Lamaran Rahasia

6 1 0
                                    

Sejak bangun tidur,Ibuk marah marah tak karuan.Masih seputar Tiara,tak mau duduk manis sampai acara selesai,malah pergi begitu saja.
"Kenapa Bapak diam saja,bener bener keterlaluan anak itu!"
"Ibuk tahu,dia gak suka liat pesta seperti itu ...Ibuk juga sengaja dengan alasan Ibuk sendiri."
"Tapi bener,dia memang pura pura!"
"Buk...Tiara itu siapa?"
Ibuk diam.
"Semua berjalan seperti mau Ibuk kan,Ibuk gak malu dengan temannya ?"
"Kenapa malu...dia memang anak sial,perawan tua ,gak laku laku!"Bapak meninggalkannya dengan rasa sedih .

Tiara dan Satrio masuk bersamaan ketika Bapak keluar dari rumah ,tenda pernikahan dan sisa semalam sedang di bersihkan .
"Assalamualaikum,pagi Pak."
"Wa alaikumsalam...pagi Nduk,gimana tidurmu?"
"Alhamdulillah......kapan sepasaran ?"
"Pendhak hari ini ....kenapa?"Bapak menyilakan duduk Satrio.
"Tiara balik setelah anter Adek sepasar ya Pak,kasihan anak anak kelamaan libur lesnya!"
"Iya...gak papa.....ambilkan sarapan untuk temenmu ,mana yang lain?"
"Tiara mau ambil,biar sarapan bareng di sana!"Tiara berlalu meninggalkan Satrio dan Bapak.

Satrio mengumpulkan keberaniannya ,mungkin ini saat yang tepat nanti siang dia harus kembali karena sudah 2 hari dia di sini.
Bapak orangnya ramah ,bisa membuat suasana hangat ,ada saja yang di bicarakan tanpa menyinggung Tiara sama sekali.
Sekali sekali Bapak tertawa dalam ceritanya.

"Pak...maaf kalau ini bukan waktu yang tepat."
Bapak menatapnya tajam,baru dia sadari dia lelaki yang tampan ,kulitnya yang putih badannya tinggi dengan rambut cepak ,pakaiannya juga selalu rapi...apa dia hanya temannya Tiara?
"Saya melamar Dek Tiara ."suaranya sedikit di pelankan,membuat Bapak tidak mendengarnya.
"Apa Nak?"
"Saya melamar Adek..."
Bapak diam,wajahnya berkerut,apa artinya benar ,dia pacar Tiara atau?
"Saya serius Pak,saya akan sabar menunggu untuk nikah di saat Adek siap."lanjutnya.
"Apa Tiara tahu?"Bapak tidak yakin Tiara tahu hal itu.
"Iya Pak...Adek tahu."
"Kamu tahu dia masih menunggunya?"
"Ya saya juga tahu.....makanya saya akan menunggu sampai siap ,baru nikah!"jawabnya mantab.
"Bapak tidak bisa jawab,karena ini hal penting untuknya ayo kita bicara di ruang tengah!"dengan ramah di tepuk bahu Satrio.

Satrio di suruh duduk,Bapak ke dalam mencari Ibuk.
Beberapa saat ,Bapak datang bersama Ibuk.
"Buk.....duduklah ,tenang dan sabar ya!"
Ibuk masih sama ,wajahnya cemberut karena Tiara.
"Satrio melamar Tiara."
Ibuk terkejut,melihat ke arah lelaki ,yang di bilang temen Tiara ,tuan rumah tempat Tiara tinggal.
Ibuk melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kamu sudah punya anak kan?"
"Iya Buk...Fita sangat ingin Adek jadi mamanya ."Satrio menjelaskannya.
"Yang kawin siapa ,kamu atau anakmu!"bentak Ibuk,Satrio tertegun apa itu Ibunya Tiara ?
"Menikah seumur hidup ,jadi saya mencari yang cocok dengan putri saya ,dan jujur sayapun sayang padanya."Satrio menatap tajam Ibuk,dia ingin tahu sekuat apa wanita itu menatapnya ,tapi lagi lagi Satrio terperanjat.
"Apa lihat seperti itu,meski perawan tua ,Ibuk ingin dia juga dapat jejaka bukan duda !"jawabnya lantang.
"Buk...maunya apa sih,katanya cari jodoh Tiara mau dia nikah segera ...ah...Ibuk!"Bapak kecewa pada perkataannya.
"Ibuk lagi yang salah...apa salah Ibuk pengin Tiara dapet jejaka bukan dua beranak satu.....salah ,banyak Pak yang jaka,kenapa harus terima dia!"Ibuk bermaksud pergi.
"Buk...duduk!"Ibuk cemberut,Satrio tercengang mendengar kata katanya ,Ibuk menolaknya?
"Coba Bapak panggil Tiara,dia yang punya keputusan."

Tiara duduk dan hanya melihat ke arah Ibuk yang berwajah masam.
Ada apa ya ,kenapa Mas ada di sini?
"Nduk...jawaban ada padamu,Bapak bahagia bila kamu bahagia ,tapi berharap kamu ambil keputusan dengan hati ikhlas ."
"Tunggu ...maksudnya?"
"Temenmu ....ini....melamarmu!"jelas Bapak.
"Tidak!"Ibuk langsung menolak.
"Buk...biar Tiara yang menjawabnya ...tolong Ibuk diam!"bentak Bapak,dan Ibuk terdiam.
"Jawab Nduk."pinta Bapak
Tiara melihat ke arahnya,Mas aku tidak punya perasaan apapun saat di dekatmu,untuk Tata ...aku.memang sayang padanya ,aku gak ingin sakiti hatimu dengan pura pura sayang kamu.
Satrio seperti bisa membaca pikirannya.
"Dek...inget,Mas bilang apa...hari ini aku lamar kamu,untuk nikah jika kamu sudah siap...kapanpun aku siap bukan hanya untuk Tatamu...tapi jujur aku sayang sama kamu ."Satrio memandangnya penuh harap ,di matanya ada rasa cinta yang besar dan tulus.
"Jangan denger Ibukmu,denger kata hatimu....jawab dengan hati!"Bapak berdiri dan mengusap rambutnya ,Ibuk nampak tidak senang Bapak membelanya.
Akhirnya Tiara mengangguk,paling tidak Ibuk sedikit lega saat ini karena aku sudah ada yang melamar.
Satrio tersenyum ,hatinya berdegup tak menentu ...aku janji akan membuatmu jatuh hati padaku ...aku janji itu Dek!

Satrio benar benar telah menyiapkannya ,dua cincin dan uang lamaran.
Di saksikan kedua orang tuanya Satrio memasang cincin ke jemarinya,sebaliknya Tiara memasang cincin itu ke jemari Satrio.
"Alhamdulillah...Pak...terima kasih ,Ibuk makasih...Dek makasih ."Satrio mengucap rasa syukurnya ,rasanya tidak percaya Tiara menerima lamarannya.
"Ini uang sebagai ganti lamarannya ...atau saya harus melamarnya sesuai adat sini Pak?"Satrio bertanya .
"Ya haruslah...biar semua orang tahu ,Tiara sudah laku dan tidak ada yang mengejeknya lagi !"Ibuk yang memintanya.
"Tidak!"Tiara tegas menjawabnya.
"Apa maumu Nduk?"
"Bareng nikah aja Pak....ini udah cukup."
Satrio setuju,uang lamaran tetep di serahkan pada Ibuk ,Satrio memberi uang lebih untuk membantu biaya pernikahan Ayu karena Satrio mendengarnya sendiri ,Ibuk menyalahkan Tiara.
"Buk...saya mohon ,Ibuk jangan salahin Adek lagi ya...kalau kurang ,saya akan tambahi lagi!"
"Sudah cukup...harusnya kami gak nerima itu...sudah Nak!"Bapak menjawab dengan rasa sungkan.

Satrio pulang dengan lega ,Tiara tidak lagi di marahi Ibuk karena tidak mau nikah ,paling tidak niatnya beneran tulus untuk menjadikannya pendampingnya.
Bulik yang tahu itu ,sangat bahagia tapi di minta Bulik tetep merahasiakanya sampai waktunya tiba.

"Mas ati ati ya....ada makanan dan minuman di kardus ,gak usah beli di jalan nanti ya...Dan makasih banyak ,Bulik ..."di peluk wanita itu dengan penuh sayang ,sebagian keluarga mengantar kepulangannya dengan tatapan aneh ,temen tapi serasa saudara Tiara.
"Sampai ketemu seminggu lagi ,nanti aku yang jemput Mbak!"Danang semangat melambaikan tangannya.
"Makasih ....maaf merepotkan!"
"Aku yang jemput Dek!"Satrio menimpalinya ,dia sekarang tunanganku Nang...kamu gak boleh sembarangan lagi!

Ibuk sedikit berubah,Tiara merasa lega ...Alhamdulillah ,maafkan aku H ....aku menerima lamarannya meski hatiku tidak bisa menerimanya.
Tiara di sibukkan belanja bahan kue untuk sepasaran ,Tiara kebagian tugas belanja di pasar .
Om Nono menawarkan diri untuk mengantarnya,tapi di tolak dengan halus dia tetep harus menjaga dirinya ,karena statusnya kini tunangan Satrio meski tidak ada yang tahu ,pada Ibuk dan Bapak Tiara minta tidak memberi tahu siapapun ,jika Tiara siap nikah baru boleh di sampaikan ke orang lain.

"Ini berita bahagia ,keluarga pasti senang kamu sudah tunangan meski hanya omongan dari Satrio ...apa alasanmu tidak perlu orang lain tahu?"
"Pak...hati Tiara belum bisa,jadi Tiara harus mencoba membukanya ....Tiara sudah bilang pada Mas,"
"Dia lelaki yang baik....mungkin karena putrinya juga ,dia sabar menunggumu Nduk."
"Tiara sudah menolaknya ,karena Tiara tidak ingin menyakiti hatinya ,dia terlalu baik ....selama ini sudah banyak membantu Tiara,Tiara juga tidak tahu kalo Mas suka padaku."
"Syukurlah ,Bapak tenang kamu deket dengan orang orang baik....dulu Gilang juga sangat berharap padamu ,tapi kamu bisa menolaknya dan dia sudah bahagia sekarang ,itupun berkat kamu ngejodohin sama Niya."
"Emang udah jodohnya Pak....semoga jodoh yang di beri Allah untukku itu yang terbaik ,karena hanya Allah yang punya ketetapan Pak."
"Alhamdulillah kalo kamu sadari itu."Bapak tahu Tiara memang berhati baik dan punya keyakinan pada Allah  Sang Kuasa.
"Nduk ...Bapak mohon jangan di pikir lagi soal Ibuk ya,dia terlalu sayang padamu ."
Tiara mengangguk meski masih terngiang kata katanya ,anak sial!

Dalam kesendirian malam ,Tiara melihat jari manisnya .
Ah....aku sudah bertunangan ,apa aku bisa lupakanya.Apa aku bisa mencintainya,apa aku bisa membalas ketulusannya....Ya Allah beri aku jalanMu,jalan yang benar .
Di lepas cincin itu di simpan di tas kecil yang selalu di bawanya ke mana mana,maaf Mas.....aku simpan dulu cincin ini suatu saat aku akan memakainya jika aku benar benar siap.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang