#cerpen #romance #marriage_life
Tick tock! Tick tock!
Suara detik jam dinding menggaung diruangan itu. Memecah hening beriringan dengan deru nafas dua insan yang sedang sama-sama menatap kosong langit-langit ruangan itu. Keduanya tampak larut oleh pikiran masing-masing. Dan selalu seperti itu setelah mereka menghabiskan malam panjang berdua.
"Gak dingin lo?" Suara maskulin si pria menggema menutupi detik jarum jam.
"Gak ngaca lo?" Balasan ketus itu terlontar dari mulut si wanita yang berada disebelahnya.
"Jam berapa?" Tanya si pria lagi tanpa mau repot menanggapi pertanyaan si wanita.
"Jamnya diatas nakas deket sama lo." Lagi-lagi si wanita berkata ketus.
Si pria berdecak kemudian melihat kesisi nakas untuk melihat pukul berapa sekarang. Jam digital itu menunjukan pukul 01:05 AM. Lama juga mainnya malam ini pikir si pria, beginilah apabila dua manusia berbeda jenis disatukan dalam satu atap selama hampir dua tahun. Lupakan mengenai aturan konyol mengenai teritori rumah beserta printilannya. Buktinya mereka akan dengan senang hati melanggar kesepakatan teritori kamar disaat-saat tertentu. Kali ini di kamar si wanita, beberapa waktu lalu di kamar si pria, dan kedepanya entah dimana, mungkin juga bagian rumah lainnya.
Si pria menarik selimut berwarna krem itu untuk menutupi tubuh polos mereka. Si wanita menurut saja, mengamit selimutnya sehingga menutupi dadanya.
"Lo gak capek, Nis?" Tanya si pria yang masih fokus menatap kosong langit-langit kamar si wanita.
"Abis lo gempur kayak tadi? Serius lo nanya gitu ke gue, Sat." Dengus si wanita.
Wanita itu adalah Canis Odette Virgo, putri dari pasangan Virgo dan Calista. Ayah Canis bersahabat baik dengan Prakas yang adalah papa dari si pria, Virgo Satria Prakasa. Tidak butuh seorang genius untuk dapat menebak apa yang terjadi diantara Canis dan Satria. Kedua ayah mereka bersahabat sekaligus partner bisnis sejak lama. Dengan jenis hubungan semacam itu, mustahil apabila kedua pria paruh baya itu tidak ingin menjalin kekerabatan yang lebih.
Perjodohan.
Itulah yang sedang dialami Canis dan juga Satria. Sudah berjalan hampir dua tahun sejak keduanya menyandang status sebagai pasangan menikah. Jangan berpikir mereka mau-mau saja dijodohkan karena adanya ketertarikan satu sama lain. Tidak, bukan karena alasan itu. Canis dan Satria hanya sudah lelah dengan rencana perjodohan baik dari pihak orangtua maupun sahabat-sahabatnya. Sejujurnya Canis dan Satria bukan tipe manusia yang susah mendapat pacar. Bahkan dalam hitungan hari, mereka akan dengan mudah mendapatkan pengganti saat kisah cinta sebelumnya kandas. Namun disaat keduanya mengetahui bahwa mereka dijodohkan, hal pertama yang ada didalam kepala mereka adalah menyetujuinya, tentu saja dengan beberapa poin kesepakatan yang mengikutinya.
"Nis..." Suara maskulin Satria kembali mengalun.
Canis yang merasa terpanggil menoleh mendapati suaminya yang masih fokus menatap langit-langit kamar. Pria itu menjadikan sebelah tangannya sebagai bantal tambahan untuk dirinya sendiri, memamerkan otot lengan yang menggiurkan. Canis jadi heran, apakah ada yang menarik dari langit-langit di kamarnya ini? Apakah karena lampu hias yang baru-baru ini Canis ganti? Canis hanya bergumam menanggapi panggilan Satria. Pria itu tidak mau mengalihkan fokusnya dari langit-langit kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tales Tell Story [Kumpulan Cerpen]
Short StoryKumpulan cerita pendek dari berbagai genre.