Defloration 1

137 11 0
                                    

#romance #fiksi #bagian1

________________________________

Konservatif :
kolot, bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yg berlaku.
(source : KBBI)

Defloration (n) /ˌdiːflɔːˈreɪʃ(ə)n/ :
The taking of a woman's virginity.
(source : lexico.com)

I'm all ears (idiom) :
Aku siap mendengarkan (curhat).
________________________________


Aku tidak akan mau memperkenalkan siapa namaku, setidaknya itu yang aku inginkan, menjadi tidak dikenal dan tidak diperdulikan. Namun kenyataan selalu bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan. Namaku Arjuna Galih Ganendra, setidaknya itu nama yang tersemat dalam akta kelahiranku. Menjadi salah satu putra konglomerat tidak menjadikanku bangga, justru aku muak. Orang-orang disekitarku hanya memandangku sebagai ladang uang. Teman-temanku tunduk padaku karena nama besar dan seberapa besar pengaruh keluargaku. Para perempuan rela melemparkan dirinya ke atas ranjangku hanya demi sebuah tas branded keluaran terbaru. Satu-satunya yang mau memandangku sebagai seorang aku dan bukanya anak konglomerat kaya raya adalah dia.

Tapi bukan itu yang ingin aku bagikan.

Kisah dari sisi lain diriku. Terimakasih kepada teman bejatku yang menjualku kala itu. Tidak benar-benar menjual karena akulah yang menawarkan diri. Pikirku tidak ada salahnya. Aku bisa bersenang-senang sekaligus mendapat bayaran.

Namanya Dylan, pemilik usaha virtual yang dikususkan untuk usia dewasa, kalian taulah apa maksudku. Usahanya mulai melebar, bukan hanya menyediakan hiburan dewasa, namun juga merambah pada bidang jasa defloration. Tentu saja bisnis semacam ini tidak Dylan lakukan di negara tercinta kita. No, itu zina katanya. Makanya, Dylan yang adalah keturunan Indo-Amerika, mengembangkan bisnisnya di negeri paman Sam itu.

Jasa yang ditawarkan cukup diminati. Banyak gadis-gadis bule bahkan dari luar benua rela mengantre hanya untuk melepas keperawananya dengan seorang profesional. Aku bukan pemain film porno, bukan juga penyedia jasa kepuasan semalam dengan bayaran. Aku hanya membantu mereka yang ingin melepaskan status virgin, tentu saja dengan bayaran yang sesuai. Perlu aku jelaskan terlebih dahulu, bahwa dibudaya barat jika kamu terlalu konservatif maka kamu akan dianggap tidak cool. Setiap klien yang berhasil lolos seleksiku selalu kutanyai dengan pertanyaan yang sama, "why me instead your boyfriend?", kenapa aku dari pada pacarmu?. Dan jawaban mereka hampir semuanya sama, mereka ingin melakukanya dengan seorang profesional. Aku berani jamin bahwa alasan mereka itu benar adanya, sebab setiap kali aku bertugas, aku selalu mengenakan topeng.

You choose me, You follow my rule.

Pernah suatu ketika aku mendapatkan klien yang memintaku untuk bermain kasar. Jelas aku menolak. Diawal kesepakatan sudah dijelaskan bahwa hanya akan ada satu aturan, yaitu you choose me, you follow my rule. Mau seperti apa aturan mainya, itu terserah padaku.

Kalian mungkin berpikir apakah keluargaku sudah bangkrut sehingga aku rela dijual oleh Dylan. Jawabanya adalah tidak. Pendapatanku dari Dylan saja tidak ada seperempat dari hasil pendapatanku dari perusahaan keluarga Ganendra. Aku melakukanya untuk bersenang-senang mengalihkan perasaan hancur didalam hatiku. Kenapa? Nanti aku jelaskan.

• • • •

Hari ini aku kembali ke negaraku tercinta dalam rangka liburan. Oh, aku belum bilang ya, aku masih menjalani studi doctoral di NYU atau New York University. Sebenarnya itu hanya alasanku untuk menjauh dari dia. Masih ingat alasanku bersenang-senang? Dia adalah alasan dibaliknya. I could say she's my first crush, my first love, and I thought she'll be my one. Tapi dia justru tunangan dengan pria lain. Wanita konservatif yang selalu menganggapku adik kecilnya. Fuck off! Bahkan ketika aku sudah sebesar ini dia juga masih menganggapku bocah ingusan.

The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang