3. | The Car

166 19 0
                                    

Mungkin jika saja pagi itu tidak terjadi hal yang tak pernah Jungkook inginkan, maka mungkin sekarang ia bisa dengan mudahnya mengumbar senyum manisnya didepan gadis manapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin jika saja pagi itu tidak terjadi hal yang tak pernah Jungkook inginkan, maka mungkin sekarang ia bisa dengan mudahnya mengumbar senyum manisnya didepan gadis manapun. Menebar pesona setidaknya untuk menggiring satu gadis hingga ke atas kasurnya. Menjadi one night stand yang penurut kendati Jungkook tidak pernah benar-benar menikmati permainannya.

Jungkook memang suka bermain-main namun tetap tak pernah lupa menggunakan pengamannya. Ia tidak ingin mengambil resiko dengan memiliki anak diluar status pernikahan. Terlalu muak. Ia bahkan sempat berniat tidak memiliki anak saja. Ia takut jika anaknya akan bernasib sama seperti dirinya. Ia tidak suka itu. Kasihan. Terlalu egois. Atau malah Jungkook juga tidak pernah berpikiran akan menikah.

Baginya, menikah hanyalah janji sampah dihadapan kitab suci.  Bagaimana kedua manusia saling menggenggam, saling berciuman dan saling mengumbar kemesraan lalu berakhir berpisah setelah beberapa tahun menjalin kehidupan bersama. Apakah tujuan pernikahan hanya untuk perpisahan? Lalu untuk apa menikah? Status? atau kelegalan bercinta? Jika memang hanya untuk bercinta, bahkan Jungkook tidak perlu pusing melampiaskannya. Ia hanya perlu menelfon seseorang, maka sudah dijamin bahwa malamnya akan terlewat dengan hangat. Penuh oleh panas gairah dan erangan nikmat juga desahan surgawi.

Namun, yang sekarang terjadi hanyalah dia yang terdiam didalam mobilnya seorang diri tanpa gairah apapun. Ini sudah malam dan dirinya masih berada diluar. Rasanya tidak ingin berlarut-larut dengan kejadian pagi tadi, namun Jungkook sudah terlalu dalam tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Ada banyak hal yang muncul sebagai pertanyaan retorik tanpa adanya jawaban spesifik. Misalnya tentang; untuk apa menikah jika ujungnya bercerai. Atau untuk apa memiliki hubungan jika berakhir saling meninggalkan. Untuk apa memiliki anak jika pada akhirnya keegoisan mereka menjadikan anaknya seperti terbuang tanpa kasih. Jadi mana yang harusnya dibenarkan? Pernikahan tanpa jaminan kebahagiaan? Atau hanya sahabat tanpa adanya kata saling mencaci dan berakhir saling melepas genggaman masing-masing?

Jungkook pening. Dia hampir tidak bisa berpikir jernih kendati sudah 5 kaleng bir yang mengendap didalam lambungnya. Padahal jelas sedari siang dia tidak memakan apapun. Jungkook hanya sarapan dua lembar roti yang berisi telor dan selada. Mirip sandwich tapi tanpa mayonais. Yerin yang membuatkannya. Persediaan dapur hampir habis dan dia lupa tidak belanja. Jungkook memang sengaja tidak memiliki orang dapur yang mengurusi makannya, karena ia sendiri lah yang akan pergi belanja untuk makanan hariannya.

Isi kepala Jungkook rasanya mau meledak jika saja ia tidak menyadari bahwa ponselnya sedang bergetar didalam saku celananya. Pun Jungkook langsung saja mengambilnya, kendati dengan sirat malas yang begitu kentara, Jungkook akhirnya mengangkat teleponnya tanpa terlebih dulu membaca namanya. Tubuhnya mungkin bisa saja mabuk jika toleransi alkoholnya rendah. Namun, ini adalah Jeon Jungkook, dimana dia adalah manusia yang di berkati dengan toleransi alkohol yang tinggi diatas rata-rata, jadi jika hanya 5 kaleng bir, itu tidak akan pernah membuat isi kepalanya melayang. Bahkan bergeser pun tidak sama sekali.

Perfect Secrets ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang