"Mark!"
"I really tired when someone calling me.." keluh Mark.
Namun tetap saja ia berbalik, mendapati wakilnya. Arjuna Rendi berjalan bersama Helena Jihan disebelahnya.
"Ini mereka kemana? Masa belum selesai??"
"Jangan-jangan mereka gagal? Lioni bikin teka-tekinya terlalu susah apa ya??" ujar Helena khawatir.
"Udah, you guys, calm down!"
"Calm down gimana, goblok!"
"Ck, santai aja—"
"Gimana bisa santai, Mark?! Tim kita aja belum balik!"
"MAKANYA DENGERIN GUE DULU!" Mark ngegas. Pemuda berdarah Kanada itu menggembungkan pipinya.
"Santai aja, itu mereka udah disono daritadi!!" lanjutnya kemudian seraya menunjuk pada tujuh orang teman sekelas mereka yang sedang berdebat sampai saling dorong.
"Lho, sejak kapan??"
"Pas waktunya tinggal 12 menit lagi, mereka selesai," jawab sang ketua.
Rendi mendesah lega, sedangkan Helena sudah berteriak girang sambil menghampiri mereka.
Gadis itu langsung merangkul Naya dan Susan membuat tubuh kedua temannya hampir oleng karena tak siap menjaga keseimbangan.
"Molen!" seru Susan terkejut.
"Aaaaaaaa!!! Chukkae!!! Gue tuh udah panik tau, takut kalian gak ketemu!"
"Gue peran utamanya," akuh Yujin sambil menepuk dadanya dibalas geplakan tangan besar Galih pada kepalanya.
"Diem aja lo, bgst!" umpat si jangkung sebal.
Yujin mendelik tak terima. Lebih kesal lagi ketika Haechan dan Susan ikut-ikutan.
"Sana-sana lo, anjirr!! Dasar pemburu."
"Kalo tau pemburunya elo, gue mending makan mie ditenda daripada pusing mikir!" ujar Susan diangguki oleh Haechan.
"Bener!"
"Heh, gue dipilih Mark, ya! Bukan gue yang minta!" seru Yujin tak terima. "Lagian Lioni juga ikutan!" tunjuknya pada Lioni yang sejak tadi tak disalahkan sama sekali.
"Beda! Itumah beda. Lioni yang bikin teka-tekinya, kalo lo itu makhluk halus sekaligus peng-khi-a-nat!!"
"Bener!" kali ini gantian Susan yang menyahut.
"Ck, berantem mulu anjirr.. Gak capek lo pada??" gerutu Rendi yang baru saja mendekat.
Diikuti teman sekelas yang lainnya.
"Eh, gimana? Gimana?? Ketemu gak hartanya??" tanya Yuki menyeruak diantara Susan dan Lioni.
"Harta apaan, orang kita disuruh nyari makhluk halus!" cibir Susan membuat Yujin mendelik sebal.
"Makhluk halus? Nyari setan dong??" Celetuk Aji.
"Si Yujin makhluk halusnya."
"Haaa..???" teman-temannya melongo tak paham.
"Jadi, si Yujin ini pemburu yang harus mereka cari. Lioni yang bikin teka-tekinya ditahan sama dia. Jadi mereka berlima harus nyelamatin Lioni," ujar Rendi.
"Terus berhasil?" tanya Wahyu mengerjap.
"Ya, kalo kagak, gak mungkin mereka disini, Wahyudi!!!"
"Wahyuni!!" Wahyu melotot garang.
"Siapa yang mecahin teka-tekinya?" tanya Jeno.
"Gue! Ya, walaupun dengan sedikit kerjasama bareng Susan dan yang lain.." jawab Haechan mengedikkan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
Ficção AdolescenteKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...