02. Orang Baru

134 19 0
                                    

Seorang gadis melangkah pelan dengan canggung. Ini hari pertama sekolah, ia tidak ada teman.

Walaupun tadi di aula sudah sempat berkenalan dengan beberapa orang. Saat keluar dari sana menuju kelas mereka terpisah masing-masing.

"Eh, Haiiii... Gue Haechan," sapa seorang cowok membuatnya terlonjak agak kaget karena tiba-tiba sudah ada cowok itu berjalan disampingnya.

"Sampah, anjirr!" umpat seseorang dibelakang pemuda itu menabok kepalanya gemas.

"Anj-apasi Jun!?" geramnya tak terima dipukul.

"Gue enek, ya! Lo baru masuk dah hampir modusin semua anak di MPLS tadi!"

Sekarang jam sebelas, MPLS alias Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MOS baru saja dibubarkan setelah pembagian kelas.

Tapi nanti OSIS akan melanjutkannya lagi, setelah sesi ishoma.

Naya, nama gadis itu semakin mempercepat langkah. Meninggalkan dua cowok yang masih tabok-tabokan disertai umpatan dibelakangnya.

Ia sampai didepan pintu kelas, memasuki kelas barunya yang perlahan mulai ramai.

"Eh, tadi liat gak kak ketos nya? Ganteng banget anjirrr!! Sumpah, gue gemes!!"

"Ih, apaan tadi gue papasan sih anjir pas nyari kelas! Dia manggil gue, eh dah geer aja. Taunya gue salah jalan, nyet! HUH, MALU BENER GUAA!!"

Suara dari gadis-gadis yang duduk di meja depan itu tak ia hiraukan.

Emm.. Sebenarnya hanya malu untuk sekedar menanggapinya.

Mata sipit khas dari keturunan Jepang yang ia miliki mengedar. Mencari bangku yang kosong.

Ada satu bangku kosong di baris kedua, tapi disisinya laki-laki. Ia menggelengkan kepalanya kembali mencari yang lain.

Sampai matanya menangkap ada kursi kosong di barisan dekat jendela yang sudah diisi seorang gadis dikursi satunya.

Ia berjalan mendekat dengan langkah canggung. Gadis yang duduk disana masih merunduk pada kertas poin pelanggaran yau tadi dibagikan di aula.

"Ehm.. Boleh duduk disini gak?"

Gadis cantik dengan wajah agak chinese mendongak, kemudian mengerjap sadar, "ah, boleh kok," jawabnya melempar senyum sambil bergeser ke samping tembok.

Naya mulai meletakkan tas, lalu duduk dan merapikan barangnya.

"Eh! Lo yang tadi kan? Hitomi bukan?" ucap gadis disampingnya itu sambil mengulurkan tangan.

Naya membalas uluran tangan hingga mereka bersalaman sambil memutar memorinya mencoba mengingat gadis ini, "Iya, aku Naya Hitomi," katanya setelah tersadar kalau gadis ini tadi duduk didepannya saat di aula.

"Susan!"

"Gue Haedar!" sahut suara didepan kedua gadis itu membuat keduanya menoleh.

Naya tersenyum canggung, sedangkan Susan mengangkat alisnya tinggi. Menatap pemuda yang tersenyum lebar duduk didepan mereka itu.

Cowok yang tadi menyapa Naya dengan nama Haechan itu meringis membuat tatapan gadis itu terpaku pada senyum ah, seperti seringai miliknya.

"Eh, salaman juga dong," ucap Haechan ingin meraih tangan Naya, untuk menjabat nya.

Susan yang memandangi itu jadi mendecak, tak tahan untuk maju, "apa sih sok akrab!" katanya galak sambil menepis tangan Haechan.

"Ya makanya ini kenalan biar akrab," jawab Haechan enteng.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang