7 Hari di Pulau Bali (2/3)

29 10 0
                                    

#fiksi-romansa

________________________

Song : NCT Dream - Hello Future
________________________



Fifi hanya bisa berguling kesana-kemari di atas kasur empuk rumah Eros. Pria itu seperti hantu yang mengikutinya kemana-mana. Enam tahun lalu di Queensland adalah pertama kalinya mereka bertemu, tanpa menyebutkan dengan jelas identitas masing-masing. Fifi yang memang membatasi interaksi dengan orang asing kala itu sebisa mungkin menghindari siapapun di luar circle kelompoknya. Meski begitu iblis tetap berhasil meruntuhkan pertahanan diri Fifi. Nyatanya pria yang baru ia temui itu berhasil menariknya ke atas ranjangnya. Ah! Sudahlah, itu hanya akan menjadi masa lalu saja.

Hingga pria itu muncul lagi. Di resort dan juga di rumah ini, dalam wujud sebagai om-nya Anggi. Alkohol sialan itu kembali membuatnya berakhir bersama pria yang sama seperti enam tahun lalu. Kemudian pria itu kembali muncul sebagai kerabat Anggi. Saat pertama kali Anggi mengenalkan Eros kepada keluarga Mahesa, Fifi hanya bisa menghela nafas jengah, sementara Eros menyeringai diam-diam. Fifi merasa usahanya mencari celah untuk kabur dari pria itu menjadi sia-sia.

Fifi pikir hanya sampai makan siang lalu ia akan segera terbebas dari tatapan tajam Eros. Tapi kenyataan selalu tidak pernah sesuai harapan. Tiket pesawat untuk hari ini dan besok semuanya full booked. Fifi curiga kalau dalang dari habisnya tiket pesawat adalah ketiga sahabat Mahesa yang sudah take off pagi tadi.

Kepalanya semakin berdentum memikirkan semua kebetulan sialan antara dirinya dan pria itu. Perutnya serasa diaduk menimbulkan rasa mual namun tak sedikitpun isi perutnya mau keluar. Ia ingat telah memasukan minyak telon ke dalam tasnya, tapi hingga semua isi tasnya sudah keluar berantakan, Fifi tak kunjung menemukanya.

Berniat untuk meminjam minyak telon atau apapun yang dapat meredakan mualnya, Fifi beranjak dari tempat tidur untuk mencari siapa saja yang ada di rumah ini. Wanita itu berdecak antara kagum dan kesal karena masih sempat-sempatnya dia nyasar sambil melihat-lihat rumah besar ini.

"Ngapain kamu keluyuran? Kesasar karena gak nemu jalan kabur?"

Fifi menghela nafas jengah untuk kesekian kalinya. Tanpa melihatpun ia tau bahwa yang sedang bertanya padanya adalah sang tuan rumah, Eros. Langkah kaki pria itu terdengar semakin mendekat. Tubuhnya menjulang di depan Fifi. Kepala pria itu meneleng mencoba memperhatikan wanita di hadapanya dengan seksama. Fifi mendongak mendapati dahi Eros berkerut dan mata memincing curiga.

"Nyari bu Dewi mau minjem minyak telon." Ucap Fifi apa adanya.

Bu Dewi adalah asisten rumah tangga Eros. Dahi Eros semakin berkerut curiga. Mengerti arti raut pria itu, Fifi kembali menghela nafas.

"Aku tuh pusing, mual, pengen muntah tapi gak ada yang dimuntahin. Bagus deh ketemu kamu."

"Mau minta tolong saya?"

"Ide bagus, tapi bukan itu. Untung ketemu kamu, siapa tau abis liat mukamu aku jadi muntah."

Mendengar decakan kesal dari Eros membuat Fifi nyengir saja. Wanita itu kembali clingukan kesana-kemari mencoba mencari keberadaan manusia selain Eros. Merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Fifi berjalan melewati Eros begitu saja, membuat pria itu menatapnya semakin tajam. Dia tuan rumah tapi sejak wanita itu datang, Eros merasa diabaikan.

"Bu Dewi sedang keluar, di rumah tidak ada orang."

Setelah mengatakanya, Eros terdiam, baru menyadari keanehan ucapanya. Dan benar saja, Fifi sudah berbalik sambil menatapnya datar, alisnya naik sebelah kemudian satu sudut bibirnya tertarik ke atas.

The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang