Kemarahan Kaniyah

7 1 0
                                    

Keputusan Gilang di sambut gembira oleh keluarganya,putranya sudah bisa melupakan masa lalunya yang membuatnya trauma dan rasa sakit yang berkepanjangan.Berkat Tiara pula dia bisa melewatinya ,meski berat melepas gadis itu mereka akhirnya lega Gilang menerima Kaniyah sebagai calon istri ....gadis sahabat pilihan Tiara.
"Alhamdulillah Nak...Ayah bahagia mendengarnya,"di peluk hangat putranya yang terlihat bahagia.
"Ibu juga....apapun pilihanmu Ibu mendukungmu!"
"Gilang yakin Mi...Dia sahabatnya ,pasti baik dan yang terbaik untukku....aku akan berusaha menyanyanginya,"Gilang memeluk Maminya yang menangis bahagia.
"Di segerakan Yah...biar kita cepet nimang cucu!"Mami terlihat tak sabar.
"Ah...Mami !"Gilang malu malu ketika Maminya menggodanya.
"Tapi biar aku bilang Nia dulu,biar dia tidak terkejut...Tiara minta aku yang bilang padanya."Kamu sungguh nurut sama Tiara Nak!Semoga Nia bisa menggantikannya di sudut hatimu.
"Sayang...kamu yakin kan?"Ayah berusaha mencari tahu tentang keputusan yang di ambil.
"Bismillah...ini takdirku Yah...dia hanya adikku sekarang ...putri kedua Ayah...Nia yang ketiga."Gilang menjawab dengan tersenyum.Gilang sudah yakin ,dia ingin adiknya itu bahagia dengan melihatku bahagia dan aku berjanji akan bahagia dengan Nia.....aku janji .

Tiba tiba Nia datang ke rumah Tante,setelah pulang kerja.Wajahnya tampak marah ,ada kecemasan di sana.
"Dan...mana Tiara?"
"Ada ...di belakang ,kenapa kamu datang .Penting banget ya?"meski tahu Dania tetap saja pengin tahu .
"Aku harus bilang sama Tiara...tolong panggilkan!"Dania mengangguk dan melangkah ke dalam ,Dania tersenyum tahu akan terjadi sesuatu pada mereka berdua...
"Raaa...ada Nia tuh di depan!"
"Tumben...dengan Mas ya?"
"Sendirian!Cepetan sanaaa...tinggal aja ,biar Tante yang beresin...aku yang jaga Tya..."Dania beranjak pergi,menuju kamar Tante.
Ada apa Nia yaa....tumben,ah...mungkin Mas sudah bilang padanya,Alhamdulillah semoga kamu menerimanya Nia...batin Tiara bahagia.

"Niaaa...tumben,pakabar?"
"Duduk Raa...aku ke sini bukan untuk basa basi!"Deg...kenapa Nia terlihat cemas ,ada kemarahan di sorot matanya.
"Kamu memang pinter Raa,cantik...tapi hatimu busuk!Kamu juga pinter pura pura,kamu bilang kamu gak suka sama Mas Gilang ,tapi kenapa kamu menerima lamarannya...kamu tahu kan aku mencintainya sejak awal...dan kamu bilang ,jaga dia Nia...kenapa kamu memberiku harapan indah...kenapa Raa...hiks  hiks hiks...!"di pukul pukul tubuh Tiara yang terkejut mendengar kata katanya ....apa yang di katakannya .
"Itu tidak .."
"Cukup...aku tahu ....kamu akan di lamar Mas Gilangmu itu,kamu jahat Raa...aku bukan apa apa bagimu,kamu jahat Raa...!"Kaniyah tak bisa membendung tangisanya,Tiara berusaha memeluk dan membuatnya tenang.Dania menggendong Tya di ruang tengah tersenyum puas.
Kaniyah berdiri dan pergi.
"Puas kamu dasar jalang...rendahan kamu!"kata katanya terdengar jelas,Tante yang baru keluar kamar terkejut mendengarnya.
"Raa...apa yang terjadi?"Tiara duduk lemas di kursi ,dia tak bisa menjawabnya...pikiranya kacau ,bagaimana aku serendah itu Niaa....kata katamu sungguh kejam.
"Raa...kamu gak papa kan Dek?"Tiara mengangguk ,dia berdiri dan pergi ke kamar,Tante masih bingung dengan apa yang terjadi ,kenapa Nia mengeluarkan kata yang jahat pada ponakannya,apa yang terjadi.

Tiara menangis histeris,hatinya benar benar sakit sahabatnya bisa berkata kejam ,aku rendahan...aku jalang...apa salahku...aku harus ketemu Mas Gilang.
"Kenapa Raa....?"
"Aku harus ketemu Mas !"di ambil baju gantinya yang di gantung di almari.
"Tunggu...kamu masih panas ,tenangkan dulu...lagian Masmu itu gak mungkin percaya juga Nia bicara seperti itu kan!"Benar juga kata Dania,jadi aku harus apa...dari mana dia punya pikiran seperti itu,dia salah paham ...kamu yang akan di lamar Nia ....bukan aku.
"Nanti malam aku harus ketemu Mas,aku gak mau Nia salah paham padaku,"Dania keluar sebentar ,dan memberikan segelas air putih padanya,Tante berdiri di depan pintu merasa kasihan pada ponakannya.
"Nih minum dulu biar tenang ,nanti malam kamu bisa ketemu dengannya."Tante tersenyum melihat Dania perhatian pada Tiara.
Perlahan Tiara minum air itu,dan menyerahkan kembali pada Dania.
"Makasih Dan!"Tiara cemas...kata kata Nia terngiang di telinganya.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang