The Thief (2/4)

62 11 0
                                    

#romance #part2


Semuanya bermula dari malam itu. Malam dimana seharusnya Lusi ikut dengan sang papa untuk perjalanan bisnis ke luar negeri. Tapi entah kenapa baru satu jam menginjak negara tetangga, Lusi merasa bosan dan memutuskan untuk terbang kembali ke rumah. Lusi baru selesai mandi ketika lampu rumahnya tiba-tiba mati. Aneh pikirnya. Ia memutuskan untuk tetap berada di dalam walking closet mewahnya. Hingga suara benda digeser kesan-kemari membuat Lusi penasaran.

Lusi bukan gadis penakut, pikirnya buat apa takut jika dulu dia pernah hampir mati saat masih kecil. Lusi melongokan kepalanya, mendapati seseorang dengan jumsuit merah dan topeng tengah mengubrak-abrik kamarnya.

"Money heist!?" Batinya histeris.

Baru dua hari lalu Lusi menamatkan serial Money Heist versi Korea, jadi wajar jika didalam imaginasinya saat ini adalah visual para pemainya yang diluar akal sehat. Lusi mengendap-endap berniat menarik topeng yang perampok itu kenakan. Sayangnya sang perampok cukup peka dalam mengetahui keberadaanya. Orang itu berusaha kabur namun Lusi sempat menjegalnya hingga tersungkur. Sebuah benda yang teramat Lusi kenali terpelanting jatuh. Menyadari benda incaranya terjatuh, si perampok hendak mengambilnya. Lusi yang sepemikiran juga ikut mengambilnya. Alhasil mereka tarik-tarikan hingga entah bagaimana Lusi berhasil melepas topeng si perampok.

Tidak adanya penerangan seharusnya membuatnya tidak masalah, hanya saja malam itu dewi fortuna seolah muak dengan si perampok. Bulan yang bersinar teramat terang mampu membantu Lusi melihat jelas paras si perampok. Lusi tertegun sejenak, matanya membulat takjub.

"Anjir, ganteng banget." Gumamnya sebelum akhirnya pingsan karena kepalanya pening.

Seseorang telah berhasil memukul kepala Lusi hingga pingsan. Sebelum pingsan sepenuhnya, Lusi sempat berucap. "Aku akan menemukanmu."

Dan sehari setelah kejadian, polisi yang melakukan penyelidikan menyodorkan beberapa foto kepada Lusi. Ia hanya menggeleng menampakan raut bingung meskipun sebenarnya matanya sempat terpusat pada sebuah foto. Foto dimana terdapat seorang lelaki berkulit putih seputih susu, bermata sipit dengan raut datar. Ketemu! Batin Lusi riang.

Seolah Dewi Fortuna begitu menyayanginya, Lusi dipertemukan dengan sang perampok yang telah ia klaim sebagai miliknya itu. Lusi tengah mencari keberadaan sang perampok kala itu dan entah punya urusan apa, beberapa preman bertubuh besar menghadangnya dan hendak membawanya. Saat tubuh mungil Lusi sudah diangkat paksa, preman-preman itu nampak berhenti lalu hening. Lusi coba melihat apa yang terjadi. Senyum Lusi mengembang cerah ketika mendapati dua orang tengah berdiri tidak jauh dari mereka. Satu diantaranya adalah lelaki yang seharian itu Lusi cari.

"Felix! Felix! Mereka mau menculikku, aku mau diperkosa!" Teriak Lusi histeris.

Lelaki bernama Felix itu menghisap habis rokoknya sebelum membuang puntungnya lalu diinjak. Satu-satunya yang tertangkap dalam indera pendengaranya adalah diperkosa. Satu perintah dan Lusi langsung diturunkan. Sesaat setelah kakinya menginjak tanah, Lusi berlari menghampiri lelaki bernama Felix itu, bersembunyi dibalik punggungnya sambil merengkuh lengan Felix yang ternyata diluar dugaan sangat halus. Agaknya Lusi sengaja sedikit memanfaatkan situasi.

Mulai saat itu Lusi jadi rajin menggunjungi daerah tersebut. Lusi yang mulanya tidak tau markas Felix dan teman-temanya nongkrong jadi tau karena para preman yang berjaga menganggap Lusi adalah wanitanya Felix. Lelaki itu risih dan menolak keberadaan Lusi. Bahkan Felix mengusirnya secara kasar saat menyadari bahwa Lusi adalah gadis yang malam itu berhasil melepaskan topengnya saat merampok.

Lusi sendiri tidak perduli dengan banyaknya penolakan, makian, dan pengusiran yang Felix lakukan. Dia terus saja datang, menempel pada Felix, hingga berani mengusiri setiap perempuan yang sengaja datang untuk menggoda Felix. Harus Felix akui, sedikitnya ia terbantu akan hal itu, akan tetapi keuntungan kecil tersebut tidak lantas membuat mengubah sikapnya.

The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang