Tentang Dina

7 0 0
                                    

Satrio menyempatkan bertemu adik angkatnya Dina,  jika keluar kota.Di kota itu Dina sengaja menjauhkan diri dari kehidupan Satrio,harapan untuk segera menikah dengannya di tutup dalam dalam karena dia tidak bisa pura pura menyayangi Fita putri Satrio.

Meski berat ,Dina memilih pergi karena jujur rasa sayangnya pada kakak angkatnya masih ada ,dengan menjauh darinya berharap melupakannya selamanya.
"Kamu yakin tinggal di sini Dek?"
"Ya Kak....daripada di sana deket dengan ketidakpastian,siapa tahu aku bisa menemukan orang sepertimu."
"Dek....tolong ,bukan kami yang tidak mau ,tapi kamu yang tidak berusaha ....Kakak  gak minta lebih,cukup sayangi Fita seperti putrimu ,tapi kamu bilang apa ?"
"Sudahlah Kak...gak usah di bahas,aku akan baik baik saja di sini meski tanpamu,aku bukan tipe wanita penakut yang tak bisa hidup sendiri!"ada nada marah dalam kata katanya.

Semenjak itu ,Satrio mengalah mendatanginya untuk tahu keadaannya,mengetahui perkembangan usaha yang di pegangnya di kota ini.
Dina putra sahabat Ayah almarhum,yang menjadi tanggung jawabnya sampai dia menikah atau Satrio yang menikahinya ,Satrio menerimanya jika Dina bisa bersahabat dengan putrinya ...nyatanya Dina tidak berubah dan Satrio tidak bisa menyakiti hati putri satu satunya ,sampai akhirnya datang Tiara .Perempuan yang di sayangi Fita ,berharap menjadi mama baru baginya tapi sayang Tiara tidak semudah itu membuka hatinya.
Melihatnya begitu menyayangi Fita ,rasa sayangnya pun tumbuh begitu saja dan Satrio berniat melamarnya ,di siapkan cincin untuk melamarnya pada saat yang tepat.
Takdir menjawabnya ,dengan mudah Satrio melamarnya ketika Tiara membutuhkan jalan keluar,Satrio semakin dalam menyayanginya .Sebuah janji di ikrarkan dalam untaian doa,akan menjaga hatinya sampai dia menerimanya sebagai suami dengan keinginannya sendiri .

Dina sedang bersama seorang lelaki ketika dia datang ,apa dia teman dekatnya....batinnya....Alhamdulillah .
"Assalamualaikum....mengganggu ya?"
"Wa alaikumsalam....Kakak,kok gak ngabari kalau mau datang ...ayo masuk!"
Rumah yang di tempati Dina ,adalah rumah pilihan Satrio untuk berlibur ketika sedang butuh udara segar,seperti sebuah villa di tengah kampung ,bangunan tingkat dua dengan model minimalis.
"Kak...ini Soni Andika,temenku....Son....ini Kakakku!"
Satrio mengulurkan tangannya,di lihat sekilas wajahnya lumayan tampan ,tapi wajahnya kurang bersahabat,dia menerima uluran tangan Satrio setelah beberapa saat.
"Satrio!"
Tanpa kata Soni menarik tangannya dengan segera.
"Sayang .....aku balik dulu ,sampai besok!"Di cium kedua pipinya dengan mesra,membuat Satrio terkejut.
Soni berlalu ,setelah Dina mengantarnya pulang sampai gerbang depan.
"Den...mau minum apa?"pembantu Dina ,Mbok Siti menawarkan minuman.
"Biasa Mbok....bentar Mbok....siapa dia ,sering ke sini ya?"
"Itu pacar baru Mbak Dina,baru sebulan ini Den."Mbok Siti segera ke dalam untuk menyiapkan minuman.

"Dek...siapa dia?"
"Pacarku."jawabnya santai ,duduk di depannya sambil memeluk bantal.
"Jangan jual murah dirimu,kamu cantik ...punya uang ,jaga dirimu...Mas gak mau lihat kamu seperti itu tadi."
"Maksud Kakak ....dia menciumku?"Satrio mengangguk ,dan Dina tertawa lepas .
Mbok Siti yang meletakkan cangkir minuman di meja heran ,Dina tertawa selepas itu.
"Dek...gak lucu,Mas ingin kamu dapat yang terbaik !"
"Tenang Kak...itu hanya sebuah ciuman ,biasalah orang pacaran,Mas sih gak pernah pacaran jadi gak bisa ngrasain ....udah ya Dina udah dewasa gak usah kawatir."Di ambil cemilan di meja yang sedari tadi sudah ada.
"Dia kurang baik untukmu."caranya berkenalan dengan Satrio sudah bisa di tebak ,dia tidak bisa menghormati orang lain .
"Kakak datang ke sini mau ceramahi aku ...hhhhh.....!"wajahnya cemberut ,merasa pribadinya di usik.
"Bagaimanapun aku masih bertanggungjawab sampai kamu nikah dengan lelaki yang tepat ,bertanggungjawab ....Kakak tahu dari pertama lihat dia tidak baik untukmu!"
"Sok tahu...dia pengusaha juga sepertimu,banyak punya usaha ,ada stand di beberapa mall,ada beberapa toko pakaian....apa Kakak anggap dia tidak punya apa apa!"Dina tersinggung.
"Bukan itu....hartamu sudah berlebih untuk cukupi dirimu sendiri,jika kamu nikah akan kualihkan apa yang jadi hakmu atas namamu ,tapi dia tidak tahu sopan santun ...lihat tadi kan?"
"Kakak pulang aja kalau hanya untuk berpendapat....pulang ,Dina gak mau denger lagi ,Dina cinta sama dia...!"
Dina berdiri dan menggeret tanganya ,memintanya untuk pergi.
Satrio berdiri ,tapi masuk ke kamarnya ....kamar di mana setiap kali dia datang untuk sekedar merebahkan badan,karena Satrio tidak akan menginap di sini.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang