Makan siang dengan Ririn

12 1 0
                                    

Seminggu sudah ,Tiara kerja di tempat baru,selama itu pula Lik Endang tidak pulang ke rumah.Om Lagi  mengalah ,ketika pulang kerja langsung ke rumah mamak ,mertuanya untuk membujuk pulang Lik Endang.Di malam pertama Tiara tidak melihat Om pulang ke rumah ,rasa bersalahnya membayanginya apa mungkin karena kehadirannya Lik merasa terganggu kehidupan rumah tangganya?Tiara selalu minta ijin untuk keluar dari rumah ,kost sendiri tetapi selalu di larang Omnya.Di malam kedua,sebelum tidur Tiara tidak melihat Omnya tapi ketika bangun pagi Omnya terlihat sudah ada di rumah ,di kamarnya entah kapan dia pulang ke rumah Tiara tidak tahu.Ketika di tanya jawabnya ,barusan Raa...kamu sih tidurnya kayak kebooo....Tiara mengingat setiap malam aku bangun tapi gak lihat Om pulang ,pagi sebelum subuh aku juga dah bangun ...kapan Om pulangnya ?

"Om...maaf nih,Tiara gak bermaksud campuri urusan Om...tapi karena Tiara tinggal di sini ,rasanya gak enak Tiara gak tahu ,sebenarnya Lik kenapa sih Om...kenapa gak mau pulang?Maaf kalo aku lancang...atau karena ada kami di sini?"Tiara memberanikan diri bertanya ,ketika Omnya mau berangkat kerja.
"Sini...Ra!Duduklah....Likmu dari dari dulu seperti itu,suka marah sukanya ngatur ngatur mintanya berlebihan...dan Om sudah paham itu ...biarin aja ntar pulang sendiri,seminggu ini Om selalu ke sana kan...berusaha membujuknya tapi Likmu belum mau pulang ,biarin Om akan tinggal di sini ...sampai seberapa lama dia kuat...!"
"Bukan begitu Om...masalah inti apa ,gak mungkin juga Lik marah segitu kalo gak ada sebab kan...itu menurutku sih ....maaf kalo Tiara salah Om...Tiara kasihan sama Galih...Tiara juga gak enak sama Om...sama Lik....sama Mamak juga,"Tiara memandang wajah Omnya  dengan seksama ,wajah yang memendam sesuatu tapi apa ?
"Udahlah Ra...kita liat nanti aja ,Om berangkat dulu nih uang ...buat jajanmu!"Tiara menolak ,karena merasa sudah punya uang dari hasil kerjanya.
"Raaa...terima!Simpen untuk kau bawa pulang ,Om sudah bagi untukmu juga Narti ...jangan kuatir rezeknya tambah banyak kok.Nih...Om berangkat ...ati ati ya kamu.....Nar....aku berangkat dulu ,mau bareng nggak?"Om melihat ke arah Mbak Narti ,kebetulan tempat kerjanya searah dengan kantor Om,dan Mbak Narti mengiyakannya.Tiara melihat kepergian mereka dan segera mengunci pintu rumah ,dan berangkat kerja.
"Dek!"baru beberapa langkah ,terdengar suara Lik Endang Tiara menghentikan langkahnya dan melihat ke arahnya.
"Iya Lik...pakabar?"Tiara berbasa basi ,dilihat jam di tangannya kian bertambah ....dia takut terlambat ,pembicaraan dengan Omnya sudah menyita waktunya .
"Dek...mau berangkat ya...kuncinya mana ?Sini Lik yang bawa !"ada rasa senang di hati Tiara ,itu artinya Lik Endang pulang .Di ulurkan kunci rumah ,dan segera bersalaman agar tidak terlambat kerja.

Pukul 08.45 ,Tiara terlambat ......hatinya berdebar debar ,baru sekali ini dia terlambat dia bergegas ke ruang ceklock...di lihat ada Mbak Ririn di sana ,tersenyum melihatnya terburu buru.
"Hai...terlambat ya...kenapa ?"
"Maaf Mbak....metro mininya telat ,maaf !"Tiara tidak berani memandangnya .
"Gak papa ...belum jam 9 kan...masuklah ...Oh...ya ...nanti siang makan bareng yuk!"Tiara mengangguk dan segera berlalu dari hadapannya.Jantungnya masih berdetak gak karuan karena keterlambatanya pagi ini,Lasmi di dalam sudah menunggunya dengan berbagai pertanyaan .
"Raa...kenapa kamu telat?Kamu baik baik aja kan?Bu Ririn tadi nanyain kamu loh,dah ketemu belum?"
Tiara benar bebar gemetaran ,tubuhnya kaku tangannya sangat dingin di tambah lagi hawa AC ruangan yang serasa menusuk jantungnya.
"Raa...kamu gak pa pa kan ...Ya Allah kamu takut ya...dingin banget tanganmu.Sudah sini...Ya Allah kasihan banget sih kamu Raa...!"Lasmi cekatan memegang tanganya ,di gosok gosokkan agar kembali hangat ...sambil terus memberi semangat pada Tiara.
"Ambil nafas perlahan ,segitu takutnya kamu ya Raa...gak papa kali Raa...lagian jam masuk kan jam 9 ,meski aturan jam 8.30 harus dah ceklock ...gak papa!"Lasmi mengusap rambut Tiara sambil tertawa setelah Tiara bisa mengontrol perasaan takutnya ,tangannya yang dingin sudah lebih hangat,tubuhnya yang kaku sudah mulai rileks dengan gurauan Lasmi.
"Suer Mbak...rasanya mau pingsan ...hahhhh...baru kali ini aku terlambat,pas datang ada Mbak Ririn lagi di sana...aduh...benar benar ingin pingsan aku tadi Mbak!"Lasmi tertawa lepas melihat wajah Tiara yang terlihat cemas saat bercerita.
"Kasihan kamu Raa...sudah kerja sana,besok lagi berangkatnya lebih pagi ya!"Terdengar suara Ririn sudah ada di depannya sambil mencubit pipinya ,Tiara menoleh ke arahnya ...diapun hanya tersipu .Ririn berlalu dari keduanya,Lasmi menggamit lengannya untuk bersama sama ke tempat mereka bekerja.
"Raa...hati hati ya..dengan Bu Ririn...jaga jarak aja !"
"Kebana Mbak...dia ramah kok,baik lagi pas telat tadi dia malah tersenyum?"
"Dia suka sama cewek cantik!"bisiknya perlahan,Tiara hanya tersenyum tidak tahu apa maksud perkataannya.

Saat makan siang ,Ririn sudah menunggu di depan ruang sholat ,melihat dia bersama Lasmi wajahnya sedikit berubah.
"Bisa kita berangkat sekarang Raa?"Tiara mengangguk,Lasmi seperti paham pada pandangan tak suka Ririn ,diapun melepas genggaman tangannya pada Tiara.
"Dah ...sana Raa...aku tadi ada janji sama teman ...ati ati ya!"
"Ayo Raa!"Ririn sudah memanggilnya ,dengan cepat di raih tangan Tiara dan menggeretnya perlahan untuk keluar .Tiara melihat ke arah Lasmi ,Lasmi bilang ati ati dan mendekapkan kedua tanganya ...aneh juga Mbak Lasmi ...kan perginya sama perempuan kenapa dia bilang ati ati dari tadi ...hummm...

"Raaa...mau minum apa ,makannya sepiring berdua aja ya..piringnya besar kok!"Aneh juga nih cewek...kenapa juga sepiring berdua,seperti orang pacaran saja...ah...bayangan itu kembali lewat ,hatinya berdebar jika bayangan itu lewat...ada rasa rindu ...tapi pada siapa ,apa masih pantas rindu itu ada sedangkan dia tidak tahu apa dia juga merasakan hal yang sama ,keberadaannya pun dia tidak tahu?H....kamu di mana ...aku rinduuuu....
"Nih...kamu diam aja ,minumannya sama aja ya...gak papa kan ?"Ririn sudah duduk di depannya.Tiba tiba dia menyuapinya makan,Tiara terkejut ...aneh nih cewek...
"Maaf saya bisa sendiri ,kan udah besar ini...malu lagi di suapin!"Ririn tetap memaksanya ,terpaksa satu suapan masuk ke mulutnya.Sendok yang di pegang Ririn di ambilnya,makan sepiring berdua saja sudah aneh apalagi di suapin ...tambah aneh.
"Raa...kamu mau nggak main ke rumahku,deket kok dari sini?"
"Oh...ya...kapan kapan boleh Mbak!"
"Aku suka liatin kamu Raa...kamu manis banget sih!"tangannya kembali mencubit pipi Tiara.Tiara hanya tersenyum padanya,mungkin dia punya adik cewek .
"Kamu gak keberatan kan kita dekat,sungguh aku sangat senang melihatmu pada awal ketemu ."
"Gak papa...berteman dengan siapa saja kan gak papa ,apalagi saya di sini baru,Mbak bisa jadi kakak untukku juga ...makasih juga Mbak mau berteman denganku...makasih sudah di traktir...kapan kapan ganti saya traktir Mbak."Ririn terlihat senang Tiara menerimanya,sambil makan mereka bergurau apa saja ,keduanya langsung akrab ,Tiara senang ada teman baru yang bisa di ajak bicara paling tidak dia bisa lupakan rasa rindunya itu.
"Udah Raa...besok kita makan bareng lagi ya...manis !"Ririn berkata sambil memeluk Tiara ,Tiara tersenyum dan mengangguk ..dia benar benar rindu pada adiknya mungkin. Merekapun segera kembali ke tempat kerja,sebelum berpisah Ririn mencium tangan Tiara dengan lembut,di usap rambut Tiara dengan gemas.
"Apaan sih Mbak...rambutku acak acakan nih...!"Tiara menepuk bahunya.
"Hemmm...maaf sini ,biar Mbak benerin ...hemmm...dah rapi...selamat bekerja lagi ya...manis!"Ririn kembali mencubit pipinya dan berlalu,Tiara tersenyum mendapat perhatian seperti itu ,dia menganggap Ririn seperti seorang kakak perempuan baginya.
"Woooii....senyum sendiri!"Suara Lasmi membuyarkan angannya.
"Hemmm...Mbak buat kaget aja !"
"Raaa...kamu gak di apa apain kan?"
"Mbak apaan sih,dia kan cewek ...gak lah...kita hanya makan siang aja kok!"
"Beneran tidak ada yang aneh kan Raa?"Tiara mengangguk dan tersenyum,mengajak Lasmi masuk ke tempat kerja.Tiara sedikit aneh ,tapi mungkin dia memang bener bener kangen sama adik perempuannya jadi perilakunya seperti sedang kangen gitu sama adiknya,menurut Tiara masih wajar sih.

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang