The Ending was Never Ending

139 12 0
                                    

Begitu banyak hal yang bergantung pada reputasi, maka jagalah reputasi anda dengan nyawa anda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu banyak hal yang bergantung pada reputasi, maka jagalah reputasi anda dengan nyawa anda.

Rasanya bukan menjadi hal baru saat menjadi pusat perhatian. Jungkook. Seorang Jeon Jungkook dengan reputasi badboy dimata orang-orang namun selalu menjadi goodboy didepan Kim Yerin, sahabatnya sendiri. Jungkook selalu berpegang bahwa reputasi adalah segalanya. Reputasi dan citra baik adalah landasan kekuasaan. Dimana ia bisa melakukan apapun disaat tidak ada yang merusak reputasinya. Entah oleh orang lain atau dirinya sendiri. Maka dari itu hari ini, hari dimana acara besar-besaran kampus dimulai dengan begitu kondusif.

Beberapa orang mulai berdatangan menghuni kursinya masing-masing yang telah disediakan. Dari mulai jajaran depan dan seluruh dekorasi panggung yang indah. Lalu beberapa kursi terdepan, paling dekat dengan stage, disana adalah kursi yang dikhususkan untuk beberapa para investor, atau pemilik perusahaan besar guna melihat bakat dan skill dari lulusan terbaiknya. Ada juga kursi belakang yang akan penuh tentunya oleh mahasiswa dan orang tua mereka.

Berteman Jungkook yang terus saja merasakan jemarinya diremat asal namun dengan pergerakan gelisah. Dingin ditangan sang gadis mulai menjalar hingga ke permukaan kulitnya. Ada gugup. Jungkook bahkan baru kali ini tahu bahwa Yerin bisa segugup itu. Jungkook seperti tidak percaya bahwa itu adalah Kim Yerin dengan pendominasian yang luar biasa. Tidak seperti biasanya.

"Hei. Kenapa?"

Jungkook memulai pertanyaannya. Penasaran sekali. Padahal saat latihan Yerin sudah sangat bagus. Percaya diri sekali. Yerin percaya diri karena memang sebagus itu. Suaranya baik, dan indah. Jungkook berkali-kali berdecak kagum saat mendengar Yerin menekan pada nada tingginya untuk mengimbangi suaranya. Itu menjadi sangat seksi. Apalagi saat keduanya berlatih chemistry. Benar-benar seperti cinta yang menggila. Jungkook sampai tidak sabar menunggu hari ini. Niatnya Jungkook akan menggelitik dengan beberapa skinship, bisa ciuman dileher atau rematan dipinggang. Untuk mendukung aksi panggungnya.

Jungkook berinisiatif mengedarkan pandangannya ke beberapa sisi. Ia memang sedang berdiri dibelakang stage. Menilik situasi. Dan memang benar, ia suka jadi pusat perhatian. Harusnya Yerin juga. Namun ia bahkan masih bertanya-tanya apa yang terjadi pada Kim Yerin sehingga wajahnya begitu pucat padahal tidak sedang sakit atau demam. Yerin baik-baik saja.

"Tidak apa-apa," ujar Yerin. Menjawab pertanyaan Jungkook dengan kalimat yang membuat Jungkook semakin tahu bahwa Yerin tidak sedang baik-baik saja. Ada ketakutan dari dalam matanya yang sedari tadi memendang begitu nyalang pada satu sisi.

Seketika Jungkook mengikuti arah pandang Yerin, kemudian ia hanya mampu menebar senyum sinisnya. Sudut bibirnya terangkat satu. Smirk yang indah. Namun tetap begitu menggoda. Bukan menggoda dalam artian panas, tetapi menawan sekali sebagai paras sang dewa. Lambang kesempurnaan duniawi.

Nyatanya disana Jungkook tidak menemukan siapapun kecuali satu orang. Yang sangat dekat dengannya namun sekarang seperti menjaga jarak selebar-lebarnya. Kim Taehyung. Pria itu duduk dibarisan terdepan. Bersama temannya, Park Jimin yang memang sudah direncanakan akan ada disana. Jimin sudah mengatakan bahwa hari ini ia akan hadir sebagai salah satu tamu kehormatan. Perwakilan perusahaan, meskipun yang sebenarnya terjadi adalah Jimin lah yang pemilik perusahaan penerbitannya. Bukan perwakilan, tapi memang pemilik. Namun untuk Taehyung, Jungkook sama sekali belum tahu, ia tidak berbicara pada Taehyung beberapa hari ini dan itu membuatnya sangat ketinggalan informasi. Sialan! Apa sekarang Yerin sedang mengkhawatirkan Taehyung? Kekasihnya itu?

Perfect Secrets ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang