7 Hari di Pulau Bali (3/3)

37 9 2
                                    

#fiksi-romansa

________________________

Song : NCT Dream - Hello Future
________________________

Missed abortion adalah
kondisi yang menyebabkan
wanita mengalami keguguran
tanpa adanya gejala apa pun.
(Source : halodoc.com)
________________________



Samar-samar Fifi mendengar benturan wadah cup pudding dengan papan kayu, tidak keras namun entah mengapa justru mengagetkan. Ia menoleh kesegala arah, tak berani menatap Eros, nyalinya menciut hanya dengan merasakan tatapan tajam dari pria itu.

"Dimana?" Tanya Eros tenang tapi tersirat sebuah ancaman di dalamnya. Fifi hanya diam.

"Dimana dia sekarang?" Tanya pria itu lagi, kali ini nada bicaranya sedikit meninggi tak sabaran. Tapi Fifi tetap diam.

"Fi..!!"

Bentakan Eros kali ini cukup membuat tubuh Fifi berjengit merinding. Sontak ditatapnya pria itu dan mendapati Eros tengah menatapnya marah.

"Gak ada." Jawab Fifi sekenanya.

"Apa maksud kamu gak ada?"

Eros memejamkan matanya berusaha meredam kesal. Lihat wanita itu, bukanya menjawab malah menatapnya sengit. Bibir itu yang seharusnya digunakan untuk menjawab malah digigit seolah sengaja menahan agar tidak sepatah katapun keluar dari sana. Eros jadi bingung, ia harus marah atau menerjang wanita itu.

"Kamu titipin di panti asuhan mana—"

"Gak ada Eros! Gak ada!"

"Kalau gitu kamu jual kemana—"

"Kamu ngerti gak sih! Gak ada! Dia gak pernah lahir!"

Kali ini giliran Eros yang terdiam. Rautnya datar, entah apa yang ada dipikiran lelaki itu, mulanya Fifi tak tahu dan tidak berusaha untuk menerkanya, akan tetapi tindakan gila Eros setelahnya cukup menjawab segalanya.

Lelaki itu menarik selimut yang tengah Fifi gunakan, naik ke atas tempat tidur dan memerangkap tubuh wanita itu seenaknya. Fifi panik sendiri, meronta ketika Eros dengan kurang ajarnya menarik turun jeans pendek yang ia kenakan. Tindakan gila lelaki itu tidak berhenti sampai disana, sekarang ia sedang menurunkan resleting celananya sendiri tanpa tau malu.

"Kamu harus ganti rugi. Saya mau anak saya hidup lagi." Tegas Eros tanpa perasaan.

"Mana bisa begitu! Minggir!"

Fifi mencoba meronta, menendang ke segala arah meskipun percuma. Apa yang mau ditendang kalau badan besar lelaki itu berada kukuh diantara kedua pahanya.

"Bisa. Kamu harus hamil anak saya lagi."

"Hamili saja perempuan yang di resort kemarin jangan aku!"

"Enggak. Saya maunya kamu."

"Eros!! Kamu gila!!"

Fifi berteriak frustasi, dia benar-benar tidak bisa melarikan diri. Mata Fifi kini tak santai ketika Eros menyibak kaosnya, mempertontonkan keseluruhan kulit perut Fifi begitu saja. Untuk pertama kalinya Fifi menyesal mengenakan kaos berpotongan crop.

Tubuhnya terjebak, punggungnya sudah menyentuh kepala ranjang yang terbuat dari kayu dan jelas tidak lagi menyisikan ruang untuknya mundur lebih jauh. Sementara jika dia maju sedikit saja maka sudah dipastikan masalah yang lebih besar akan terjadi. Untungnya kedua tanganya tidak dicekal seperti dalam adegan-adegan pada novel erotis yang sering Fifi baca, sehingga wanita itu masih bisa menahan bahkan mencakari lengan Eros yang tengah mengelusi permukaan kulit perutnya.

The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang