8. | Who Dis?

130 16 0
                                    

Rasa-rasanya Yerin ingin berendam seharian tanpa diganggu siapapun setelah dirinya membuat apa yang selama ini menjadi tamengnya hancur melebur berantakan diatas lantai neraka yang sempat malam tadi ia sambangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa-rasanya Yerin ingin berendam seharian tanpa diganggu siapapun setelah dirinya membuat apa yang selama ini menjadi tamengnya hancur melebur berantakan diatas lantai neraka yang sempat malam tadi ia sambangi. Berbekal apa yang ia yakini sebagai kebenaran, Kim Yerin maju bukan sebagai pengoyak, perompak, namun gadis itu datang sebagai perwakilan Athena. Dewi kebijaksanaan yang selalu menjadi kesayangan Zeus berkat kebaikannya dan kepintarannya.

Tentu saja, Kim Yohwan harus mendapatkan yang setimpal. Atau setidaknya manusia itu sadar bahwa dirinya hanyalah diktator neraka berwajah malaikat.

Jelas Yerin tidak sedang mengakukan dirinya sebagai sang Athena. Dirinya terlalu jauh dari mulianya sang dewi kebijaksanaan itu. Dewi Yunani yang gadis itu kagumi semenjak masih belia. Masih membawa sebuah boneka beruang untuk bermain disebuah ayunan tua di panti asuhan dulu. Setiap minggu pagi, akan selalu ada yang membawakannya sebuah buku bacaan. Seseorang yang selalu berbicara padanya, Kim Dahyun, kakeknya.

Seingat Yerin, pria itu adalah pria yang selalu membicarakan bahwa perempuan harusnya sekuat dewi Athena. Satu gambar yang mampu Yerin ingat hingga hari ini adalah sebuah potret tentang gadis manis dengan pakaian perang dan sebuah tongkat dan temeng, yang katanya dialah dewi Athena. Dewi kebijaksanaan yang perawan, dan dewi yang cerdik dengan strategi perangnya yang hebat. Dewi yang senantiasa menjadi kesayangan Zeus si penguasa langit.

Yerin kembali memejam sembari kembali menenggelamkan diri didalam bathtub yang penuh dengan kelopak mawar itu. Bersama aroma terapi yang menyala, dirinya kembali tenggelam pada masa lalunya.

Beberapa detik Yerin menahan napas didalam air. Yerin biasa melakukannya untuk menjajal bagaimana rasanya sekarat sebelum menemui ajal. Yerin benar bertahan hingga dua menit lalu keluar saat tenggorokannya seperti dicekik. Lalu dengan cepat mengeluarkan wajahnya dari air dengan napas terengah sesak. Menghirup sekuat mungkin hingga paru-parunya kembali penuh.

Rasanya puas sekali. Seperti benar-benar selamat dari kematian. Ada rasa lega, dan juga rasa pilu yang menjalar. Kim Yerin tahu yang dirinya lakukan bukan hal benar, mungkin ia bisa saja mati konyol karena permainannya sendiri. Namun bagi Yerin, apapun itu adalah cara untuk membuat dirinya kembali merasa penuh.

Yerin sengaja mengambil hari ini sebagai hari dimana ia bisa bersantai selama beberapa jam setelah semalaman menunggui Jungkook dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir. Jungkook tidurnya terlalu lelap diatas ranjang putih yang sangat Yerin benci itu. Dirinya merindukan Jungkook yang selalu membuatnya tertawa, mengejeknya hingga membuatnya kesal sendiri. Yerin benci Jungkook yang diam saja seperti itu. Bahkan saat Yerin terang-terangan mengecup kedua kelopak Jungkook yang terpejam, pria itu tetap tidak merespon apapun.

Yerin sekacau itu mengharapkan Jungkook kembali menebar senyum jahil padanya. Terkadang hal-hal yang dianggap sederhana, bisa saja menjadi sesuatu yang sangat berharga kala masa memakannya tanpa boleh mengulangnya.

Yerin tidak biasa melihat Jungkook selemah ini. Dengan cup oksigen yang menutup hidung dan mulutnya, lalu jarum infus yang membuat pergelangan tangannya memerah hampir keunguan. Memar. Belum lagi sudah berbotol-botol infus yang habis guna menopang hidup Jungkook disaat pria itu belum bisa makan karena masih tertidur begitu pulas.

Perfect Secrets ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang