Malam akan selalu menjadi favorit kapanpun dan dimanapun. Tidak peduli situasinya atau kondisi hatinya yang hancurnya bahkan telah melebihi remuknya sebuah ion. Serpihannya kelewat kecil hingga untuk menyusunnya kembali menjadi sesuatu yang utuh, itu akan kelewat mustahil. Bahkan sudah pasti tidak akan pernah bisa menjadi utuh kembali.
Disanalah Kim Yerin sekarang. Menemani sang malam yang sebenarnya tidak pernah kesepian. Malahan sebenarnya Yerin lah yang butuh ditemani. Hatinya sepi senyap bahkan disaat dirinya berdiri ditengah keramaian sekalipun. Namun kenyataannya Yerin sama sekali tidak suka keramaian. Dan sekarang dirinya telah duduk dikursi dan tangannya menumpu pada meja makan. Jemarinya memutar pada mulut gelas yang berisi hanya air putih saja. Yerin sedang tidak ingin mabuk atau meminum bir yang baru saja Yerin rapihkan didalam lemari pendingin milik Jungkook.
Yerin sempat bergidik heran namun tidak juga seheran itu. Jungkook membeli bir diluar batas wajarnya. Biasanya Jungkook hanya akan membeli 20 kaleng saja untuk beberapa hari atau bahkan sebulan kedepan. Namun yang baru saja Yerin keluarkan dari kantong plastik besar itu bahkan jumlahnya lebih dari 30 kaleng. Belum lagi minuman lainnya seperti; cola dan beberapa kotak susu pisang. Yerin sempat berpikiran; apa Jungkook sungguhan akan berhibernasi karena tadi pagi baru saja membuat keadaan mengacau kembali?
Harusnya Jungkook memeluk ibunya setelah mendengar penjelasan ibunya yang panjang lebar itu. Mengatakan dengan lantang sebab musabab mengapa ibunya memilih untuk berpisah. Namun Yerin juga tidak berhak memaksa Jungkook, terlebih saat mungkin Jungkook masih butuh waktu lagi untuk mengerti semuanya. Atau lebih tepatnya; menerima semuanya. Karena nyatanya Jungkook hanya melenggang setelah mengatakan dengan nada tinggi bahwa semua yang ibunya ucapkan hanyalah omong kosong belaka.
Yerin mungkin merasa tidak terima sekali sebagai sesama kaum perempuan. Terasa sekali hatinya teriris begitu perih saat Jungkook terang-terangan mengatakan semuanya itu hanyalah omong kosong. Yerin merasa secara tidak langsung Jungkook menganggap bahwa semua perempuan bisanya hanya berbohong, memanipulasi dan bersilat lidah untuk mendapatkan sebuah pengakuan benar. Dan Yerin tersinggung akan hal itu.
Tersinggung bukan berarti dirinya adalah pelaku. Namun sebagai sesama perempuan, dirinya jadi merasa ditelanjangi isi kepalanya hanya dengan sepotong kalimat yang menyakiti gendang telinga. Bukan hanya gendang telinga, namun bisa tembus hingga palung hati terdalamnya.
Jungkook yang menganggap bahwa semuanya hanya tentang perempuan yang hobi memanfaatkan, dan hobi sekali dengan pembenaran diri. Dan Yerin perlu meluruskan sesuatu yang salah yang ada didalam isi kepala Jungkook. Ada yang perlu dibenarkan meskipun Yerin sama sekali tidak berniat menggurui. Dirinya tidak cukup pintar jika dianggap sebagai seseorang yang mengajari, Yerin hanya akan seperti biasa, yaitu; bertukar pikiran. Maka dari itu Yerin mengatakan pada Jungkook bahwa ia butuh bicara penting malam ini.
Sempat beberapa kali Yerin hanya menyemburkan napas kasarnya ke udara. Ia sudah menyelesaikan pekerjaannya; membuat dapur Jungkook rapi dan tertata begitu cantik. Sudah hampir 10 menit Yerin menyelesaikannya, namun ia belum sama sekali melihat tanda-tanda sang empunya apartemen keluar dari dalam gua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Secrets ✓
Fanfiction[COMPLETED!] [SERI-1] Aku tahu duniaku hanyalah berisi tentang hancurnya kepercayaanku pada sebuah hubungan, tapi mungkin garis takdir ini adalah yang paling indah untukku menyadari bahwa masih ada rengkuhan yang lebih hangat dari sekedar kasih tak...