[NEW] The Hating List (2/3)

16 6 0
                                    

#romansa #romcom #part2





Mas, maafin Bayu. Bayu terpaksa harus pergi ninggalin acara. Diah hamil, mas.
Jaga Elea ya mas, dia wanita baik.
Semoga mas Dika gak marah.

Bangsat! Drama macam apa ini! Detik itu juga Lea mengutuk Bayu!

Semua orang terkejut dan panik. Pihak keluarga Lea marah besar. Rana sudah mengomel kesana-kemari. Sementara Fifi hanya diam memeluk Lea mencoba menenangkan dirinya sendiri agar tidak mengobrak-abrik venue pernikahan. Masa bodoh, hotel tempat venue pesta adalah milik kekasihnya, Fifi tak mau ambil pusing.

Samar-samar terdengar ibunda Lea menangis, meratapi nasib anak perempuan semata wayangnya. Wanita seusia Lea yang gagal menikah akan mendapat cap buruk dari masyarakat.

Dan disaat kacau itulah sebuah suara berhasil mengalihkan perhatian semua orang. Suara cempreng khas anak-anak itu mengemukakan sebuah penyelesaian yang tidak terpikirkan oleh para orang dewasa disekitarnya.

"Ayah gantiin om Bayu aja kalo gitu."

Alina. Gadis kelas enam sekolah dasar itu menatap orang-orang dewasa disekitarnya. Ia berlari kecil menuju sang ayah, memeluknya lalu menatap sang ayah serius.

"Kasian Kak Elea, Yah. Ayah harus bantuin Kak Elea."

Dika yang ditodong seperti itu jadi gelagapan. Ini kali pertama gerak-gerik Dika dapat dibaca dengan mudah. Selain pekerjaanya, hal lain yg Lea benci dari Dika adalah pria itu sulit. Karakter dan segala yang ada pada diri pria itu rasanya abu-abu bagi Lea.

Dika berlutut dihadapan putri tunggalnya. Pria itu mengulas senyum mencoba menjelaskan bahwa permintaan Alina tidak akan pernah bisa ia lakukan. Dika bukanya tidak menyadari bahwa Lea begitu membencinya, terlepas dari sikap sopan wanita itu selama ini, Dika tau Lea selalu mencoba menghindarinya.

"Gak bisa gitu Alina. Kalo ayah gantiin om Bayu itu artinya ayah harus menikah sama Kak Elea. Alina—"

"Alina mau kok, Kak Elea jadi ibunya Alina. Kak Elea kan baik, Yah."

Dika kembali hendak membujuk Alina mengurungkan usul konyolnya tersebut, namun orangtua dari kedua belah pihak malah serempak menyetujui ide gila itu. Dika berdiri menatap Lea. Sangat nampak raut tidak senang dari wanita itu. Bahkan Lea meninggikan suaranya pada sang ibu karena saking frustasinya. Tidak lama setelah perdebatan antara ibu dan anak itu, Lea berjalan menghentakan kaki menghadap Dika. Perbedaan tinggi membuat Dika harus menunduk cukup dalam sementara Lea harus mendongak tinggi-tinggi.

"Aku mau bicara. Berdua."

Dika hanya mengangguk menanggapi ucapan ketus Lea. Wanita itu mengekori Dika, keluar kamar utama melewati sofa-sofa yang penuh barang. Kamar suit yang disediakan pihak hotel untuk mempelai memang cukup luas dengan satu kamar mandi di dalam kamar utama dan lainnya berada dekat pintu masuk. Dan Dika menggiring Lea memasuki kamar mandi dibagian luar kamar utama.

"Harus banget ya mas?!" Baru juga Dika menutup pintu, Lea sudah menggeram kesal.

Dika hanya diam, menunggu luapan emosi yang mungkin saja Lea keluarkan padanya.

"Maksudku, aku batal nikah juga gak masalah lho mas, dari pada Bayu kaburnya pas udah jadi suami aku kan malah ngerepotin!"

"Sekarang juga ngerepotin." Balas Dika tenang.

Lea melotot, tanganya mengepal seolah siap menghantam Dika kapanpun.

"Kamu gak mau nikah sama saya?"

"Enggak! Aku gak mau jadi istri polisi! Ogah! Hih!" Lea bergidik ngeri membuat Dika menaikan alis penasaran.

The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang