U

1.6K 313 55
                                    

I'm back! Haha makasih untuk yang udah nunggu lama sampai akhirnya chapter 14 bisa update. Pokoknya selamat membaca, selamat malam minggu!

Dan tolong tandai ya kalau semisal ada typo, supaya bisa saya edit. Thanks!

.
.
.
.

Malam itu....

Waktu menunjukkan pukul 2 dini hari ketika Petra menguap untuk yang ke sekian kalinya. Ia berjalan sedikit gontai, mata mengerjap lelah, tubuh pegal luar biasa. Selain jadwal pekerjaan yang cukup padat, hari ini terdapat pertemuan nonformal penting untuk menpererat hubungan kerja dengan beberapa petinggi dari perusahaan lain. Ia terpaksa meminta izin pulang lebih awal setelah menyadari jika waktu sudah terlalu malam. Apalagi cukup berbahaya bagi seorang perempuan untuk berkeliaran pada jam lewat tengah malam.

Tangan membawa kantung belanjaan di sisi kiri dan kanan setelah keluar dari minimarket 24 jam. Kaki melangkah menuju parkiran. Ia meringis sesekali. Tungkai ramping terasa sakit sebab seharian memakai sepatu berhak tinggi. Mungkin lecet dan akan sulit berjalan di esok hari.

Saat sedang merogoh kunci mobil, ponselnya berdering pelan. Ia masuk ke dalam kendaraan sambil menjawab panggilannya tanpa melirik nama yang tertera di sana. "Halo?"

Orang dari ujung sana langsung membalas cepat, "Hai, Petra. Ini aku, [Name]. Maaf mengganggu malam-malam begini."

Ia menyimpan kantung belanjaan di jok belakang. "Tidak apa-apa." Lagipula ia memang belum sampai rumah. Masih terdapat beberapa hal yang harus ia lakukan sebelum beristirahat. Sebagai contoh mengirimkan beberapa email kepada atasannya di kantor.

"Begini, kudengar dari Levi jika dia sedang mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya di kafe—atau club, aku lupa."

"Ya, kami memang mengadakan acara kecil-kecilan untuk mempererat hubungan bisnis. Salah satu dari mereka menyarankan untuk diadakan di club miliknya."

"Apa acara itu sudah selesai? Maksudku, apa Levi masih bersamamu?"

"Aku sudah tidak bersamanya karena aku memutuskan untuk pulang lebih dulu," jelas Petra. "Tapi aku sudah mengingatkan Levi untuk tidak pulang terlalu malam. Besok ada rapat pagi-pagi sekali.

"Begitu." Dari nada bicaranya, [Name] terdengar lesu.

"Apa terjadi sesuatu di rumahmu?" Karena sangat jarang [Name] menghubunginya untuk menanyakan kabar Levi. Lebih sering wanita itu menanyakan langsung kepada sang suami.

"Sebenarnya Levi tidak membalas pesan ataupun mengangkat teleponku. Terakhir kali aku menghubunginya kira-kira tiga jam yang lalu. Levi selalu mengabari jika akan pulang larut, dan ini sudah terlalu malam."

Petra mendengarkan dengan serius lalu berpikir singkat. Ia baru meninggalkan club kurang lebih tiga puluh menit yang lalu, tetapi mengapa hatinya merasa tak enak?

[Name] melanjutkan, "Kau tahu? Sebenarnya aku ingin sekali menyusulnya, tapi anakku tidak bisa ditinggal sendirian di rumah. Dan membawanya ke club bukanlah hal yang tepat."

Perempuan itu membalas cepat namun ragu, "Kau ingin ... aku yang mengeceknya ke sana?"

"Tadinya aku hanya ingin menanyakan tentang Levi kepadamu, dan memintanya untuk segera pulang," balas [Name]. "Aku tidak ingin merepotkanmu."

"Justru kalau sampai Levi terlambat hadir rapat pagi ini, aku akan jauh lebih direpotkan." Ia tertawa singkat. "Aku belum sampai rumah dan posisiku saat ini tidak terlalu jauh dari tempat itu."

"Apa tidak apa-apa?"

Tidak memerlukan waktu lama bagi Petra untuk menjawab pertanyaan itu. "Tentu, bukan masalah." Lagipula ini termasuk pekerjaannya. Kalau besok Levi terlambat menghadiri rapat penting, habis sudah.

Before DawnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang