te visurum【3.5】

303 38 6
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━

Even if your love is a deadly poison
I still want to take a sip.

- K.V -

━━━━━━━━━━━━━━━

Author's p.o.v

"gue mau pergi!"

Kelsha. Dia memainkan kuku kuku hasil salon mahalnya dengan penuh ketertarikan. Lalu menyorot sydney dengan dingin setelah sadar bahwa ia berada di atap tidak sendiri. Bola matanya terputar malas. "oh gue lupa ada lo"

Sydney merasa begitu kesal karena kelsha tampak melupakannya. Ditambah ia terlihat santai bersandar ditempat yang tak terpapar sinar matahari sedangkan dirinya berada beberapa langkah didepan gadis itu. Membuat kulitnya langsung terkena sinar matahari. Jangan ditanya. Gadis itu yang memaksa atau mereka tak akan pernah turun dari sini. Kuncinya sudah kelsha kantongi. "kalo lo seret gue kesini karena selena, gue gak bakal tanggung jawab kalo itu yang lo minta. Dan gue gak nyesel."

"oh tapi gimana ya? Gue jelas udah bilang jangan sentuh selena seujung rambut pun. Dan lo dengan tololnya malah ngebully dia dan mengabaikan ucapan gue." kata kelsha dengan nada mengejek dan kalimat kasarnya pun tak repot ia saring. Sorotnya terarah pada sydney dengan tajam.

Sydney mengepalkan kedua tangannya disisi tubuh. Seraya membuang muka."gue gak merasa harus matuhin kata kata lo. Lo bukan tuhan. Dan lo jelas bukan pemimpin negara atau orang penting. gue juga gak pernah nyenggol atau bully lo, jadi kita gak ada urusan"

Kelsha menaikkan kedua alis lalu berjalan maju mendekati sydney, ia menusuk nusuk bahu kanan sydney pelan dengan telunjuknya dengan wajah jengkel luar biasa. "gue yang tadinya bisa makan siang sama hyunjin jadi batal gara gara ngurusin sampah gak berguna kaya lo. Dan apa? Kita gak ada urusan? Oh kita punya jauh lebih banyak urusan setelah ini, tenang aja"

Sydney hendak mendorong kelsha untuk menjauh karena tak terima di sentuh dengan kasar oleh telunjuk gadis itu. Kenapa jadi dirinya yang di bully?

Kelsha dengan wajah lempeng menariknya terlebih dulu hingga posisi mereka tertukar, kemudian mendorongnya sampai punggung sydney menghantam dinding dengan lumayan keras. Membuat suara erangan marah keluar dari mulut sydney. "jangan lo berani sentuh gue atau lo bakal lebih nyesel dari ini" desisnya geli diiringi seringaian.

"apa mau lo?" ujar sydney akhirnya dengan percikan mata penuh kebencian. Jelas ia akan mati apabila melawan disaat tidak ada orang sama sekali disini. Ia tidak tahu bahwa kelsha bisa bela diri dan tenaganya tidak main main karena punggungnya mulai berdenyut nyeri.

Kelsha melepas sydney dan mundur selangkah. Ia menepuk nepukan tangannya tampak jijik. Membuat sydney melebarkan matanyan karena emosi.

Kelsha lalu tersenyum miring. "gue bakal kasih lo dua pilihan. Satu, lo pergi dengan damai dan diam dari kota.. Oh nggak, terlalu mudah. Negara..? Tunggu.. Benua ini. Lo juga harus hidup disana tanpa sepeserpun bantuan dari temen lo atau keluarga lo, gue bakal masukin lo ke salah satu asrama perempuan buat remaja bermasalah. Bilang ke orang tua lo mau hidup mandiri atau apalah biar mereka gak khawatir. Oh perusahaan? Gue bakal tetep hancurin."

Sydney menyorot kelsha penuh dengki. Merasa marah karena perusahaan besar papanya seolah tak ada apa apanya dimata kelsha. Memangnya sekaya apa perusahaan keluarga gadis itu? Dan seolah ia mudah menghancurkannya begitu saja.

"dan yang kedua?"

Kelsha terkekeh geli yang seolah mengejeknya. "oh sabar dulu. Ini baru mau gue kasih tau pilihan keduanya. Lo pasti bakal kurang tertarik, Namanya juga pilihan kedua."

•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang