"Halooo.. Jomblooo!!!"
"Eh, ada mbak jomblo tew.. Tetew.. Tew.. Tew.."
"Diem ae, sariawan lu?"
Susan mendengus, memejamkan mata berusaha meredam emosi. Mencoba untuk tak mempedulikan kicauan dari trio kompor.
Apalagi Haechan yang terus saja menyanyikan lagu tiktok dengan liriknya diubah menjadi jomblo.
Juga Yujin dan Yaya yang terus-terusan menggodanya agar bicara.
"Diamuk mampus lo pada," celetukan dari arah belakang itu membuat mereka menoleh.
Apalagi Susan yang langsung mendelik tak suka. "Ngapain lo?!"
"Mau ke kelas lah goblok!" sahut Galih langsung sewot.
"Susaaaaannnn!!!!!"
"Eh, lo udah belajar, kan? Kalo belum ayo ini dibaca!" ucap Lioni setelah tadi berlari datang sambil menyerukan namanya.
Susan memandangi nya dengan kening berkerut. "Ha? Be-belajar apa??"
"Mampus! Ada ulangan, ya?!" tanya Yaya sudah panik.
Haechan mendengus. "Wah, anjirr.. Gak lucu mau tujuh belasan malah ulangan!"
"Pelajaran nya apa sih, sat?! Bentar dulu ini gue gak ada persiapan bikin contekan," Yujin sudah mengumpat dan menggerutu kesal.
Susan yang melihat itu makin jadi tidak mengerti.
"LO SEMUA RIBUTIN APA WOY!! GAK ADA ULANGAN, EGEE!!" teriak Susan.
Galih sendiri sudah menepuk kepala Yaya, Yujin, dan Haechan dengan keras sampai mereka meringis saking gemasnya.
Lioni sendiri sudah menganga. Seharusnya tak perlu heran lagi. X-3, emang kelakuan anak-anaknya ajaib begini.
"Lah, Ni, terus ini belajar buat apa?" tanya Yujin.
Susan mendelik. "BARU MIKIR NANYA?! DARITADI KEMANA HA?!"
Yujin sontak menutup mulutnya rapat, pemuda itu langsung menciut. Lioni menghela nafas. "Buat lomba ranking satu, kan hari ini acaranya," jelasnya.
Yaya mengernyit. "Hari ini bukannya jalan sehat, ya?"
Susan langsung menoleh, gagal paham. "Apa?"
"Hari ini jalan sehat sebagai pembuka dari rangkaian kegiatan bulan Agustus. Biar nyamain Olimpiade juga kali, ya?"
"Iya, abis itu lomba ranking satu. Acaranya bareng," ucap Lioni lagi dan Yaya mengangguk membenarkan.
"Wuahh.. Nyari musuh sih kalo gini!" dengus Susan sudah mau beranjak pergi tapi ditahan Haechan yang melotot mengancam.
"He, mau kemana lo?!"
"Udah cukup, ya, lo bikin heboh gegara rebutan kak Sean kemaren!"
"Siapa yang rebutan goblok! Dia kakak gua!!" Susan nyaris sewot.
"Sama aja anjirr.. Elo berantem sama kakak kelas gara-gara cowok!" Haechan tak mau kalah.
Susan mengumpat, mengepalkan tinjunya kearah Haechan. Matanya sudah melotot mengancam.
"Udah, udah. Ini elo belajar dulu!" lerai Lioni.
Susan langsung merengut. "Ck, gue males kalo belajar. Apalagi nanti pake jalan sehat segala nguap otak gue ntar.."
"Lo ngantuk, Sus? Kok nguap??" tanya Yujin polos.
"Cair, otaknya itu cair!" kata Galih berniat meralat.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
JugendliteraturKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...