Menikah di RS

16 1 0
                                    

Ibuk dan Bapak di minta pulang ke rumah ,semua menawarkan diri tapi beliau memilih menginap di rumah Om yang keluarga sendiri.
Hari,Satrio yang tinggal .Gilang mengantar keluarganya pulang ,meski di larang Bulik bersikukuh menungguinya ,rasa bersalah menuruti permintaannya untuk tidak bilang pada siapapun dan berakibat fatal begini.Tata di minta tidur di rumah Sifa ,keduanya merengek untuk tinggal .

"Tata gak mau pulang !Mau lihat Mama Araa bangun ,Tata ingin minta maaf Paa,gak mau...hiks ...hiks...hiks!"

"Denger Papa sayang ,Mama akan lebih sedih lihat Tata dan Sifa menangis,doakan dari rumah ,besok lepas sekolah Papa jemput kalian dan bisa bicara sama Mama dan Mbak ,okee!"di peluk keduanya yang masih menangisinya.

"Om yang di sini ,nanti Om bilangi kalian sangat ingin di sini dan sayang kan  sama Mama?"keduanya mengangguk.

"Pulanglah ,besok sekolah !"Hari ikut membujuknya ,dan berjongkok di depannya.

"Janji ,jaga Mamakuu..!"tangannya di kaitkan pada jarinya.

Hari mengangguk tegas,pasti Ta.Om akan menjaganya.

Bulik terlihat lelah ,di minta untuk istirahat .Kondisi Tiara sudah mulai stabil ,meski masih berat untuk bernafas .Kata dokter Tiara tertidur ,besok pagi bisa di pindah ke kamar.
Semua di larang masuk untuk menungguinya ,sesekali melihatnya dari dekat dan segera keluar,segera lapor ke perawat jika nafasnya kembali tersengal ,itu pesan dokter.

"Nung perasaanku gak enak .Aku takut tak bisa !"

"Hissssh jangan bicara aneh aneh,dia pasti bangun esok hari .Yakin H,kamu yang kuat ,kalau kamu lemah gini siapa yang akan memberinya semangat?"

"Sabar Har.Meskipun aku juga takut ,kita berdoa Dek Araa segera pulih ."lirih Satrio menepuk bahunya,akupun takut Har,aku takut.Tata sangat menyayanginya ,gimana kalau dia?Ahhh,Satrio tak sanggup membayangkan kesedihan putrinya!

Tiara di pindah ke ruangan ,semua lega .Senyumnya tetap tersungging di bibirnya yang sangat pucat,terlihat jelas oleh Hari dia menahan sakit.

"T,mana yang sakit?"

Tiara hanya menggeleng  dadaku nyeri sekali H,apa mungkin ini udah waktuku Ya Allah ampuni hambaMu,jika ini waktuku beri aku mudah kumohon ringankan jalanku Ya Allah,tuntun aku .Kuatkan aku untuk bisa melewatinya jika masih Engkau beri aku kesempatan .Bergulir air bening dari pojok matanya.
Tangannya tak kuasa mengusapnya ,tubuhnya terasa lemah tak berdaya ,meski ingin bersuara tapi Tiara gak mampu ,hanya getaran bibir tak bermakna yang keluar.

"Nduk kamu nangis ?"Bulik mengusap air bening di sudut matanya yang sayu.

"Apa yang sakit ,maafkan Bulik ya maafkan ,harusnya Bulik tidak menurutimu .Harusnya Bulik segera mengabari mereka ....hiks ...hiks...hiks...!"Bulik yang ada di kamar bersama Hari menangisinya sambil menciumi tangannya.

'Bulik jangan nangis.Bulik gak salah ,ini sudah jalan Tiara ,semua sudah di atur sama Allah...'Tiara hanya memandangnya ,tanpa bisa bersuara ,begini rapuhkah aku kenapa aku gak mampu bersuara.

"T ,bilang mana yang sakit ,kamu pasti sembuh !Oh ya,Ibuk sudah minta maaf T,kamu harus kuat ya ,kita akan segera nikah."Hari berkata lirih ,dia sudah berjanji tidak akan menangis di depannya ,dia tidak mau Tiara sedih ,dia harus kuat!

Tiara tersenyum ,meski di paksakan.

Ibuk datang bersama Bapak di antar Om,Hari dan Bulik segera keluar untuk memberi ruang pada mereka.

"Nak,kamu yang kuat ya,maafkan Bulik."suaranya lirih ,rasa bersalah itu menggelayut kuat di sana.

"Terima kasih sudah menjaganya Bulik,semua Bulik lakukan karena sayang sama Araa kan?"

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang