Lelaki berbaju terbalik itu sibuk dengan laptopnya, berusaha mempelajari laporan keuangan yang terpampang di layar. Ia menggaruk kepala, sama sekali tak paham. Bahkan sangking niatnya Andre belajar menghafal saldo normal akun hingga mencoba mencoba mengerjakan persamaan dasar akuntansi.
Ia mengacak rambut frustrasi. "Ini sia-sia." Ditutupnya laptop dengan gusar. Andai saja si pemalas Dika mau sedikit rajin pasti lelaki itu akan berguna.
Andre berdecak, menyandarkan diri hingga kepalanya mendongak. Tiba-tiba saja ponselnya berdering, ia melihat nama yang terpampang di layar. Dika.
Dengan ogah-ogahan Andre mengangkatnya. "Hmm?"
"Kok lu yang ngangkat?" Nada suaranya terdengar kaget.
"Ini 'kan HP saya."
"Tapi gua nelpon Qhela, peak!" Dika kehilangan kesabaran.
Andre menepuk dahinya. Ia lupa, Aqhela menitipkan SIM card-nya pada Andre karena ponselnya hancur. Kini ponsel itu berada di konter, berharap masih ada harapan kembali hidup.
"Qhela nitip SIM card."
"Ck, dah lah. Bye!" teriak Dika kesal, memutus panggilan sepihak.
Andre menghela napas, meletakkan ponselnya di meja belajar. Kembali merenung, tetapi ponselnya berbunyi. Ada notifikasi pesan di sana.
Andre membukanya, ia membelalak dengan apa yang dibacanya. Andre kembali membuka laptop, mencari info sebanyak mungkin.
***
Bandara ramai, membuat lelaki itu mengeratkan genggaman pada putri kecilnya. Takut itu hilang di tengah kerumunan. Tangannya yang bebas mendorong kopernya, di atas koper ada tas kecil berwarna pink milik sang anak. Mengantre untuk check in.
Lelaki itu maju, sibuk menunjukkan tanda pengenalnya pada petugas.
Ia tak mengawasi anaknya, sampai tiba-tiba seseorang dengan setelah serba hitam dan mengenakan topi mendekat. Ia berjongkok di depan gadis kecil itu.
"Adik cantik mau ini?" Gadis berusia hampir menginjak empat tahun itu mengangguk. Ia mengambil lollipop yang orang itu sodorkan.
Terlihat seringaian puas dari balik topi. "Ikut Kakak yuk! Kakak masih punya banyak."
Gadis itu mengangguk sekali lagi. Orang bersetelan hitam langsung menggendongnya, menjauh dari sana.
Indra menoleh, ia membelalak menyadari putrinya sudah tidak ada di tempat. Lelaki itu celingak-celinguk tidak memedulikan petugas yang menyodorkan boarding pass kepadanya, ia berlari menjauh dari gate keberangkatan. Mencari putrinya.
Ponselnya berdering, ia mengangkat panggilan itu. Napasnya menderu.
"Halo?"
"Halo, Pak. Enggak mungkin kabur tanpa anakmu, 'kan?"
Indra membelalakkan mata, ia mengenali suara itu. Ia meremas ponselnya.
"Di mana anak saya?" Ia bertanya dingin. Lelaki itu tidak bisa berpikir jernih lagi, bagaimana jika Nanda–anaknya kenapa-kenapa.
Tidak ada jawaban dari balik sana. Membuat lelaki itu semakin panik.
"Kalau kamu mau balas dendam, balas dendam ke saya. Jangan ke anak saya!" teriaknya marah. Beberapa pasang mata melihatnya heran. Indra tak peduli, pikirannya kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Love : Aku atau Masa Lalumu!
Novela Juvenil[Belum Revisi] [15+] PLAGIAT DILARANG MENDEKAT Sebuah cerita tentang gadis rapuh yang ingin menemukan kebahagiaannya. Berusaha mengubur kisah kelabu yang telah ditulis dalam takdirnya, ia ingin melupakan itu. Namun, seberapa kuat ia berlari sekuat...