This part is special to celebrate your special day
Happy Birthday Bestie :)
*****
James meletakkan tasnya diatas meja dengan kasar. Membuat Jeno yang tengah memejamkan mata dengan headset yang menyumbat telinganya terganggu.
Jeno melepaskan headset nya, ia menoleh pada teman sebangkunya yang baru saja mendudukkan diri itu.
"Kenapa?"
"Ngapain lo nanya-nanya?!" Balas James datar.
Jeno melengos malas.
"Serah."
James melipat tangan diatas meja. Kemudian menumpukkan kepalanya disana. Pemuda itu menghembuskan nafas panjang.
"JAMIE! JAMIEE..."
"APA?!"
"SANTE AE DONG BESTAI! KAGET GUE!" Balas Yaya sewot.
James mendecak. "Apa sih, njing? Gue lagi gak mood."
"Mau nanya— woah.. anjirr!! Muka lo bonyok gitu kena apa, njing?!"
"Dicium Tawon," sahut Jeno.
Yaya mengumpat. "Kalo dicium Tawon bengkak doang, Paul! Itu mukanya si Jamet biru."
"Ya udah jelas kena tonjok. Lo pake nanya, goblok!"
"Tau nih Yaya goblok huuu..." Seru Yujin yang baru saja mendekat.
"Lo berdua kalo gue tampar enak kali ya?!"
"Lo dulu coba sini!"
"Bangsat, ngajak gelud lo?!" Yaya menggulung lengan bajunya berlagak menantang.
Begitupun Yujin yang mendongak dengan raut songong. Jeno yang melihat itu memilih kembali mendengarkan lagu.
"Mau lewat misiii..."
"Eh, ada Ibu sekretaris.."
"Ibu sekretaris apa Ibu James Alimin?" Ucap Yaya menggoda.
Yujin mengerutkan keningnya. "Ibu James Alimin? Tante Shena berarti dong?"
James sendiri langsung menoleh cepat. "Lo tau nama Mama gue darimana?!"
"Pas Mark bawa data siswa," jawab Yaya jujur.
"Biar apa lo ngehapal nama emak orang?!"
"Halah, paling buat bahan ngeledek. Nih, anak kan otaknya gak beres!" Sahut Yujin membuat Yaya mengumpat untuk yang kesekian kali.
Helena sendiri tak menanggapi, gadis itu duduk di kursinya diikuti tatapan lekat dari bola mata hitam pemuda dibelakangnya.
"Susan kok gak masuk-masuk ya?" Keluh Yuki mengerucutkan bibirnya.
"Masuk kemana dulu? Enak gak yang dimasukin?"
Kalimat yang baru saja diucapkan oleh Yaya langsung saja dihadiahi tabokan keras dipunggung oleh Jeno yang akhirnya geram juga.
"Harusnya yang ditabok mulutnya, Jen!" Kata Aji kompor.
"Eyy.. yang kotor itu otaknya!" Celetuk Chelo.
"Sama aja, masih satu raga," sahut Rendi yang duduk dimeja guru.
Haechan langsung menegak. "Bakar aja Yaya! BAKAR!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
Teen FictionKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...