#novelette #romance
Juan tidak berniat untuk melepaskan wanitanya. Ia akan membuat Sovia sibuk sampai besok dan besoknya lagi lalu besoknya lagi sampai wanita itu tidak sempat berkemas untuk pindah. Dan memang itulah yang terjadi. Baru tiga hari kemudian lah Sovia bisa melaksanakan niatnya untuk pindah ke rumah Sofian, itupun berkat bantuan sang kakak yang menjemputnya.
Juan dan keras kepalanya memang suatu hal yang sulit dihadapi. Berdalih sedang libur semester dan tidak ingin membuat Sovia cemburu dengan keluyuran sembarangan, Juan banyak menghabiskan waktu di rumah Fian. Kedua pria itu yang memang mudah akrab satu sama lain pada akhirnya tidak ada yang merasa keberatan. Tak jarang Juan akan mengekori Sovia ketempat kerja, baik ke kantor penerbit ataupun ke kampus. Sovia biarkan saja, selama Juan tidak mengganggunya.
Namun suatu ketika Sovia tanpa sengaja melihat isi whatsapp grup Juan dan beberapa temanya. Mereka sedang membahas mengenai liburan keluar kota. Juan menolak dengan tegas sementara yang lainnya berusaha membujuk.
"Kamu ikut juga Vi kalo gitu." Tawarnya tanpa berpikir. Sovia menghela nafas, heran. Bisa-bisanya Juan dengan mudah mengajaknya.
"Liburan kalian akan canggung. Aku terkenal killer dan kaku, ingat?"
Juan berdecak. Benar kata Sovia. Liburan mereka akan terasa kaku, atau Sovia yang tidak akan merasa nyaman disana. Jadi keputusanya untuk tidak ikut serta memang sudah benar pikir Juan.
"Kamu pergi aja. Liburan denganku bisa lain kali. Lagipula temen kamu udah mesenin tiket 'kan, sayang kalo gak kepake." Bujuk Sovia.
"Bella ikut. Nanti kamu cemburu lagi, aku yang repot." Juan mencebik. Sovia malah tertawa renyah.
"Kalau begitu, jangan kecewakan kepercayaanku sama kamu. Oke?"
Juan tersenyum manis. Tak mau lagi menahan gemas, Sovia menangkup pipi lelaki itu lalu mengecup bibirnya singkat. Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat Juan tertegun. Tidak biasanya wanita ini bersikap manis. Biasanya Sovia akan menciumnya dengan ganas dan panas. Jackpot!
"Aku bantuin packing buat besok. Nginap. Boleh?"
Double jackpot!
Dalam hati Juan bersorak kegirangan. Akan tetapi dia merasa ada yang salah. Ah, biar saja. Wajar saja Juan merasa tidak enak, besok dia akan pergi liburan tanpa Sovia, dua minggu bukan waktu yang singkat. Yang paling penting adalah Juan punya waktu semalaman berdua saja dengan wanitanya.
* * * * *
Siangnya Sovia menyiapkan keperluan Juan. Mereka melewatkan sarapan. Dan itu semua disebabkan oleh Juan. Wanita itu tidak dibiarkan tidur dengan tenang. Juan mengerjainya habis-habisan. Jangan tanya sudah ada berapa bungkus pengaman yang ada didalam tong sampah. Sovia sampai terpaksa harus bangun subuh hanya untuk melanjutkan mengemasi keperluan liburan Juan yang sempat tertunda. Itupun harus kembali tertunda akibat ulah Juan.
Dan lihatlah Sovia sekarang. Wanita itu harus berjalan kesana-kemari mencari barang, mengemas, lalu menyiapkanya untuk lelaki itu. Sementara Juan tengah mengamatinya sambil menikmati makan siang buatan Sovia. Dia jadi heran, dia ini istrinya Juan atau ibunya? Kenapa rasa-rasanya Sovia lebih mirip seorang ibu yang sibuk menyiapkan keperluan sekolah anaknya, sementara sang anak sedang memakan sarapanya?
"Kamu udah kayak lagi nyiapin keperluan sekolah anak. Ribet banget sih Vi." Cibir Juan terkikik geli. Sovia mendelik sebal. Juan semakin tertawa puas.
Lelaki itu melihat jam ditanganya, kemudian kembali menatap Sovia, menepuk-nepuk pahanya sambil tersenyum mesum. Sovia memandangnya curiga. Tingkah jahil apalagi yang akan Juan lakukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]
Short StoryKumpulan cerita pendek dari berbagai genre.