Helena mengangkat kertas ditangannya yang terdapat tulisan JANGAN BOHONG membuat Galih mengangguk kecil kemudian membalikkan badannya sambil menepuk bahu Haechan.
"JANGAN BOHONG," serunya keras agar pemuda didepannya itu bisa mendengar.
Iya, mereka lagi main whisper challenge. Gak pake headphone tapi pake headset yang tersambung ke ponsel masing-masing dengan lagu yang terputar menggunakan volume paling tinggi.
Apalagi diluar kelas tepatnya dibawah lagi ramai karena pertandingan.
Bukannya nonton, X-3 lebih milih ngadem dikelas sambil nunggu pertandingan basket GHS vs SMA Xaverius jam sepuluh nanti.
Makanya, sambil mengisi kekosongan dan biar gak gabut. Mark nyaranin mereka main game ini.
Awalnya sih terinspirasi setelah melihat Helena yang nonton drama di laptop. Karena berisik, cewek itu pake headset yang dia bawa karena pada dasarnya juga dia gak punya headphone.
Jadilah ketua kelas kesayangan X-3 ini terilhami!
Sekaligus buat ngisi vlog nya Haechan yang baru aja keterima jadi trainee di salah satu klub e-sport.
Mereka gak percaya awalnya, tapi setelah dua kakak kelas mereka— Centauri Bintang yang merupakan atlet e-sport sekaligus center ekskul cheerleaders— bilang kalau itu bener. Baru mereka percaya!
Haechan yang tadinya asyik mendengarkan lagu jadi mengernyit. Ia tak mendengar suara Galih.
"Hah??"
"JANGAN BOHONG!" ulang Galih lebih keras.
"Apa?!"
"JANGAN BOHONG, ANJING! KUPING LO JANGAN KEBANYAKAN CONGEK MAKANYA!!"
Haechan mengerutkan kening. "Nanti dulu ngomelnya, nyet!" katanya sambil mengibaskan tangan. "Buruan apa kata-katanya!!"
Galih menghela nafas sabar. Ini baru satu, belum lagi manusia-manusia didepan sana yang tak kalah absurd.
Ada dua tim yang masing-masing diketuai oleh Rendi dan Mark. Tim nya dihuni oleh dirinya, Haechan, Yaya, Aji, dan Mark.
Tim sebelah, ada Rendi, Yujin, James, Jeno, dan Chelo. Helena yang bertugas memegang kertas sedangkan Lioni yang menulis kata-kata nya.
Mengantisipasi sebenarnya. Karena tadi Susan sempat protes waktu mau main game ini. Katanya, pasti mengundang kata-kata atau celetukan-celetukan tidak beradab dari mereka yang minus akhlak!
Tapi sepertinya percuma...
"JANGAN BOHONG!"
"JAM BODONG??"
Oke, Galih mulai gregetan. Benar kata Susan, harusnya ia tidak ikut. Bukan! Harusnya mereka gak usah main begini kalo ujungnya cuma mancing emosi.
"JANGAN BOHONG!"
"JARANG BOHONG??"
"JANGAN."
"JAMAN??"
"JANGAN!"
"JALANG?!"
BUGH!!!
Haechan meringis sambil mengusap pahanya yang ditendang Galih. Melihat raut datar cowok jangkung itu membuatnya mengangkat jari tanda damai.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
Teen FictionKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...