━━━━━━━━━━━━━━━
❝There are never just second chances for him.
For her, it's always billions.❞
─Unknown─
━━━━━━━━━━━━━━━
Author's p.o.v
"lo reyna kan?" pria itu, aaron tersenyum manis. "Makasih ya udah mau makan siang sama gue hari ini."
Reyna mengangguk malu malu. "Iya, gue juga kebetulan gak ada temen makan siang."
Aaron mengernyit bingung. "Stela? Dia temen lo bukannya?"
Reyna mengangguk pelan. "stela lagi ada urusan." katanya dengan seulas sunggingan manis. Hatinya sedang berbunga bunga sekali. Ini kali pertama, aaron yang mengajaknya makan duluan. Biasanya selalu reyna yang mendekati duluan.
Aaron menggaruk belakang kepalanya lalu tersenyum sekedarnya. "ah pantes aja gue cari daritadi ngga ada." Ia terkekeh kecil.
Senyuman reyna mendadak hilang. Ia tertegun.
Aaron mencari estela? Untuk apa?
"Aaron." panggil reyna akhirnya, ia berdehem seraya menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. Gesturenya terlihat malu. "sebenernya gue—"
"Reyna." Sela aaron sedikit tidak enak. "boleh gue ngomong dulu apa maksud gue ngajak lo makan siang bareng?" tanyanya sambil tersenyum.
Reyna berkedip kemudian ia mengangguk pelan. Dalam hati ia bertanya tanya. Apa tujuan aaron? Ingin memulai pendekatan dengannya kah? Atau mengajaknya ke suatu—
"sebenernya gue mau minta tolong sama lo." Ungkap aaron dengan gesture ragu.
Reyna tersenyum menenangkan. "minta tolong apa? Selama gue bisa bantu, pasti gue bantu kok."
Aaron berdehem, ia melihat ke sekeliling seolah memastikan tak ada yang mencuri dengar pembicaraan mereka. "bisa lo deketin gue sama estela?"
Keheningan sesaat menyelimuti keduanya. Perasaan perasaan tidak enak mulai mengganggu Reyna. Namun ia berusaha berpikiran positif dan menepis semua itu.
Reyna berkedip lalu menatap aaron tidak mengerti. "Maksudnya?"
Dalam hati, reyna terus meyakinkan diri sendiri bahwa mungkin aaron ingin lebih giat belajar dan meningkatkan nilai mata pelajaraannya. Ia masih menekankan otaknya untuk berpikir positif sampai akhirnya aaron mengatakan alasannya.
Alasan yang menjadi awal mula kebencian terpendam yang di rasakan Reyna, pada sahabatnya sendiri.
"jadi sebenernya, gue suka sama dia. Dan akan lebih bagus kalau lo bisa bantuin gue sampai ke tahap pacaran, Na."
° ° °
"bangchan?" aleeya menaikkan kedua alis heran ketika ia justru menemukan bangchan yang bersandar pada pembatas balkon, disaat seharusnya ia bertemu kelsha. Dalam hati ia bertanya tanya apakah ia salah membaca pesan yang kelsha kirimkan padanya?
bangchan membalikkan tubuhnya lalu menatap aleeya datar. "you're here." ia terlihat tidak terkejut seolah sudah menantikan kedatangan aleeya.
Aleeya masih bingung, ia menyorot bangchan tidak paham. "kelsha mana? bukannya seharusnya gue ketemu kelsha?" tanya gadis itu.
Bangchan mengangkat bahu, "i have no idea where she is. But it was me who sent that message to you."
KAMU SEDANG MEMBACA
•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]
Fanfic❝it's tired and painful to love someone too much, but he'll never be mine.❞ Kelsha cerestell veitsern, si tuan putri sempurna yang paling dimanja oleh keluarga veitsern. Keinginannya harus dituruti, dan jika ia ingin sesuatu maka ia harus berhasil m...