Satu pilihan

10 1 0
                                    

Suasana hati Satrio di rundung mendung hitam.
Hati dan jiwanya serasa hilang ,harapan kebahagiaanya sirna sudah .

Satu satunya tempat curahan hatinya Gilang,minta mengabaikan Dina.

"Yooo,ambil bahagiamu ,Dina pasti akan baik baik saja,dia hanya merajuk .Bukankah memang itu yang di harapkannya darimu!"di tepuk punggung sahabatnya ,melihat wajahnya yang tidak bergairah lagi dipun ikut merasakannya.

"Tiara menolakku sekarang Lang ,itu masalahnya!"di sapu wajahnya dengan kasar,terngiang dan terbayang permintaannya.

"Mas tega dengannya yang sebatangkara,jika keduanya mati .Mas orang yang pertama bertanggung jawab!"tegas Tiara.

"Adek bilang begitu?Bodoh,biar aku yang bilang Yooo,lakukan sesuai kata hatimu,semua sudah selesai tinggal harinya .Kamu bisa bayangkan kemarahan orang tuanya ,kamu bilang kamu ingin dia lepas dari itu kan atau kamu tidak benar benar serius padanya!"Gilang menatap tajam Satrio.

"Jangan bilang seperti itu Lang ,aku sangat menyayanginya .Sangat Lang ,aku gak mau melihatnya sedih ,aku ingin dia bahagia dan itu keputusannya sekarang ,melepaskanya.Sakit Lang ,kamu tahu ,ini menyakitkan aku!"Satrio kembali menekuk wajahnya ,andai dia bisa dia tidak ingin berada di posisi seperti ini.

Tetes bening terlihat meluncur dari pojok matanya,Gilang sadar ....kamu benar benar sakit ,Lang maafkan aku!

Gilang juga Niya berusaha minta pada Tiara ,untuk meneruskan pernikahannya .

"Tidak ini sudah jalanku ,Mas aku juga wanita ,aku ngerti bagaimana rasa takut yang ada padanya ,meski itu bukan darah dagingnya tapi Mas Satrio bisa menolongnya ,bisa menjadi Papa untuknya ."tenang tanpa beban Tiara menolak.

"Raaa!Kamu menyakiti hati Tata juga Satrio,orang tuamu! Aku juga tahu kamu juga pasti kecewa kan ,tolong cari cara lain Raa biarkan !"Niya meyakinkan .

"Maaf  aku sudah pada putusanku ,aku akan pergi dari sini ,agar mereka bisa melupakan aku,maafkan aku Mas ,maaf Niii."air matanya meleleh juga,kalian benar aku sakit karena harus melenyapkan rasa bahagia keluargaku ,tapi aku tidak akan membiarkan keduanya mati .

Niya memeluk sahabatnya dengan sedih ,entah apa yang ada dalam benakmu Raa,merelakan kebahagiaanmu untuk orang lain.

Niya tahu ,Tiara belum bisa menerima sepenuhnya ,tapi dia berjanji seiring waktu akan menerimanya ,karena dia sangat baik Niii!Itu yang di sampaikan pada Niya di saat Niya bertanya tentang perasaannya pada Satrio.

Mendengar Tiara akan pergi meninggalkannya ,Satrio segera menemui Dina .

"Dek kamu tahu kan,aku sangat menyayanginya ,dia merelakan aku untukmu sekarang tolong buat dia tetap bersama Tata ,kasihan dia ,tolong lakukan jika kamu memang ingin aku menerimamu ."Satrio tidak ingin Tata kehilangan sosok Tiara ,yang sudah di anggap Mamanya ,dia tidak mau putrinya kecewa .

Dina sudah tahu dari Tiara ,Satrio pasti akan menjadi Papa dari anak yang di kandungnya asal Dina menjaga dan merawatnya ,jadi ibu yang baik untuknya.

"Aku tidak kenal siapa kamu ,usia kita mungkin tidak jauh beda Din.Tapi berjanjilah ,tetep hidup untuk calon bayimu ,dia tidak bersalah ,dia harus hidup !Jangan menambah dosa yang lebih besar lagi ,Allah akan mengampunimu .Rawat dia ,Mas Satrio akan jadi Papanya ,jaga mereka begitu juga Tata !"Dina memeluknya mendengar tuturnya yang begitu lembut ,dia mengira Tiara akan memakinya karena telah merampas kebahagiaanya tapi ini,tangisannya di tampung Tiara dengan mengusap punggungnya ,Bulik yang di minta merawatnya ikut terharu ,kamu memang baik Nduk!Semoga kamu segera menemukan bahagiamu!

Tiara lebih sering menemuinya yang tinggal di rumah Satrio ,untuk menguatkannya ,agar tetap hidup dan berubah ,segera bertobat dan berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama ,apalagi ada pikiran untuk bunuh diri .
Padahal selama ini Tiara tidak pernah mau ke rumah ini ,alasan menghindari fitnah karena status kesendirian Satrio .

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang