Special day but it's done for me :)
As per the title, I'm a sad girl.
*****
Pagi ini Lioni kesiangan. Sebenarnya sengaja, karena beberapa hari belakangan setiap berangkat sekolah ia terlalu capek jadi attention orang-orang.
Kakinya melangkah ringan sampai akhirnya sebuah motor berhenti didekatnya membuat gadis itu memekik tertahan.
"Galih!" Serunya kesal begitu tau siapa pengendara motor tersebut.
Tapi tatapannya teralih pada seorang gadis yang baru saja turun dari jok penumpang.
Lioni mengerjap melihat Susan yang tengah merapikan rok nya. Setelah seminggu absen, akhirnya temannya itu kembali masuk sekolah lagi.
"Thanks."
Galih mengangguk dengan ekspresi datarnya, kemudian berlalu ke parkiran motor. Susan sendiri menoleh kearah Lioni yang masih terdiam.
"Yuk!" Ajaknya sambil menggandeng lengan Lioni.
Lioni mengangguk, keduanya jadi berjalan bersama.
"Gue ketinggalan banyak pelajaran gak?" Tanya Susan.
"L-lumayan sih.."
Susan meniup poninya. "Harusnya gue gak absen kalo tau bentar lagi semesteran."
"Liat catetan gue aja."
Keduanya terus mengobrol, Lioni sendiri berusaha untuk tidak bertanya tentang masalah beberapa waktu lalu.
Karena Susan juga terlihat tak ingin bicara. Lioni bahkan merasakan ada jarak antara obrolan mereka.
"Sikapnya sok asyik, pikirannya licik, apalagi namanya kalo bukan orang toxic?"
Susan terus berjalan tanpa memedulikan sindiran itu. Wajahnya yang datar malah membuat orang lain semakin mencibir.
"Udahlah biarin, dia juga lagi sama temennya yang gak kalah munafik!"
Susan hampir saja berbalik namun lengannya ditahan Lioni. Susan mengerutkan keningnya tapi Lioni tetap menggeleng.
"Jangan diladenin!" Pinta Lioni lirih.
"Tapi—"
"Please.. ayo ke kelas aja!"
Dengan terpaksa Susan menuruti permintaan Lioni menuju kelas. Baru saja memasuki kelas.
Keduanya langsung disambut dengan kehebohan Haedar Dwi Chandra.
"WAH, AKHIRNYA KANG NGEGAS KITA SEKOLAH LAGI!!!"
"Berisik!" Ucap Galih yang tiba-tiba muncul sembari mendorong wajah Haechan menjauh.
"Ck, apa sih Lat?!" Protes Haechan sebal.
"Minggir! Gue mau lewat!" Ketus Galih.
"Ya itu kan jalannya lebar, mata lo buta ha?!?!"
"Ck, diem deh Chan! Lo tuh dari tadi lho.."
"Iya-iya salahin gue aja terus!"
"Dih, ngambekan," ejek Yujin membuat Haechan mengumpat.
Susan menghembuskan nafas panjang, ia segera menuju ke kursinya sendiri.
"Shua!"
Kepalanya refleks menoleh saat namanya dipanggil. Susan mengerutkan keningnya ketika James berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
X-3: Ineffable [Tak Terlukiskan] ✓
Teen FictionKelas sepuluh, baru masuk SMA. Jaman dimana kita masih suka ngeluh karena pelajaran yang jauh berbeda dari SMP. Tapi mana tau kalo ternyata kelas sepuluh bisa seseru mereka? Bukan kelas unggulan, bukan kelas idaman, bukan kelasnya adek ganteng da...