Malam pertama ,Satrio sengaja datang dengan Bulik ke rumah baru Tiara.
"Bulik...kenapa hatiku berdebar debar ya?"
"Hum...Kamu terlalu menyayanginya ha ha ha..."
"Kok bisa?"
"Putrimu selalu bercerita tentangnya itu yang merasuk ke jiwamu,seakan akan sudah dekat denganya."Bulik tersenyum...jangan jangan kamu sudah jatuh cinta sebelum bertemu dengannya....Bulik berharap seperti itu agar Bulik tenang pergi karena kalian sudah ada yang menjaga.
"Ah...mana bisa begitu...Satrio hanya takut dia gak mau setelah tahu aku adalah Papanya!"Satrio memberi alasan.
"Kan Bulik bilang kenalkan dirimu sebagai pemilik rumah ,bukan Papa Fita..."Satrio tersenyum,tapi kenapa hatiku berdebar debar seperti ini ya....Ah ....Tiara belum mulai membuka lesnya,dia butuh waktu untuk menata rumah itu.Sifa dan Tatapun tak boleh datang agar bisa fokus.Tak lupa Tiara memberi kabar Kaniyah .
"Alhamdulillah ...selamat ya Raa,semoga tambah banyak murid lesnya....bisa di bantu boyongan ?"
"Alhamdulillah ,sudah kok Nii...tolong bilang Sifa ya jangan ke sini dulu,biar kusiapkan dulu kamar untuknya."
"Boleh bantu bantu dong bersihin tempat...kirim alamatnya say!"perintahnya.
"Makasih ...gak usah repot ,kamu kan lagi hamil...banyak istirahat aja....selamat ya Niii!"
"Kok tau Raa?"
"Tahu dong...Alhamdulillah mau punya ponakan baru!"Tiara tertawa ,rasa bahagia benar benar terselip di hatinya dengan cepat mereka di beri momongan semoga menjadi keluarga yang bahagia lahir batinnya."Assalamualaikum!"terdengar suara Bulik,Tiara keluar dari kamar yang di persiapkan untuk Tata.
"Wa alaikumsalam!"
"Raa...ini di bawakan Bulik bahan makanan sama barangnya Fita."
"Kok ....kan bisa bareng besok Bulik,jadi ngrepoti....duduk Bulik!"
Tiara berlalu tanpa melihat ada seorang lelaki yang sedari tadi terus menatapnya.
"Stttt....duduklah,sampai begitu lihatnya!"goda Bulik,Satrio tersipu....itu dia,biasa ....benar cerita Bulik,tapi kenapa ya hati ini tetap berdebar gak beraturan ....
"Silakan Bulik!"Tiara meletakkan dua teh di meja dan roti kering di toples kecil,baru dia sadar ternyata bukan Mamang yang datang ,masih muda....apa itu putra Bulik?
"Silakan di minum!"Bulik tersenyum,melihat Satrio hanya menganggukkan kepalanya.
Di ambil tehnya,di minum seteguk untuk memulai pembicaraan....berharap Satrio mulai menyampaikan tujuan datang.
Tapi kenapa dia diam...apa ini artinya dia benar benar tak mampu bicara setelah bertemu dengannya,ada ada saja kamu Nak!"Oh ya....Raa,ini yang punya rumah biar tahu kamu ,kirain Bulik bohong untuk sewa menyewa bicara sendiri Bulik tidak ikut ikut!"Bulik sengaja memberinya kesempatan Satrio untuk bilang sendiri ,agar Tiara mau menerima pertolongan darinya.
Satrio dan Tiara saling melihat.
"Oh ya...kamarnya mana biar Bulik bantu menata ?"Bulik berdiri mengambil barang Fita.
"Yang tengah Bulik,biar sama sama dekat kalau ke Tiara ....kuatir mereka iri nanti ...tau kan Tata maunya seperti apa ,tak mau di duakan."Bulik tersenyum dan berlalu.
Satrio masih diam,Tiara jadi bingung .Kenapa aku canggung begini ya?Satrio benar benar tak bisa memulainya,Bulik yang berusaha mendengarnya bicara tersenyum dan mencoba memberi tahunya ."Maaf...saya Tiara,Bulik bilang yang punya rumah yang akan nentukan berapa sewanya,jadi berapa ya kira kira...tapi maaf saya belum bisa lunasi ...Insyaa Allah bulan depan
..maaf ya!"kedua tangannya sedekap tanda minta maaf.
Satrio berusaha rileks,dia sudah mulai ...di ambil nafas agar bisa mengimbanginya bicara.
"Bulik sudah bilang kok!"
"Jadi berapa?"
"Apanya?"Apaan sih ,ya harganya batin Tiara sambil melihat ke arahnya.
"Sudah cukup!"
"Maksudnya 3 ajaa?"Satrio mengangguk,irit banget ya bicaranya.
"Yang bener Mas?"Satrio kembali mengangguk sambil mengambil tehnya,untuk mengurangi groginya.
"Tapiii...ini sangat luas,Mas juga sudah menyulapnya jadi baru pakai di cat lagi ,belum bangku bangku itu,papan tulis,meja....ah....yang bener !"Tiara masih tidak percaya.
"Daripada tidak di tempati ,kalau ada yang nempati kan terawat ....makasih banyak ya."akhirnya Satrio bisa menjawabnya.
"Tapiii...Tiara kan untuk usaha,jadi gak enaklah,tolong Mas bilang aja berapa?"
"Pakai aja ,itu dah cukup kok!"
Tiara masih tidak percaya ,ingin rasanya dia menolak tinggal di sini,tapi cari tempat tinggal lagi juga susah....ah ...biarlah,besok kalau sudah ada uang saya titip Bulik aja sambil tanya tanya berapa pasaran rumah segini .
"Terima kasih banyak kalau begitu,semoga rezekinya tambah berkah Aamiin."
"Aamiin."Satrio ikut mengamininya.
"Saya tinggal dulu ke dalam ya,silakan di makan rotinya....!"Tiara minta ijin untuk melihat Bulik.
Hahhhh....syukurlah kamu pergi,Ya Allah apa ini artinya....kenapa dadaku terus berdebar seperti ini.
Satrio berdiri keluar untuk melihat suasana depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Ujung Penantian
RomanceKesetiaan ada pada sepasang kekasih ,restu orang tua yang menghalangi ,keinginan untuk masa depan lebih kuat dari pada hanya sekedar kata cinta ,namun keduanya ternyata sama tetap setia dan menyimpan rasa cintanya ,berusaha menerima cinta yang lain...