Satrio keluar kota

5 0 0
                                    

Tiara meliburkan anak lesnya seminggu,sengaja untuk membuat ruangan khusus untuk balita usia 3 sampai 4 tahun yang ikut belajar .
Di buatkan ruang khusus ,di buat senyaman mungkin .Penataan ruang ide Tiara sendiri,Satrio yang membantunya mencari pekerjanya.

"Tant...seneng ya semakin banyak anak anak ,comel gitu....bisa di goda."ikut dengan Tiara menata pernak pernik ruangan dengan aneka hiasan dinding yang di siapkan Satrio.
"Loh kok gitu...di temeni mainnya biar pinter,mereka kan seharian sama Tante sayang."sengaja Tiara menerima penitipan anak ,karena ada yang memintanya .
"Apalagi kalau suka nangis dan tertawa,senengnya."lanjutnya.
"Tataaa....teruss,hayooo!"
"Ampun Tant....tapi Tante lupa sama Tata!"wajahnya sedikit cemberut,ada kecemasan di sana.
"Tenang ,Mbak kan ada Mbak yang lain,kalau yang nitip banyak bisa nambah ,Bismillah semoga bisa meringankan beban para orang tua ,tenang dalam kerjanya."Entah kenapa Tiara sangat senang dengan anak anak ,ada kepuasan bisa membuat mereka tertawa dan bebas bermain .

Tiara sangat puas dengan ruangannya ,sengaja di pisah dari rumah utama jadi di buatkan semacam teras di samping rumah ,dengan luas yang cukup untuk aktifitas balita,ada kamar khusus untuk tidur siangnya,beberapa tempat tidur dan perangkatnya ,kamar mandi sengaja di buat agar mudah .
Karena pembelajaran untuk balita adalah kemandiriannya ,bisa bersosialisasi dengan orang lain.
Di buat pintu darurat agar mudah masuk ke rumah utama .

"Kamu pinter juga buat desainya Dek!"
"Biasa saja Mas,"
"Sungguh,seperti arsitek beneran ,semua pas ...ada yang kurang ?"
"Besok Tiara belanja Mas,kurang mainannya ."
"Jangan besoklah....hemmm ....gimana Minggu saja ,kali ini gak boleh nolak,aku antar ya!"pinta Satrio.
"Papa Tata ikut ya!"suara Tata yang tiba tiba ada di sampingnya ,mencium kedua pipinya.
"Putri Papa Yo...gak ucap salam ....ah...."Satrio membalas mencubit pipinya dengan lembut.
"Maaf ...Assalamualaikum."jawabnya sambil mencium Tiara.
"Aku juga ikut Om !"
"Boleh....biar seru ,kan beli mainan mungkin ada ide apa yang perlu.di beli."di ulurkan tangannya pada Sifa yang datang bersama Tata.
"Kok udah pulang gimana acaranya tadi sayang ,sini duduk ?"
Keduanya ijin ikut acara ulang tahun temen lesnya,Tiara di undang tapi titip kado saja .
"Seru banget....sulapnya bagus ,nih kami dapet kado juga Mbak,ini punya Dek Tata yang ini punyaku...oh ...ya ini kue untuk Mbak,Reva sedikit kecewa Mbak gak datang."kue mini yang terbungkus mika terlihat sangat manis.
"Maaf...tapi sudah di sampaikan alasannya kan sayangku?"
Sifa mengangguk.
Satrio tiba tiba sudah duduk di depannya,dan bersiap menyuapinya kue dari Reva.
"Hak...Bismillah ,kiriman dari anak les harus di nikmati."
Tiara tersipu ,Sifa dan Tata melihat ke arahnya.
Satrio menoleh ke arah keduanya minta dukungan.
"Setelah ini kami juga mau di suapi !"
Keduanya tertawa,Tiara menerima suapan dari Satrio dan bergumam,malu di lihat anak anak.
Di jawab dengan pelan oleh Satrio,gak papa mereka seneng kok!
Satrio berhasil memaksanya ,sambil tersenyum di suapi kedua putri cantiknya.
Satrio menggoda Sifa,dengan mengoles crem di kue .
"Kapan kamu ulang tahun Om belikan kue yang enak ya Sif!"
"Ah Om apaan sih ,jadi kotor nih,"dengan cekatan di ambil crem kue di oleskan ke pipi Tata yang di dekatnya.
"Loh Mbak...kok ke aku ,ke Papa Yo dong...Papa curang !"sambil mencolek crem di arahkan ke arah Tiara .
"Nah kan....kalian sengaja ,Tante gak ikutan loh kok kena juga ...nih ...biar adil ya!"di oleskan crem yang masih sisa di pipi Satrio .Berempat mereka tertawa melihat pipinya berhias crem kue.
Seperti ini bersamamu serasa sudah menikah ,ubahlah rasamu padaku Dek....Satrio terus menatapnya lekat ,sementara Tiara terus tertawa bersama keduanya.

Masa libur anak les berlalu ,Tiara kembali beraktifitas biasa.
Dia mendapat amanah menjaga dua balita usia 2 dan 3 tahun ,Cinara dan Almairi.
Kedua orang tua mereka tahu karena kakaknya les di Tiara .
"Kami titip Cinara ya Mbak,berapapun kami bayar!"orang tuanya begitu memohon padanya ,dari Alkha putra pertamanya mereka tahu kesabaran Tiara dalam menghadapi balita ,karena banyak anak TK yang les baca tulis dan mereka senang dengan cara belajarnya.
"Maaf Ma...untuk biaya saya serahkan kembali ,yang penting saya bisa menjaganya dengan baik tapi untuk semua keperluan tolong di siapkan ya!"
"Siap...Mbak bilang aja berapa ,kami jadi gak enak !"paksa Papa Nara,seorang karyawan BUMN yang jelas bergaji lumayan besar,trauma dengan beberapa pembantu rumah tangga yang kurang sabar menghadapi Nara.
Tiara tetap menolak soal biaya,begitu juga dengan orang tua Almairi yang menitipkan Al karena merasa kasihan pada neneknya yang selama ini mengasuhnya .
"Sudah tua Mbak ,biar istirahat neneknya ...meski awalnya gak tega ,setelah denger cerita Mbaknya sabar ...baru boleh ,kapan kapan nenek ingin ketemu Mbak boleh kan?"
"Iya  boleh banget....atau mau tinggal di sini ,sekalian lihat Al...untuk pertama di tinggal Al pasti sepi ,biasanya ada Al yang menemaninya tiba tiba sepi."
"Mbak gak papa beneran nenek ikut ke sini ?"
Tiara mengangguk dan tersenyum ,tidak ada ketakutan repot jika ada orang lain di rumahnya.

Al tipe balita yang tak mau diem,sedangkan Nara senangnya mengambil mainan atau makanan punya orang lain.
Hari pertama ,nenek benar benar datang dan melihat Tiara begitu telaten menghadapi keduanya.
Al di buatkan mainan dari playdoh untuk membuat aneka bentuk,Nara selalu di dampingi Tiara ,jika mau ngrebut mainan Al sigap Tiara menggendongnya di tanyai minta apa ,kalau ingin mainan yang bukan punyanya harus bilang dulu....sehari sepertinya cukup untuk meninggalkan Al di tempat yang tepat .

"Dek...gak capek ?"
"Alhamdulillah."
"Artinya?"Satrio sengaja menunggunya selesai.
"Kerja itu pasti ada capeknya ,tapi Tiara seneng liat mereka bisa mengerjakan semua soal yang di dapat dari sekolah,bisa memahami ilmu baru ...apalagi Al sama Nara yang sekarang sudah akur ,bisa berbagi meski kadang masih suka berebut...capeknya ilang Mas!"
"Mau anak berapa ?"
"Apaan sih!"
"Beneran....kalau liat kamu seperti itu pengin punya kesebelasan ,pasti seru nih punya mama yang hebat ...jadi juara terus ,"Satrio tersenyum mulai menggodanya.
"Emang aku pelatih sepak bola !"wajahnya sedikit berkerut ,membayangkan punya 11 anak ...hah...ada ada saja .
"Hum...mbayangin kan....pasti lucu!"Satrio tertawa.
"Biasa sih....kalau sudah di kasih Allah ,ya di terima Mas!"
"Cocok deh!"
"Apanya?"
"Jadi pengin nikah!"Satrio menatapnya.
"Jangan liat seperti itu Mas...!"di tutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Mas serius Dek!"Satrio benar benar tak lepas dari pandangannya.
"Maaf Mas...jika aku belum bisa ,atau Mas mau cari ..."
Di tutup bibir Tiara dengan telunjuknya.
"Sudah ...gak usah di lanjut ."Satrio sudah janji akan sabar menunggunya,sedekat ini dengannya sepertinya sudah membuatnya bahagia.
"Maafkan aku ...tapi Mas mau aku tidak bohong kan?"
"Udah ...malem,aku pulang dulu ya,met istirahat jangan lupa selalu makan tepat waktu biar selalu sehat ,mungkin seminggu ini aku gak ke sini mau ngecek ke luar kota ,jangan kangen ya ...nanti Mas jadi pengin pulang."godanya.
Tiara tersenyum dan mengantarnya sampai gerbang ,kamu begitu baik dan selalu menjagaku ,Ya Allah jika dia jodohku beri jalan yang Engkau ridhoi.

Seminggu Satrio benar benar tidak datang ,Tiara merasa ada yang beda .
Meski tidak tiap hari ,dia mendengar suaranya ,sekedar menyapa atau menggodanya atau bahkan diam tanpa kata melihatnya sedang asyik dengan anak anak lesnya.
Apa aku rindu padanya karena terbiasa melihatnya,terbiasa mendengar candaannya,apa ini artinya aku sudah melupakannya?

Hari Minggu pagi setelah semua bersih ,Tiara duduk di teras membaca buku baru yang di bacanya .Hampir setiap bulan ,Tiara membeli 2 buku .Koleksi bukunya semakin banyak ,belum lagi Satrio membawakannya jika dari luar kota ,seperti tahu keinginnanya.

"Assalanualaikum,pagi Mbak!"
"Wa alaikumsalam."Tiara terkejut ,Danang sudah berdiri dengan gagah di depannya,hampir dua bulan Danang tidak ke rumah semenjak peristiwa itu.
"Kaget kan...Danang ganteng kan!"
"Hum...sok keren kamu ,gimana kabarmu Dan?"
"Gak disuruh duduk nih?"
"Silakan duduk pegawai baru !"jawabnya dengan tersenyum.
"Mbak gak kangen aku?"
"Biasa!..  Mau minum apa Dan?"
"Gak usah repot Mbak...aku ke sini pengin ngobrol ,gak pengin minum kok."jawabnya tertawa,kamu masih sama Dan...suka bercanda ,tapi wajahnya tambah bersih ,mungkin tinggal di daerah yang dingin jadi membuatnya lebih bersih.
"Nah ...Mbak terpesona kan denganku ,di bilang aku ini keren...Mbak ..."sengaja di potong pembicaraannya agar tidak menjurus ke arah perasaannya yang dulu.
"Ini oleh oleh Mbak ,titip juga untuk Sifa dan Tata ,kok sepi ?"
"Repot repot ,kamu gak minta sama Ayahmu kan?"
"Gaji pertamaku Mbak....dan ini untuk Mbak!"di ambil sebuah kotak kecil ,dan isinya sebuah cincin .
Tiara terkejut,Danang masih sama ...terobsesi padanya.
"Dan...Mbak gak...!"
"Ssstttt...ini hanya hadiah ,aku sudah berjanji ...gaji ini untuk Mbak yang sudah bantu aku di terima ,yang sudah maksa aku untuk pergi dan ambil kesempatan,Mbak jangan kuatir....Danang tahu Mbak gak mudah mengubah keputusan ,tapi Danang mohon ...terima hadiah ini!"
Dia sedikit berubah ,ada sebuah kedewasaan di bicaranya ,sikapnya juga terlihat beda...Alhamdulillah .
"Kalau Mbak nolak?"
"Gak boleh,katanya aku adek ?"
"Tapi ini berlebihan Dan...Mbak gak bisa...!"
"Udah ya ...aku taruh sini,simpen kalau Mbak belum mau  makai."
Tiara diam dan melihat ke arahnya ,apa itu bener kamu Dan...semoga kamu benar sudah tidak mengharapku karena aku gak bisa!
Danang bercerita banyak tentang tempat dan rekan kerja ,Tiara menjadi pendengar setia ,keduanya nampak saling beradu pendapat entah apa saja yang di bicarakan ,Danang bisa mengimbangi setiap pembicaraan .
"Aku sengaja sebulan sekali pulang ,aku harap Mbak gak keberatan aku ke sini...aku pulang dulu ,nanti malem aku harus kembali...... sampai bulan depan ya."Danang berdiri dan berpamitan ,Tiara melepasnya dengan seuntai doa untuk kebahagiaanya,doa kakak untuk adiknya.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang