Bersama menghilangnya punggung sempit Kim Yerin dari pandangan Kim Taehyung, rasa-rasanya pria itu harus benar-benar kehilangan isi kepalanya saja agar tidak perlu repot-repot memikirkan hal yang tak seharusnya dipikirkan. Aneh sekali. Taehyung tidak membenci Kim Yerin sedalam tatapan tajamnya yang tadi menyorot kedalam netra hazel milik gadis itu. Taehyung hanya saja sedang berusaha menyelam dalam kedalam sana, mencoba mencari kebohongan lain, kali saja Yerin sedang membohonginya atau malah menebar omong kosong belaka tentang siapa dirinya.
Namun, nihil. Taehyung sama sekali tidak menemukan kebohongan ada disana. Melainkan Taehyung melihat sirat lain yang bersembunyi dibalik tatapan sinis gadis itu. Ada sendu dan beberapa kekecewaan yang mengendap didalam sana. Rasanya bukan Yerin sekali, namun saat Taehyung benar-benar tidak berniat menolong dalam artian memberikan setidaknya pelukan menenangkan, Taehyung teringat Jungkook. Atau setidaknya Taehyung harus tahu perihal apa yang membuat mata gadis itu memerah setelah keluar dari kamar Jungkook. Apa sepasang kekasih itu malah habis bertengkar? Atau malah mereka sudah putus?
Taehyung langsung masuk saja, membiarkan gadis itu pergi tanpa Taehyung mengejarnya seperti biasa. Taehyung lebih memilih memastikan dulu keadaan Jungkook, baru setelah itu Taehyung memutuskan akan memberitahu Jungkook perihal Kim Yerin atau tidak.
Tepat setelah Taehyung masuk kedalam ruangan Jungkook, pria itu hanya melihat Jungkook sedang menangkupkan salah satu bantalnya ke wajah. Berusaha menutupi wajahnya sambil terdengar suara isak yang bahkan baru pertama kali ia dengar dari Jungkook. Taehyung memang tidak pernah sedekat itu dengan Jungkook mengingat hubungannya yang sudah tidak baik-baik saja sejak awal. Namun kali ini Jungkook sepertinya sedang kacau sekali, apa semuanya ada hubungannya dengan kedua mata Yerin yang memerah seperti menahan tangis? Jawabannya; mungkin saja.
"Hei, bastard! Kau menangis?" sapa Taehyung setelah sampai di kursi disamping ranjang Jungkook. Bokongnya telah mendarat disana sambil terus memandangi adik tirinya yang sialannya tidak membuka bantalnya sama sekali bahkan setelah panggilan bastard itu mengudara.
Tidak ada jawaban, kesal sekali rasanya. Taehyung memang sudah terbiasa perihal diabaikan oleh Jungkook, namun kali ini Jungkook menangis. Bukan karena Taehyung ingin sok baik seperti malaikat, melainkan karena kemanusiaannya. Setidaknya Taehyung bukan sedang memposisikan sebagai kakak tiri karena Jungkook tak akan pernah memandangnya begitu, melainkan sebagai sesama manusia yang harusnya saling mengasihi kendati bukan sepasang kekasih.
"Tidak." suaranya teredam kedalam bantal, namun Taehyung masih bisa mendengarnya.
Taehyung sedikit tenang, setidaknya Jungkook masih bisa bicara. Namun masalahnya jika seperti ini berlanjut, bagaimana caranya Taehyung hendak menanyai Jungkook? Sedangkan wajahnya saja sama sekali tidak ditunjukkan padanya. Masih dalam posisi yang sama, tenggelam didalam bantalnya.
"Apa kau putus dengan Yerin? Bagaimana bisa?" ucap Taehyung sambil mencoba melepaskan bantal yang didekap oleh Jungkook dengan cara menariknya paksa. Namun jelas saja kekuatan Jungkook mencengkeram bantalnya lebih kuat dari tarikan lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Secrets ✓
Fanfiction[COMPLETED!] [SERI-1] Aku tahu duniaku hanyalah berisi tentang hancurnya kepercayaanku pada sebuah hubungan, tapi mungkin garis takdir ini adalah yang paling indah untukku menyadari bahwa masih ada rengkuhan yang lebih hangat dari sekedar kasih tak...