MOS atau MPLS sudah selesai. Sekarang Susan tengah membereskan barang-barang mengambil tas kecil dari laci berniat keluar kelas.
"Eh, mau kemana?" tahan Lioni saat Susan melewati mejanya.
"Keluar, kan udah bel."
Lioni jadi tersenyum, "ke kantin?"
Susan menggeleng, "mau sholat, Ni."
Gadis Cinderella itu agak memanyunkan bibir, merasa kecewa. Iya, nama lengkapnya yang Lioni Cinderella Chantika itu memang jadi yang paling unik dikelas mereka.
Kadang digodain sama Haechan dan cowok lain di kelas yang setengah waras juga. Susan yang pada dasarnya suka marah-marah seneng tuh nyinyirin mereka yang nyepik Lioni. Makanya mereka jadi dekat.
"Gak ada temen ke kantin.."
"Lah, Ni! Itu apa??" katanya menunjuk pada kelas yang masih banyak orang.
"Belum akrab.." jujurnya mencicit kecil.
Susan jadinya menghela nafas, Lioni ini udah cantik kaya Cinderella, pemalu lagi. PANTES SI PANGERAN GAK DATANG-DATANG!!!
Apalagi kalo si pangeran pujaan udah punya pasangan.
Iya, jadi ceritanya Lioni ini kesemsem sama pesona kakak yang ngisi pas MOS kemarin, si Jeffrey.
Hari keempat MOS, baru dia cerita kalo dia suka sama si kakak OSIS itu pada Susan.
Susan mah cuma meringis aja dengernya, ya emang menurut dia anak OSIS kemarin tuh biasa aja. Tapi kan gak tau yang lain!!
"Ikut gue aja, yuk. Cuma sholat bentar aja kok!" ajaknya dan Lioni langsung menggeleng keras.
"Nanti ketemu kak Jeff sama pacarnya," ucapnya lesu.
Salah Susan memang yang waktu itu mengajaknya untuk mengajak gadis itu ke mushola tapi lewat koridor 11 IPA sekalian keliling sekolah.
Yang mana saat diujung belokan, mereka melihat Jeffrey sedang tersenyum lembut sambil mengelus rambut seorang gadis bule entah kelas berapa.
Lioni yang melihat itu, merasa hatinya patah begitu saja. Apalagi panggilan sayang yang keluar dari mulut Jeffrey membuat harapan gadis itu makin pupus.
Susan menggaruk kepalanya, matanya berkeliling mencari teman untuk gadis didepannya itu.
"Sus!" panggilan itu membuat si empunya nama menoleh.
Ah, tidak! Lebih tepatnya mendongak karena adanya perbedaan tinggi yang cukup lumayan antara mereka.
"Apa?"
"Gak ke mushola?" tanya Galih.
Susan mendecak, "bentar, nyari temen!" jawab gadis itu.
Galih jadi memandang Lioni yang masih menahan lengan Susan. Membuat cowok paling tinggi dikelas itu mengernyit.
"Lah, Singa bukannya beda server?"
"Ha?" Susan dan Lioni kompak melongo.
Galih merapatkan bibir, "itu Lioni, kan arti namanya Singa!" katanya menunjuk Lioni membuat Susan yang jadi mengumpat.
"Yang gue tau, di google nama yang artinya Singa itu Ari!"
"Google yang lo baca kurang lengkap kali!" celetuk pemuda itu.
Susan melengos saja, sampai matanya menangkap sosok familiar.
"Helena!" panggilnya.
Gadis yang dipanggil itu menoleh, "ya?" tanyanya menunjuk diri dibalas anggukan Susan.
Helena beranjak dari bangkunya, mendudukkan diri disamping Lioni. Karena sejak tadi gadis itu duduk sambil menahan tangan Susan.
Jadinya Susan lah yang capek berdiri dan capek hati!
"Lo sholat, gak? Temenin Lioni nih. Masih canggung katanya!"
Helena mengerjap, agak bingung sebenarnya mendengar apa yang disampaikan Susan.
Pasalnya Susan itu selama seminggu kemarin dianggap sebagai cewek cuek bermulut pedas yang suka ngegas. Makanya dia heran Susan perhatian sama kawan begini.
"Aah... Iya, oke kok. Gue lagi libur juga!" jawab Helena akhirnya.
"Hm, Ni, kalau masih canggung sama Yuqi aja atau sama Naya. Bentar lagi tuh bocah juga balik," pesan gadis itu sebelum akhirnya beranjak ke mushola bersama Galih.
"Iya, makasih! Jangan lupa doa abis sholat!" peringat Lioni membuat Susan berbalik.
Gadis itu menyeringai, "hm, ntar gue do'ain biar hati lo kuat liat kak Jeffrey sama pacarnya!" katanya santai yang dibalas umpatan kasar Lioni.
*****
Arjuna Rendi, saat MOS dia terpilih jadi wakil ketua karena kalah suara dari Mark Alexander si bule.
Sebenernya kalah ganteng juga, gitu kata Susan!
Orangnya baik, cerdas, tapi satu! Suka ngomel! Kaya sekarang.
"HAECHANNNN!!!!"
"APA ARJUNNN!!!"
"Itu sapu kelas napa malah lo jadiin gitar! Ntar kalo patah gimana?!" katanya galak.
Haechan mendesah pelan, bahkan Mark yang notabene ketua kelas gak secerewet Rendi!
"Gampang elah, duit kas ada. Beli lagi!" katanya tak peduli kembali melanjutkan konser khayalan bersama Yaya didepan kelas.
Rendi mendengus, mengambil nafas bersiap mengomel lagi.
"Lo pikir ngumpulin kas tuh gampang?! Duit kas juga dipake buat keperluan kelas yang lainnya, Bambang!!"
"Apasi, Jun?! Ribet bener, noh minta sumbangan sama si Chelo duit jajan nya banyak!" sahut Haechan lagi.
"Apa? Kok gue?" tanya Chelo yang duduk dipojok kelas sambil bermain HP. SOK POLOS!!
Atau bagi dia itu emang udah biasa.
Jadi, waktu hari terakhir MPLS kemarin. Si Chelo traktir satu kelas makan di kafetaria sekolah di lantai satu.
Katanya perayaan selesai MPLS, dah bukan anak baru lagi.
Saat mau bayar, dia dengan santai ngeluarin dompet yang tebelnya hampir segenggaman tangan.
DAN ISINYA TUH DUIT WARNA MERAH SEMUA!!! WALAU ADA DUA RIBU NYELIP, DIA BILANG, 'ITU KEMAREN KEMBALIAN BELI PERMEN. YANG JAGA NENEK-NENEK GAMAU DITINGGAL, PADAHAL DUIT GUA LIMA PULUH RIBU.'
Semua ternganga, sampai Yaya yang sadar duluan langsung nanya, 'dikasih kembaliannya gak cuma dua ribu kan?' tanyanya dengan mata memicing.
Chelo malah tertawa, 'pas itu isi dompetnya dua ribu semua. Terus gue dikasih selembar.'
SANTAI GITU YA ANJIRR!!! KALO BENTUKAN KAYA YAYA MUNGKIN UDAH GAK JADI BELI!
ATAU KAYA ORANG NORMAL YANG LAIN MAH BAKALAN NGOMEL-NGOMEL. LAH INI SI CHELO SENYUM!!
Dan saat itu, Galih yang tak tahan juga ikut menyeletuk, 'gue curiga orang tua lo ngajarin abis makan lap tangan pake uang bukan tisue basah.'
Ditambah Susan yang tidak bisa move on dari keterkejutan nya, 'gue lebih curiga, bener kata Aji kalo dia makan pake serbuk emas!'
Dan begitulah bagaimana Chelo langsung menjadi milyarder diantara para rakyat jelata X-3
***
A. N:
Dah dibilang, Rendi dikelas gue tuh hina :((((
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
Teen FictionKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...