[NEW!] The Hating List (3/3)

16 7 0
                                    

#romansa #romcom #last.part

Pukul setengah delapan malam, dan Lea harus terjebak dalam satu kendaraan bersama Dika. Oh, tentu saja, semua ini karena kekasih Fifi yang tiba-tiba muncul di unit apartemen Rana setengah jam lalu. Tidak masalah, hanya saja pria yang turut hadir bersama kekasih Fifi yang membuatnya menjadi masalah bagi Lea. Ia tau bahwa kedua lelaki itu pernah beberapa kali bertemu, yang tidak Lea ketahui adalah sejak kapan keduanya saling tukar nomor kontak.

Hampir separuh perjalanan dihabiskan tanpa ada satupun yang berbicara. Tidak Lea maupun Dika. Mungkin pria itu memilih diam karena sedang konsentrasi dibalik kemudi. Sementara Lea diam-diam akan melirik Dika, memperhatikan pria disebelahnya. Tidak ada yang salah dengan sosok Dika. Justru sosok Dika yang ia kenal selama dua minggu usia pernikahan mereka jauh dari gambaran menyebalkan tiga kriteria yang ada dalam the hating list miliknya.

Dika itu susah ditebak. Perilakunya, tutur katanya, sikapnya, semuanya abu-abu. Yang bisa Lea simpulkan dari sosok suaminya ini adalah kedewasaan. Pria itu tidak pernah memaksanya, memberikan ruang bagi Lea dan sesekali akan bertanya hal-hal remeh seperti "saya mau buatin churros untuk Alina, kamu mau juga?" lalu Lea berakhir membantu Dika di dapur.

Pria itu juga tidak banyak bertanya ketika Lea menangis pasca kedatangan Bayu. Mantan calon suaminya itu pulang kemarin sore. Rumah mertua Lea kacau sore itu. Punggung Lea memar, hasil dari pertengkaranya dengan Bayu dan wanita yang Bayu bawa. Jangan tanya bagaimana keadaan Bayu. Lelaki itu jauh lebih memgenaskan. Selain bekas cakaran dari Lea, lebam akibat hantaman kuat tangan Dika juga turut mampir diwajah Bayu.

Demi menghindari kekacauan yang lebih parah, Dika memutuskan untuk sementara tinggal di rumah orangtua Lea, Alina turut dibawanya. Saat itu Dika hanya menjelaskan perihal kedatangan dan kekacauan akibat kembalinya Bayu. Lea secara khusus meminta agar lebam dipunggungnya, buah dari pertikaian dengan Bayu disembunyikan, kalau bisa dari semua orang.

Dan dari luka lebam itulah semuanya menjadi kacau.

"Kamu—"

"Iya!"

Tanpa sadar Lea membentak. Kaget karena tiba-tiba suara Dika memecah hening dan ingatanya. Lea menoleh dan tidak dilihatnya perubahan ekspresi dari wajah sang suami.

"Kenapa mas?" Tanya Lea yang sudah bisa mengatur suaranya.

"Ada yang mau saya bicarakan......penting."

Lea mengangguk, untungnya Dika sempat melirik dan melihat anggukan penuh antisipasi wanita yang seharian ini mengabaikan telpon ataupun chatnya.

Hening.

Lea menunggu, berdebar jantungnya karena Dika seolah sengaja mengulur waktu untuk sekedar berbicara hal penting kepadanya.

"Kamu menghindari saya?" Tanya Dika tiba-tiba. Lea terkesiap.

"Enggak tuh."

"Tadi pagi saya balik rumah lagi setelah antar Alina sekolah, dan kata ibuk, kamu buru-buru pergi."

"Udah ada janji sama Rana sama Fifi." Ada getar disuara Lea, dan itu tidak luput dari pendengaran Dika.

"Gak mandi?"

"Buru-buru tadi itu mas."

"Dari pagi gak mandi kamu. Jorok." Dika mengernyit sambil memencet hidungnya sendiri.

Sikap pria itu berhasil memancing kekesalan Lea.

"Enak aja! Numpang mandi ditempatnya Rana tadi itu!" Dengus Lea sambil melipat kedua tamgan didepan dada.

The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang