"Lama bener ini yang masak siapa sih, anjirr??"
"Lo ngomong sekali lagi gue tonjok!"
"Nyinyinyinyi.. Anceman lu kaga ada yang lain apa, Lat?" tanya Yaya.
"Masih untung baru diancem! Ntar kalo ditonjok beneran lo nangis!" cibir Rendi.
Yaya menggerakkan bibirnya sebal.
"Men-temen!!!!!!"
Semua orang mendongak, menatap datar tanpa ekspresi pada si pelaku. Tidak semua juga, sih. Karena ada saja mulut kurang ajar yang mengeluarkan celetukan-celetukan nyeleneh.
"Lo masaknya di Perancis apa gimana sih, Len??" tanya Yujin.
Yaya jadi mengerutkan keningnya. "Perapatan Ciamis??"
"Bukan, bego! Perancis yang di Eropa!" umpat Haechan mendengus.
"Oh, yang tetanggaan sama Jerman, kan??"
"Mana ada! Jerman deket sama Denmark!" ucap Chelo.
"Sok tau!" Yaya mencibir. "Mark aja tau kok Jerman sama Perancis tetanggaan! Ya kan Mark?"
Mark mengerjap. "Gue kan orang Kanada. Kanada di Amerika bukan Eropa," jawabnya memilih tak ikut-ikutan.
Rendi dan Galih mendecih sinis. "Dasar bule gak guna!"
Yaya mendengus. "Sus! Negara tetangga Perancis itu Jerman kan?" tanyanya.
Susan menoleh sebentar, kemudian fokus menata piring kertas untuk sarapan. "Halu!"
"Lah? Yang suka halu kan elo!"
"Sejak kapan Jerman sama Perancis deketan, monyet! Bener kata Chelo, Jerman tetangganya Denmark! Kalo Perancis itu deket sama Spanyol!" ujar Susan.
"Bohong kan lo?!" tuding Yaya tak terima.
"Buka google. Kalo gue bener, lo harus download-in gue lima drama China. Full episode!" tantang gadis itu berhasil membuat Yaya kicep.
Chelo bertepuk tangan, mendukung Susan. "Ayo, Ya! Buruan buka google, liat apa Jerman sama Perancis beneran negara tetangga!" suruhnya.
Yaya menelan ludahnya kasar. Sepertinya ia harus diam atau kuota untuk mabar nya habis karena bertaruh dengan Susan yang memiliki otak full.
"Eh, menu sarapannya apa Len??" tanyanya berusaha mengalihkan topik.
"Yahh.. Gak berani dia!!" ledek James tertawa keras.
"Diem lu, Jamet!"
"Tau nih Jamet berisik aja, huuuu.." seru Karina.
"Huuuuuu!!!!"
Satu kelas malah jadi menyoraki James.
James mengumpat. "Ngapa jadi gua, anjing?!"
"Udah, ya! Gue laper dengerin lo semua ngoceh. Dari yang bahas menu jadi nyasar ke negara tetangga. Mending makan aja!" lerai Yuki.
Helena mengangguk. "Hari ini kita makan nasreng!!!" serunya semangat.
Semuanya terdiam, saling tatap satu sama lain.
"Nasreng apaan anjir??" tanya Yaya menatap teman-temannya.
Yang lainnya juga jadi terdiam. Ada beberapa yang menggeleng. Entah karena memang tak tahu atau tak paham.
Helena melongo. "Yaya gak tau nasreng??"
Yaya sontak saja menggeleng.
"Ck, ituloh.. Karena semalem pada banyak yang lebih milih makan mie, jadi nasinya masih banyak. Makanya digoreng aja buat menu pagi ini!" jelas Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
Novela JuvenilKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...