"Kau masih ingat ternyata."
Kim Yerin tidak terkejut. Rasanya seperti dejavu saat Yerin bisa menangkap bayangan refleksi tubuh Jungkook dari cermin besar dihadapannya. Tempat pertemuan pertama, dulu sekali. Dengan seorang berandal kampus yang tampan dan menawan. Mempesona serta nakal dalam beberapa situasi. Ingin mengulang namun kemungkinannya sialan. Ia tidak mungkin melakukannya saat ia sedang dalam mode ingin membebaskan diri, atau lebih tepatnya ia memang ingin menjauh. Ia sudah sangat membenci Kim Taehyung karena kalimat pria itu perihal pernikahan. Kendati tidak benar-benar membenci, namun Yerin merasa alasannya kuat untuk tidak lagi memunculkan diri dihadapan Kim Taehyung.
Senyuman miring tergambar pada wajah Yerin dicermin. Sedangkan Jungkook seperti bisa memutar kejadian lampau yang terulang. Tidak ada bedanya. Kim Yerin tetaplah Kim Yerin. Hanya bedanya rambutnya saja yang sudah lebih panjang dari sebelumnya.
Jungkook mengayunkan langkahnya. Sembari tersenyum sinting entah karena apa. Namun didalam matanya jelas sudah penuh oleh satu sosok. Hanya sosok itu yang sedari kemarin menginvasi dirinya. Ia penuh kendati hanya bayangan. Ia kecewa dan cukup memuakkan saat terbangun ia kembali jatuh pada sosok yang sama. Ia telah mabuk hingga hampir mati, mungkin, namun tidak ada bedanya saat ia terbangun, dan tersadar, bahwa hatinya masih terisi penuh oleh Kim Yerin.
Jungkook bersikeras tidak bisa melupakan meskipun yang Jimin katakan adalah benar. Harusnya ia mundur saat tahu bahwa Yerin adalah kekasih kakak tirinya sendiri. Namun ini Jungkook, ia tidak akan menyerah kendati perjuangannya mungkin tidak terlihat. Ia akan tetap mengusahakannya. Setidaknya Kim Yerin tidak boleh seperti ini, semuanya harus kembali baik. Tidak peduli hanya sebagai teman seperti yang telah berlalu, yang terpenting bagi Jungkook adalah kebersamaannya. ia tidak rela jika Yerin menjauh darinya hanya karena sudah memiliki kekasih.
Jungkook memang yang mengatakannya bahwa mereka tidak boleh dekat karena mungkin kekasih Yerin akan cemburu. Namun kata hanyalah sekedar kata. Keluar dari bibir yang manis dan licin dengan bantuan lidah tak bertulang. Mudah. Mudah saat mengatakannya namun begitu sulit kala melakukannya. Jungkook merasa itu berat sekali. Pelariannya hanya alkohol, setidaknya ia akan lupa bahwa Yerin sudah dimiliki oleh orang lain. Namun tetap saja kenyataan tak akan pernah berubah hanya karena ia mabuk. Ia sadar sesadar-sadarnya bahwa Yerin akan tetap menjadi kekasih Taehyung apapun yang dirinya lakukan.
"Kau merindukanku?" tanya Jungkook setelah kakinya terhenti tepat disamping tubuh Yerin yang masih menghadap pada cermin besar beserta senyuman miringnya. Jungkook memasukkan kedua tangannya pada saku mantel tebalnya. Pakaiannya yang serba hitam dengan baju hangat, Abel Red sedang musim dingin.
Senyum seringai Yerin semakin terlihat. Jungkook yang menyadarinya pun hanya terkekeh pelan. Benar juga, respon yang gila, nakal, dan seksi. Kim Yerin adalah kesempurnaan dimata Jungkook. Apapun lakunya, akan tetap terlihat anggun dan menarik. Tipikal gadis dengan dua bekal kekuasaan Abel Red. Isi kepala dan tubuh yang indah. Dengan itu, Kim Yerin bisa menguasai dunia. Termasuk dunia Jungkook sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Secrets ✓
Fanfiction[COMPLETED!] [SERI-1] Aku tahu duniaku hanyalah berisi tentang hancurnya kepercayaanku pada sebuah hubungan, tapi mungkin garis takdir ini adalah yang paling indah untukku menyadari bahwa masih ada rengkuhan yang lebih hangat dari sekedar kasih tak...