65. Kisah Para Remaja

44 9 2
                                    

Sejak pagi, Lioni merasa diperhatikan. Ada yang aneh.

Sejak ia turun dari ojol, berjalan melewati gerbang, bahkan sampai ia masuk kelas dan duduk di kursinya. Ada berbagai macam tatapan yang tertuju pada nya.

Ada apa?

Apa dia salah seragam? Wajahnya aneh kah? Ada coretan? Atau jangan-jangan punggungnya bolong?!

Lioni menghela nafas lega begitu tangannya meraba punggungnya dan tidak terdapat apa-apa.

Kenapa sih?

Kok merinding juga lama-lama.

Susan kok betah ya kalo diliatin gitu. Emm.. mungkin bukan betah, temannya itu cuma tak mau ambil pusing.

Dia juga sebenernya gitu, tapi ini terlalu tiba-tiba. Memang sejak ia jadi pahlawan di pertandingan futsal kemaren jadi banyak yang ngeliat Lioni.

Tapi kali ini semuanya terasa berbeda. Ada aura tak mengenakan.

Sampai pintu kelas yang dibuka kasar menjadi jawaban dari rasa penasaran nya. Beberapa orang cewek masuk dan menghampiri mejanya.

"Lo yang namanya Lioni?"

"Iya."

"Cih, sok cantik banget lo ngomong iya," sahut gadis berkulit sawo matang sewot.

"Maaf?"

BRAAK..

"GAK USAH SOK CANTIK DEH LO ANJING! LO KAN YANG NGIRIM SALAM DI RADIO KEMAREN?!"

Lioni menunduk saat kepalanya ditekan paksa. Sementara itu, orang-orang didalam kelas hanya mampu terdiam kaku sambil menonton.

Tidak ada yang menolong.

Tidak ada teman-temannya.

"Jangan karena lo jadi pahlawan di pertandingan futsal. Lo ngerasa pantes buat jadi pacarnya Jeffrey!" Katanya sambil menghempaskan kepala Lioni.

*****

"Duluan ya, njing!"

Haechan mengumpat sambil menendang udara saat kepalanya ditepuk oleh Bobby yang sudah ngacir.

Ia menggerutu, tangannya mengusap kepalanya pelan. Baru saja ingin berbelok ke parkiran. Matanya menangkap sosok familiar.

Sontak saja kakinya berjalan mendekati sosok itu.

"Nungguin siapa, Nay?"

Naya terlonjak kaget, gadis itu mendengus. "Dateng tuh salam! Kek jelangkung lo lama-lama."

Haechan meringis. "Assalamualaikum.."

"Waalaikumussalam."

"Lo nunggu siape?" Ulang Haechan.

"Nunggu lo! Kita kan harus kerja kelompok bareng Helena sama James. Minggu ini jatah kelompok kita buat presentasi," ujar Naya membuat Haechan melebarkan matanya.

"Lah iya, gue lupa!" Serunya menepuk jidat. "Terus Helena sama James mana?"

"Tadi gue udah—"

"Jadi berangkat gak?" Tanya James langsung begitu ia menghentikan motornya disamping keduanya.

"Kalo gak jadi gue pergi. Gue sibuk!" Lanjutnya lagi.

X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang