4. | Apartemen

117 13 0
                                    

"Apa-apaan? Bukan! Tidak kesana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa-apaan? Bukan! Tidak kesana. Disini saja."

"Bukan, nanti dia bikin X disini, kau kalah lagi."

"Cepatlah, bocah. Sudah jam 2 dini hari!"

"Besok minggu, Taehyung. Kau bisa tidur sepuasmu!"

Suasana malam yang biasanya identik dengan sunyi senyap, malam ini tidaklah berlaku bagi tiga orang yang entah bagaimana caranya sedang memperdebatkan hal yang harusnya bukan jadi masalah.

Kim Yerin sedang berusaha untuk menjadi pemenang meskipun presentasinya begitu kecil. Sedangkan sebagai tim, Jungkook sedang melakukan usaha terbaiknya kendati matanya telah panas ingin segera terlelap. Sedangkan Taehyung masih bersemangat sekali untuk bermain karena tanpa sadar ia selalu merasa senang saat melihat Kim Yerin tersenyum dan tertawa. Sedikit terisi perdebatan kecil yang selalu akan jadi kekehan konyol. Benar-benar kegilaan yang luar biasa gila. Taehyung jadi bertanya-tanya, bagaimana bisa Jungkook bertahan hanya menjadi seorang teman saat Kim Yerin adalah gadis yang kelewat sempurna jika hanya dijadikan teman. Jungkook itu bodoh atau buta si?!

"Kau menggambarnya dikiri saat aku menunjuk kanan," ucap Jungkook dengan wajah kesalnya. Nyatanya Yerin sekarang sedang memikirkan satu langkah terakhir untuk permainannya.

Yerin tengah bingung sendiri. Jungkook sudah mengangkat tangannya menyerah. Ia sudah menunjukkan langkah terbaiknya sebelum putaran sekarang, namun Yerin tanpa mau mengalah malah menggambar O di sebrangnya. Dan sekarang Taehyung berhasil menjebaknya. Mau berpindah kemana pun akan sangat sulit karena pilihannya hanyalah dua dan itu akan sama-sama berakhir Taehyung yang akan memegang tropi kemenangannya.

Yerin akui dirinya salah, tapi ia benci saat Jungkook terang-terangan mengabaikannya. Seperti ini, Jungkook memilih bangkit dari duduknya dan mengambil sepuntung rokok dan mencari pemantiknya. Namun tepat setelah Yerin menyadari Jungkook akan melakukan hal yang paling ia benci, ia segera merebut pemantik dari Taehyung itu untuk dibuang ke sembarang arah.

"Hyung, pemantik." pun Taehyung langsung merogoh saku celananya dan memberikannya pada Jungkook sebuah pemantik berwarna merah.

"Aku akan mengusirmu dari apartemenmu sendiri jika berani merokok didepanku, Jeon!" ujar Yerin tegas setelah berhasil berdiri dan membelakangi permainannya yang sudah barang tentu akan kalah itu. Tidak apa-apa, lagi pula Taehyung memang sepandai Jungkook strateginya. Jadi sulit untuk ditaklukan. Keduanya sama-sama kuat.

Jungkook nampak tidak peduli. Meskipun Yerin telah membuang pemantik yang Taehyung serahkan pada Jungkook beberapa saat yang lalu, Jungkook tetap menempatkan puntung sialan itu ditengah bilah bibir Jungkook yang merah itu. Namun bukan lagi perkara bibir merah yang selalu menggoda itu, melainkan semenjak kapan Jungkook merokok, padahal sebelumnya Jungkook tidak pernah berhasil menyentuh benda itu lantaran Yerin selalu mencegahnya menyesap asap tidak berguna itu.

"Brengsek! Aku sudah bilang buang! Ya buang! Kau boleh merokok sepuasmu dengan syarat tidak sedang bersamaku!" tegas Yerin.

Melihat Jungkook tidak menghiraukan, atau setidaknya mengambil puntung yang tidak menyala itu dari mulutnya, Jungkook justru menatap Yerin kelewat datar. Dan Yerin muak akan hal itu, ia memilih melangkah menjauh dan menyambar tas kecilnya lalu menuju pintu keluar. Namun sebelum jauh, Yerin telah merasakan lengannya dicekal kembali. Itu Jungkook yang sudah menuruti permintaannya. Tidak merokok. Dan berjanji tidak akan ada asap apapun selagi ada Yerin disana.

Perfect Secrets ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang