menantu betulan. Aku tidak sanggup menolak kebaikan mereka. Lagipula apa kamu tidak memperkirakan semua ini bakal terjadi? Kamu tidak memprediksi jika kami bisa saja saling mencintai?"
Rika menutup matanya. Meresapi kesakitan yang terasa melolosi tulang belulangnya. Dia menggeleng pelan, membuka matanya kemudian.
"Aku tidak berpikir sejauh itu," ucapnya lirih.
"Ya, yang kamu pikirkan saat itu hanyalah materi. Jangan salahkan aku sepenuhnya, andilmu justru lebih banyak."
Rika menatap geram pada Satria. Dipojokkan demikian membuatnya meradang. Dia tersenyum sinis pada Satria.
"Apa jadinya ya jika Tante Merry dan Natasha tahu bahwa sesungguhnya kita adalah suami istri? Kira-kira bagaimana dengan penyakit Tante Merry dan kandungan Natasha?"
Mata Satria membelalak seketika.
"Jangan menguji kesabaranku, Rika. Jika itu terjadi, kamu tidak akan aku maafkan! Kalo sampai terjadi sesuatu pada mereka berdua karena berita itu, kamu akan lihat akibatnya!"
Rika menaikkan dagunya, menunjukkan kepongahan. "Kamu tidak akan berbuat apa pun, Satria! Kamu tidak akan berani! Sebab aku adalah Rika!"
"Kau!" pekik Satria menahan amarah sembari mengacungkan telunjuknya ke arah Rika.
"Apa? Aku punya tawaran jika kamu mau semuanya baik-baik saja! Suruh Natasha membelikan mobil untukku. Bilang saja kamu butuh uang untuk Bibi angkatmu yang sedang sakit keras. Uang itu tidak berarti apa-apa bagi mereka."
"Kamu memang benar-benar gila!"
"Bukan! Aku bukan gila! Aku hanya tidak mau rugi. Aku minta belikan aku mobil. Itu untuk menyumpal mulutku!"
"Aku tidak mungkin memintanya pada Natasha."
Rika tersenyum miring. "Aku sudah menduganya! Tidak mungkin kamu mau melakukannya! Kamu malu pada Natasha! Hahaha ...."
Rika menertawakan Satria.
"Kamu harusnya sadar diri! Pria miskin sepertimu harusnya malu berdampingan dengan keluarga mereka! Lagipula apa kamu pernah berpikir mengapa pernikahan kalian masih dirahasiakan? Mereka malu mempunyai menantu dan ipar miskin! Gak selevel dengan kamu! Harusnya kamu sadar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijual Istri
ChickLitNatasha seorang wanita dingin yang sudah pernah patah hati, hingga dia didesak oleh keluarganya untuk menikah sebab orang tuanya yang sudah sakit-sakitan ingin melihatnya menikah. Merasa terdesak, dan sudah tidak memiliki waktu banyak lagi, Natasha...