Old pals who's hiding their knife【8.3】

132 21 21
                                    


Author's p.o.v

"kolam ini kosong."

Woojin menoleh kebelakang dan melihat kelsha yang ternyata sudah bangun pagi ini. Ia mengerutkan dahi, kelsha entah kenapa menjadi terlalu banyak mengganggu.

Woojin hanya berdehem saja dan memilih berjalan pergi kembali ke villa. Kelsha hanya menatapnya dengan pandangan tak terbaca.

Ia bisa melihat wajah woojin yang sendu ketika menatap kolam kosong itu, benar kolam ikan yang sudah mengering. Beberapa tumbuhan liar dibiarkan tumbuh disana tanpa ada yg mengurus. Tanpa air, kolam itu hanyalah sebuah lubang besar.

Kelsha sudah memperhatikan beberapa lama sebelum ia memilih memberitahu keberadaannya. Ia menghela napas ketika dadanya mendadak sesak, benar saja ia tiba tiba teringat hyunjin. Apakah pria itu baik baik saja? Semoga hyunjin tidak apa apa. Kelsha harap hyunjin makan dengan benar selama ia berusaha memutus benang merah dengan masa lalu mereka disini.

Semua orang pasti stress mencarinya, meski harus mati.. kelsha ingin melihat semua orang setidaknya untuk beberapa menit.

Ini sudah hari kedua, dan woojin masih tak berniat mengembalikannya atau membunuhnya atau menyiksanya, pria itu hanya.. mengabaikan kehadirannya.

Kelsha ogah harus berlama lama disini, jadi secepatnya ia akan berusaha membunuh woojin bahkan dengan tangannya sendiri. Itu satu satunya cara, untuk menjamin woojin tidak akan bertingkah di masa depan. Si brengsek itu harus mempercepat keberangkatannya ke neraka.

Kakinya membawanya tanpa sadar memasuki villa, woojin tidak ada di ruang tamu. Yah villa ini memang besar sekali sih, nyaris menyamai mansion keluarga grayston. Ia menebak ada minimal 50 kamar disini. Karena bosan, kelsha memutuskan melangkah kearah halaman belakang. Ia mengerutkan dahi ketika melihat bahwa woojin sedang berada di sana, tepatnya tampak sedang menghubungi seseorang.

"Kirim uangnya atau gue bakal ngebunuh dia sekarang, grayston."

Kelsha ingin berlari dan merebut ponsel itu, tapi ia justru memilih duduk di kursi taman dengan tenang. Tatapannya menatap kearah kim woojin, mengamati dalam diam.

Ia peka. Kelsha sangat peka. Ia akan tahu jika kim woojin berniat membunuhnya. Tapi pria itu terlihat tidak berminat kearah sana.

"Lo mau bunuh gue?"

Woojin memejamkan matanya kesal, kenapa rasanya villanya sempit sekali? Padahal seluas ini, bagaimana kelsha bisa selalu menemukannya?

Pria itu menoleh dan memandang kelsha dingin, "lo gak ada kerjaan?"

'Lo yang bikin gue nganggur bego, gue mana bisa kerja.''

Kelsha mengabaikan batinnya, tidak menanggapi. ia memiringkan wajahnya, "lo kapan mau bunuh gue?" Ia kembali mengulang pertanyaan dengan nada datar. Kelsha terdengar seolah sedang membahas gossip siswa sekolah sebelah dan bukannya membahas mengenai nyawanya sendiri.

Woojin kali ini mulai tertarik. Ia menyipitkan matanya seraya tersenyum kosong. "Lo mau tahu?"

Kelsha mengangguk singkat. Wajahnya tenang dan tanpa ekspresi. meski jantungnya berdentum-dentum.

"Rahasia."

'Si brengsek ini..'

Kelsha mendengus, ia kemudian menghela napasnya dan berdiri, berjalan mendekati woojin. Pria itu bergeming dan tidak melengos pergi seperti biasanya. Woojin berdiri hanya diam dan menyorot kelsha dingin. Aneh namun kelsha memilih mengabaikannya dan makin memperpendek jarak antara keduanya.

"Sreet."

Dengan kecepatan nyaris menyamai cepatnya cahaya, dan tanpa diprediksi sama sekali oleh woojin, kelsha melayangkan pisau berkilat itu sampai menggores pipinya. woojin mengerjap dengan sorot mata yang datar.

•MINE•║ Hwang Hyunjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang