K

1.7K 325 108
                                    

Dua tokoh baru muncul di chapter ini.

Carsten

Kiyomi Azumabito, yang sebenarnya sudah muncul dari beberapa chapter yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiyomi Azumabito, yang sebenarnya sudah muncul dari beberapa chapter yang lalu.

Kiyomi Azumabito, yang sebenarnya sudah muncul dari beberapa chapter yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter kali ini lebih dari 3000 kata. Sesuai kebiasaan saya juga, semakin mendekati konflik inti semakin banyak pula jumlah kata per chapternya. Selamat membaca!

.

.

.

.

Levi diam terpaku.

Suasana masih sama seperti semula. Kemeriahan pesta semakin menjadi-jadi, apalagi ketika salah seorang tamu mencoba untuk menyumbangkan suara lewat beberapa lagu. Erwin dan Hanji masih di depannya, menatap Levi dengan mata seserius mengambil keputusan perihal masa depan perusahaan. Hanya pria kecil di sana sajalah yang merasa seolah terbius oleh ucapan sebuah kalimat. Dia tak bisa memberikan ekspresi apapun selain terkejut, lalu kebingungan.

Jika ia sedang menghisap tembakau, rokok itu mungkin sudah terjatuh dari mulutnya yang sedikit menganga.

Setelah beberapa saat terhipnotis oleh ucapan Erwin, Levi pun pada akhirnya berkata, "... Apa?"

"Aku tidak bisa mengatakannya dua kali, dan aku yakin kau mendengarnya dengan jelas," jawab Erwin.

"Tapi kenapa—bagaimana bisa? Aku tidak pernah memberitahu kepada siapa pun soal ini, terkecuali mereka yang terlibat di dalamnya. Kenapa kalian bisa tahu?" Levi sudah bisa menetralkan mimik wajah. Sekarang ia terlihat serius dengan alis yang menukik tajam. Mata itu terlihat menakutkan ketika ia memandang teman wanitanya.  "Hanji, apa kau diam-diam mencoba untuk mencampuri urusanku lagi? Memata-matai setiap hal yang aku lakukan. Kenapa sejak dulu kau tidak pernah berubah?"

Hanji mengangkat tangannya. "E-eh?! Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya membantu Erwin saja, dan tidak kusangka ternyata kau juga terlibat."

"Membantu Erwin?" Pria itu menatap Erwin dan Hanji secara bergantian. "Apa maksudnya?"

Before DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang