48. Rendi dan Pintu

35 8 0
                                    

Khusus Renjun Day jadinya ini ceritanya Rendi.

Kira-kira Rendi dunia nyata masih inget gak ya sama kejadian ini?????

😮?

*****

Susan menegakkan tubuhnya dengan kepala terangkat. Gadis itu tak bisa duduk dengan baik saat mencatat apa yang ada dipapan tulis karena ketutupan oleh kepala Rendi yang duduk di barisan depan.

"Ren!!" panggilnya karena sudah tak tahan.

Rendi menoleh. "Apa?"

"Nunduk!" kata Susan dan Rendi berbalik lagi.

Susan akhirnya bisa mencatat dengan tenang. Tapi hal itu tak berlangsung lama karena kepala Rendi kembali menutupi arah pandangnya.

"Renn!!"

"Apa?!" tanya Rendi mulai kesal.

"Nunduk! Gue gak keliatan!" sewot Susan juga kesal.

"Padahal Rendi udah pendek, tapi Susan masih gak keliatan," celetuk Chelo.

"Iya, Chel, iya. Sultan mah bebas!" Rendi misuh-misuh.

"Itu artinya nih bocah emang bener-bener pendek!" Galih berucap tanpa beban sambil menunjuk gadis yang duduk dibelakangnya.

Susan mendelik, hampir melempar Galih dengan tumbler air minum milik Naya yang langsung ditahan oleh si gadis Jepang.

"Punya emak gua!" Naya merebut tumbler nya dari tangan Susan kemudian mengamankannya. "Ingat rules, nya!"

"Harta yang paling berharga adalah tupperware emak kita."

Aji langsung tertawa terbahak-bahak mendengar itu. "Bukan keluarga lagi berarti, ya?"

"Ya, emang bukan. Nih, ya! Kalo dirumah, gue lupa naro tupperware. Mama gue bakal ngomel dari pagi sampe sore, sampe besok juga masih dibahas! Tapi, kalo gue gak pulang kerumah dari pagi sampe malem juga Mama gue kaga pernah nyariin, anjirr.." curhat Haechan menggebu.

Susan mengibaskan tangannya, tak mau peduli lagi. Ia kembali melanjutkan catatannya. Tapi kembali terhalangi oleh kepala Arjuna Rendi!

"Ren!" seru Susan.

Rendi tak menoleh. Si wakil ketua kelas itu hanya berdecak malas kemudian meletakkan kepalanya diatas meja sambil menulis.

"Makanya Sus, minum Hilo. Susu tumbuh tinggi, atau ikut Lalat ngemil tiang listrik," celetuk Yujin.

Baru saja Susan ingin lanjut menulis. Menghiraukan ucapan Yujin, gadis itu malah dibuat jadi lebih meledak.

"RENDIII!!! LEPASIN DULU PALA LO, BARU PASANG LAGI!!!!"

*****

"Lama bener woy ini guru masuknya! Keburu ngantuk gua..." keluh Yujin meletakkan kepalanya diatas meja.

Hari sudah siang dan guru tak kunjung masuk kelas. Hal itu membuat Yujin mendengus sebal.

Yujin pengen cepet pulang!

Karena biasanya, guru yang datangnya ngaret itu kalo udah bel pulang masih aja lanjut ngajar.

Kan nyebelin!!!!

"Emang kapan sih, Jin, lo tuh gak tidur pas jam pelajaran?! Mana pernah lo dengerin penjelasan guru?!" cibir Naya membuat Yujin segera berbalik sambil mendelik.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang