deep talk with the prince【4.4】

290 44 5
                                    

━━━━━━━━━━━━━━━

He is my everything,
He is my heart,
my home,
my life,
And my world.

k.v

━━━━━━━━━━━━━━━

Author's p.o.v

Hyunjin dan kelsha, kini tengah berdiri bersisian sambil memandang pemandangan kota dibawah sana. Dengan sekaleng soda ditangan masing masing.

"disaat mama dan papa lagi ada urusan diluar negeri, bang lino justru ikutan pergi. dia keluar dari mansion dan milih ngapart sendiri, ninggalin aku." setelah keheningan yang cukup lama, kelsha mulai bercerita pada hyunjin disertai senyuman paksa yang cenderung terlihat kecewa.

Hyunjin menoleh kearah kelsha yang masih asik menikmati pemandangan dibawah sana. Ia diam saja, menunggu kelsha melanjutkan. Tapi hyunjin dapat merasakan nada kesedihan dalam kalimat gadis itu. Pria itu meminum sekaleng sodanya sedikit demi sedikit.

Kelsha menghela napasnya berat, "aku gak pernah minta semua orang buat selalu ada dirumah, hyunjin. tapi mereka selalu pergi. Mereka jarang dirumah."

"mereka emang cepet kembali, tapi mereka cepet pergi juga." tambahnya lagi. Kelsha kali ini terkekeh kosong. "aku udah terbiasa, toh aku juga jarang dirumah. Tapi bang lino. Dia ninggalin aku, tampa pamit. Seolah udah gak anggep aku adiknya. Seolah dia gak peduli." kelsha mendengus geli.

"dan tadi, dia ngelarang aku buat gak pergi sama kamu." kelsha menggelengkan kepala tidak percaya.

"abang lo, emang gak suka sama gue." hyunjin akhirnya membuka suara dengan nada yang tak terbaca, gesturenya amat tenang. Ia menoleh kemudian menatap kelsha lamat lamat, "ralat, dia gak suka sama semua cowok yang deketin adiknya."

"kenapa?" kelsha tanpa sadar mengeratkan genggamannya pada sekaleng soda miliknya. Matanya terlihat

Hyunjin menyorot kelsha dalam. "katanya, lo terlalu baik. Nyaris terlalu baik untuk semua cowok dimuka bumi ini." kata hyunjin pelan ia tersenyum amat tipis diakhir kalimatnya.

Kelsha terdiam sejenak seolah berusaha melihat kebohongan dalam mata hyunjin, ia lalu terkekeh geli namun raut wajahnya agak menunjukkan keraguan, "jangan berusaha ngehibur aku hyunjin."

Hyunjin menggedikkan bahunya seraya memalingkan pandangan, kedepan. "gue gak berusaha ngehibur, tapi dia bilang begitu ke gue. Pas kita ke apartnya waktu itu."

Kelsha kali ini bungkam dengan perasaan yang campur aduk, ia ingin percaya. Namun kepercayaan selalu berdampingan dengan kebohongan. Ia tahu kakaknya bahkan seluruh keluarganya menyayangi dirinya. Tapi selain mendapat kepercayaan darinya perihal betapa mereka menyayanginya, kelsha juga butuh kehadiran mereka.

Hyunjin membalikkan tubuhnya sampai menghadap kelsha, ia menyentuh kedua bahu kelsha dan memutarnya pelan.

Kelsha mendongak, iris coklat terangnya bertemu dengan kelereng hitam pekat yang entah bagaimana terasa familiar baginya. Amat familiar.

ia menatap hyunjin intens begitupun hyunjin. Keduanya sibuk menyelam dalam iris mata didepan mereka.

Hyunjin tersenyum, tulus. Tidak ada aura dingin atau maksud lain dalam senyumannya. "percaya atau nggak, bang lino mencintai lo lebih dari yang lo tau. bahkan gue rasa, jauh lebih banyak daripada cinta buat dirinya sendiri."

Kelsha mengangguk lemah dengan tatapan mata yang sedih namun raut wajahnya terlihat agak lega. Ia melempar sunggingan manis pada hyunjin. "makasih.. hyunjin."

•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang