Ketulusan memang tidak akan pernah berjalan lenggang tanpa adanya sebuah topeng di punggung bumi ini. Apalagi Abel Red, kota tersialan yang pernah Kim Yerin tahu dan tinggali. Ia sudah berpijak ditanah Abel Red sebanyak umurnya. Ia bahkan seperti sudah menyatu dengan orang-orangnya beserta Yerin juga sudah mengerti bagaimana bertahan hidup ditengah kota Abel Red yang memang seluar biasa ini. Luar biasa gila dan ya tidak bisa dipungkiri bahwa itu kota yang indah.
Kendati Kim Yerin selalu menggunakan cara yang licin, namun ia tetap percaya bahwasannya ketulusan suatu saat akan merajai dunia.
Memang terkadang Kim Yerin merasa bahwa manusia manapun yang mencoba bersikap baik sepanjang waktu pasti hancur diantara sejumlah besar manusia yang tidak terlalu baik. Namun tetap saja, bermain sopan dan halus adalah caranya bertahan hidup sampai hari ini. Ia memang sarkas, namun tetap dia memiliki kelembutan layaknya seorang manusia.
Adakalanya melebur bukan lagi sebuah pilihan, namun menjadi ajang untuk unjuk diri menjadi salah satu kandidat penerus kekuasaan Abel Red. Semenjak Yerin memutuskan untuk menjadi bagian dari kakeknya, tentu saja Yerin menjadi orang yang berbeda kendati apa yang ada didalam dirinya tetap sama. Image-nya harus dibangun seindah mungkin. Citranya harus selalu terpantau baik. Ia akan dimunculkan pada dunia sebagai penerus. Ia tahu dan itu adalah harapan kakeknya. Maka dari itu, Yerin tidak boleh gegabah dalam setiap tindakannya. Termasuk saat menghadapi Jungkook sekarang. Ia memang tidak tahu sebelumnya pria bernama utuh Park Jimin itu, namun jika dilihat dari yang terlihat, pria itu manis sekali. Seperti penyayang dan terlihat berhati selembut malaikat.
"Aku Yerin. Maaf mengganggumu malam-malam, aku pasti merepotkanmu ya?" ujar Yerin setelah berhasil duduk disalah satu sofa yang berseberangan pria bernama Jimin itu.
Pria itu hanya tersenyum sembari mengangguk lemah. "Aku tidak merasa begitu," sahut Jimin dan itupun langsung membuat hati Yerin menghangat. Seperti mendapatkan kembali apa yang ia rindukan dari orang-orang Abel Red. Apa? Jelas sebuah ketulusan.
Yerin tidak banyak berbincang karena memang belum terlalu dekat. Bahkan Yerin baru pertama kalinya melihat bagaimana pria itu secara langsung. Sedari dulu Jungkook tidak membolehkannya menjalin pertemanan dengan teman-teman Jungkook. Alasannya banyak, namun yang paling berkesan adalah saat Jungkook mengatakan; 'Tidak. Kau terlalu menarik untuk mereka. Aku bisa saja pusing melihatmu dekat dengan mereka semua yang matanya tidak pernah berpuasa.' Jadi Jungkook benar-benar membatasinya.
Park Jimin. Nama yang indah begitu juga rupanya. Pria itu tampan, namun aksen woman-nya sedikit lebih dominan karena pria itu memakai sebuah eyeliner bawah mata yang lumayan kentara. Namun Yerin yakin Jimin tidak juga se-woman itu. Ia bisa melihat sebuah tato angka 13 dipergelangan tangan bagian dalam. Tidak. Jimin mungkin sama dengan Jungkook. Tentu saja perihal brengseknya.
Pria itu masih ditempatnya duduk dengan pakaiannya yang casual. Rapih. Wangi. Atasannya hanya sebuah kaus oversize berwarna orange, lalu sebuah skinny jeans dan topi baseball hitamnya. Tampan. Serbuk berlian semua sepertinya teman-teman Jungkook itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Secrets ✓
Fanfiction[COMPLETED!] [SERI-1] Aku tahu duniaku hanyalah berisi tentang hancurnya kepercayaanku pada sebuah hubungan, tapi mungkin garis takdir ini adalah yang paling indah untukku menyadari bahwa masih ada rengkuhan yang lebih hangat dari sekedar kasih tak...