━━━━━━━━━━━━━━━
❝even every fakest mask and the greatest liar has it's own excuses.❞
─Unknown─
━━━━━━━━━━━━━━━
Author's p.o.v
Bangchan memandang amplop coklat dihadapannya dengan pandangan ragu sekaligus sedikit gelisah.
"apalagi yang anda tunggu?"
Bangchan melirik tangan kanannya sewot, "berisik." Balasnya dengan ketus. Kemudian mengalihkan tatapan kembali pada amplop coklat tersebut.
Laki laki itu lantas mengangkat kedua tangannya menyerah, ia menguap sebentar lalu menyorot bosnya malas. "terserah anda saja bos." Katanya lalu memilih minggat darisana.
Ia sudah bekerja pada bangchan sejak lama, meski statusnya adalah bawahan, tangan kanan bangchan yang paling rahasia, cekatan dan kompeten itu tidak benar benar bergantung pada bangchan dan keluarganya. Banyak klan mafia lain yang rela menyewa jasanya ratusan kali lipat lebih mahal daripada bangchan.
Tapi ia sudah terlanjur nyaman dan dekat dengan bangchan, bangchan pun menganggapnya sudah sebagai keluarga.
Kepergian bawahannya itu akhirnya membuat bangchan mulai menenangkan jantungnya yang berdetak keras, penasaran bercampur khawatir akan apa yang ia akan temukan didalam amplop itu.
Persetan.
Jemari bangchan bergerak untuk membuka amplop dan bangchan seketika membeku dengan foto foto yang ia lihat. Sepasang bola matanya melebar. Kepalanya menggeleng keras. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Kecil kemungkinannya bahwa bawahannya itu mengedit semua foto ini. Tapi lembaran demi lembaran membuat wajahnya dihiasi keterkejutan dan semakin pucat.
Hingga foto terakhir membuat sepasang bola mata pria itu berubah menjadi dingin.
Ia menggeram penuh kemarahan. Bangchan menggebrak meja dengan sepasang mata berapi api. "maureta..? kenapa harus lo..? sialan!"
Bangchan merobek robek lembaran foto terakhir dengan rahang yang mengeras dan kepala yang mendidih.
Ia sama sekali dipenuhi emosi sekaligus kebingungan, saat ini Benaknya penuh dengan Foto maureta yang berciuman dengan Kim Woojin di halaman dekat gudang belakang sekolah.
° ° °
"bangchan? Ngapain lo disini?" maureta menaikkan kedua alisnya ketika bangchan tiba tiba duduk disebelahnya, maureta sangat terkejut tentu saja. Ia meletakkan gelas tinggi yang berisi alcohol itu dengan pelan lalu berdehem berusaha menetralkan hawa ruangan yang entah sejak kapan terasa mencekam dan dingin.
Entah kenapa raut wajah bangchan yang tak berekspresi ditambah fakta bahwa maureta tertangkap basah telah memalsukan alasan kepergiannya membuat banyak pertanyaan didalam kepala maureta.
Bangchan menoleh dan tatapan tajamnya itu seolah menghunus gadis berambut merah itu. "sejak kapan?" Tanyanya dengan nada rendah.
kalimat pertama yang keluar dari mulut bangchan membuat maureta sukses mengernyit tidak paham. "maksud lo?"
"sejak kapan lo berhubungan sama kim woojin?"
Maureta diam.
Kalimat bangchan yang tanpa basa basi itu seolah menunjukkan bahwa pria itu sedang sangat serius.
Bangchan berharap bahwa maureta menjelaskan bahwa gadis itu sebenarnya memiliki rencana lain untuk melindungi kasha, bangchan berharap maureta membela dirinya dan mengatakan alasan alasan kenapa ia menjalin hubungan dengan kim woojin. Bangchan berharap maureta tidaklah berkhianat seperti yang ia takutkan. Bangchan berharap maureta tidak ikut andil dalam kecelakaan di bali waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]
Fanfiction❝it's tired and painful to love someone too much, but he'll never be mine.❞ Kelsha cerestell veitsern, si tuan putri sempurna yang paling dimanja oleh keluarga veitsern. Keinginannya harus dituruti, dan jika ia ingin sesuatu maka ia harus berhasil m...