Permintaan Hari

12 1 0
                                    

Setelah bertemu di rumah sakit ,sampai rumah Hari bicara tentang Tiara.

"Bu ini obatnya,Alhamdulillah ini yang terakhir nebus obatnya,harus di habiskan biar bisa sehat lagi!"

"Iya ,Ibu capek Yon, harus minum obat terus ,rasanya ingin muntah bau obat gini."

"Makanya ,Ibu harus cepet sehat ya ,biar gak minum obat lagi."

Di lihat wajah pucat Ibu yang beberapa bulan ini sakit ,Ibu yang menahan rasa malu karena kegagalan pernikahan Hari.
Pernikahannya gagal di saat semua sudah siap ,Amira calon istrinya tidak mencintainya dan hamil dengan mantan pacarnya , Hari memutuskan melepasnya .Antara lega karena lepas dari perjodohan yang di buat Ibunya ,karena terlalu lama menyendiri ,membuat Hari setengah hati menerima Amira dan sedih melihat Ibunya begitu terluka,Amira yang masih saudara jauh Ibunya sudah membuatnya kecewa.Dan Ibu jatuh sakit karena itu.

"Bu tadi aku ketemu Tiara ,Ibu masih ingat ?"

Ibu melihat ke arahnya sambil berbaring.

"Maaf aku belum bisa melupakannya ,aku akan mencari tahu tentangnya restui kami ya Bu jika dia masih sendiri ,aku akan menikahinya !"di usap lembut kedua tangan Ibu yang terlalu menyayanginya ,sehingga melarang hubungannya dengan Tiara di masa lalu ,dari pandangan Ibu, Tiara gadis yang terlalu berani ,sering datang ke rumah untuk bertemu dengan Hariyono membuat pandangannya beda pada Tiara.

"Dia terlalu berani ,Ibu gak suka itu !"alasan itu yang selalu di sampaikan jika Hari bicara tentangnya.

"Buu !Dia hanya peduli padaku ,ingin aku belajar dan mengerjakan tugas rumahku ,apa itu salah ?"

Tapi itulah Ibu ,yang teguh dalam pendirian ,sampai perjodohan itu datang ,Hari tak bisa menolaknya.

"Jika Ibu senang aku nikah dengan Amira ,oke tapi satu yang pasti aku belum bisa melupakannya Bu!"

Ibunya tersenyum sinis ,kamu pasti akan melupakannya setelah pernikahanmu ,tapi impian Ibu hancur dengan kejujuran Amira ,yang tanpa bersalah bilang pada Hari maaf aku tidak mencintaimu dan aku hamil !

"Ibu masih tidak merestuiku ?"lembut di tatap wajah orang tuanya yang tinggal satu ,setelah kepergian Bapak 5 tahun lalu ,Ibu memilih tinggal sendiri meski di paksa tinggal dengan kakak perempuan Hari yang sudah menikah .

"Apa kamu yakin pada putusanmu ?"

Hari mantab mengangguk,aku yakin Bu ,hati ini masih sama ,debaran itupun sama meski telah belasan tahun berlalu .

"Baiklah,Ibu hanya bisa berdoa ,semoga kali ini keputusan Ibu benar ,dia bisa menyayangimu dengan tulus ?Apa kamu yakin dia masih sendiri?"

Hari perlahan bercerita pada Ibunya ,ada seorang anak bersamanya tapi Hari tidak yakin itu anaknya ,hatinya berkata Tiara masih sendiri.

Paginya Hari sengaja pergi ke rumah Mbak Riris ,dan dari Mbak Riris dia tahu Tiara batal menikah .

"Ke mana aja kamu Dek!Dia menunggumu ,tanpa kejelasan !"ada nada kecewa dalam setiap katanya.

Hari hanya bisa minta maaf ,dan segera pamit untuk menyusul ke rumah Tiara ,dia yakin akan hatinya ,aku akan menikahimu segera .

Saat Hari datang banyak orang di ruang tengah ,Hari sengaja tidak ucap salam dia hadir di tengah tengah perdebatan mereka.
Saat yang tepat Hari bicara .

"Jadi apa maksud kamu ke sini ,kenapa kamu tiba tiba datang setelah kami mulai lupa padamu?"Hari bisa memaklumi kecewanya.

"Saya salah ,tanpa kabar Pak!Biarlah itu cerita masa lalu ,sekarang saya datang untuk melamarnya dan segera menikahinya ,restui kami Pak!"

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang