8. | Who Dis?

104 12 17
                                    

Layaknya sebuah harap yang tak pernah berhenti untuk tetap membuat napas terus bergantian mengisi paru-paru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Layaknya sebuah harap yang tak pernah berhenti untuk tetap membuat napas terus bergantian mengisi paru-paru. Ada kalanya keputusan yang dianggap sebagai jalan terbaik adalah sarana menjadi ajang penggores luka baru yang tak kalah menyakitkannya dari luka lamanya. Begitupun juga untuk Yerin. Dengan langkah yang tak bisa dikatakan berjalan. Ia berlari setelah melihat mobil Taehyung melesat membelah jalanan lenggang Abel Red. Meninggalkan dirinya didepan sebuah apartemen mewah yang tak lain adalah apartemen lamanya, sebuah unit hunian pemberian Jungkook beberapa tahun silam. Ia sengaja tidak menjualnya kendati ia telah tinggal disebuah istana. Ia terlalu mencintai kenangannya. Ia terlalu mencintai kisahnya. Ia terlalu takut jikalau ia merindu namun tidak ada lagi tempat untuk menenangkan gelojak rindunya itu.

Bersamaan dengan beberapa gumaman kesal dan iba sekaligus marah yang tertahan, Kim Yerin membuka pintu unitnya. Menemukan disana seperti tidak ada aroma manusia sama sekali, namun saat langkahnya semakin jauh masuk kedalam, kedua netranya langsung bisa menangkap seseorang yang sedang tergeletak dengan ponsel yang terbiarkan mati disamping kepala pria itu. Itu Jungkook.

Tertidur dalam keadaan mabuk itu sudah jadi kebiasaannya. Namun kali ini, untuk kali pertama, Yerin menyaksikan Jungkook kehilangan kontrol dirinya. Menenggak wine hingga terkapar tak berdaya sama sekali, padahal biasanya Jungkook selalu akan berhenti sebelum toleransi alkoholnya mencapai puncak tertingginya. Ia bisa saja mabuk, namun toleransi tubuhnya terhadap alkohol sangatlah baik. Jadi Jungkook tidak akan mabuk hanya dengan alkohol taraf kecil. Dan Jungkook akan mabuk jika ia melanggar batas toleransinya sendiri.

Dengan napas berat yang tertahan di ujung pangkal tenggorokan, Yerin akhirnya memberanikan diri untuk mendekat pada tubuh itu. Badannya penuh peluh keringat. Satu tangan kirinya masih mengepal didalam sarung boxing. Sedangkan tangan kanannya berada didekat ponsel. Tebakan Yerin adalah Jungkook telah menelponnya lalu menyerah, kemudian mencoba sekali lagi saat racauannya sudah menunjukkan bahwa Jungkook benar-benar sudah mabuk.

Kim Yerin jelas sangat meyakini bahwa Jungkook mabuk semabuk-mabuknya. Apalagi jika diingat dari kata-katanya pada pesan suara itu.

"Sayang, aku ingin mati saja sekarang."

"Brengsek!" cebik Yerin kala ia berhasil mengingat satu kalimat yang sempat membuat Yerin melemas dimobil Taehyung.

Kim Yerin jelas mendadak stagnan dalam hatinya saat membuka pesan suara yang masuk kedalam ponselnya. Kendati wajahnya tetap tenang, bahkan sempat juga memejam sembari bersandar tanpa beban, jujur saja Yerin khawatir setengah mati mengingat Jungkook. Untung saja Jungkook tidak gegabah dengan mematikan gps atau mabuk di klub. Jungkook memilih apartemennya dan itu cukup membuat Yerin sedikit tenang. Namun meskipun begitu, Yerin tetap langsung meminta Taehyung untuk meninggalkannya tanpa mengantar kedalam sampai didepan pintu unit. Ia hanya sudah tahu bahwa yang ada didalam unitnya adalah Jeon Jungkook yang sedang mabuk. Yerin sungguhan tidak ingin menambah-nambahi beban pikirnya karena harus menangani dua orang dalam satu kali waktu. Yang satu sedang mabuk, dan satunya lagi menuntut perhatian dan penjelasan.

Perfect Secrets ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang