Adriani Hapsari

9 0 0
                                    

Melewati hari yang sulit ,di mana Hari terus berjuang untuk meminta restu Ibuk ,membuat Ibu Hari ingin memutuskan hubunganya dengan Tiara.

"Lepaskan saja Yon!Masih banyak perempuan yang mau sama kamu ,apalagi kamu sudah punya rumah ,sepupumu Aniyah cukup layak bersanding denganmu ,dia cantik usianya juga lebih muda darimu daripada yang tak pasti!"Ibu menyindir Tiara.

Ibu mana yang tega melihatnya murung ,setiap pulang dari rumah calon mertuanya ,meski Hari terus menutupinya akhirnya Ibu tahu ,kenapa pernikahannya tidak segera di lakukan ,bukan karena Tiara menolak bukan karena Hari belum siap tapi terhalang restu Ibu Tiara.

"Seperti kamu ini buruk rupa Yon sudahi saja ,biar Ibu ke sana ,enak saja menggantung anak orang !"

"Bu sabar ya ,kami bisa atasi ,Bismillah tahun depan kami nikah ,Ibu cukup doakan kami !"Hari meyakinkan Ibu.

"Selalu itu katamu !Habis tahunnya Yon,Ibu gak mau tahu .Ibu akan ke sana untuk membatalkan !"

"Buuu  kumohon ,jangan!Tolong !"
Ibu mencebikkan bibirnya ,dan berlalu begitu saja.

Tata sudah mulai menerima Dina ,terlihat dari perhatiannya pada Dina ketika mengunjunginya.Setiap bulan Satrio mengunjunginya .

"Tante berat ya bawa adik bayinya?"di lihat perut Dina yang buncit ,dan aneh bagi Tata.

"Gak sayang ."jawab Dina lembut.
"Sakit gak ?"

"Gak ,kenapa ?"Dina sedikit heran ,hari ini Tata banyak bertanya padanya,biasanya meski Dina mengajaknya bicara ,hanya satu atau dua kata yang keluar dari bibirnya.

"Kata Mama ,Tante itu hebat sama seperti mama dulu ,membawa aku ke mana mana ,menjaga agar di dalam tetap hangat dan sehat."Lagi lagi Tiara yang membuka cara pandangnya.

"Terus apalagi?"

"Tambah buncit tambah berat ,apalagi sebentar adiknya mau keluar kata mama itu sakit"

Dina memeluknya ,ada rasa haru mendengar kata katanya.

"Makasih sayang ."Di ciumi Tata dengan penuh kasih ,Satrio dan Hari yang kebetulan datang ikut senang ,ini pertama kalinya Tata mau di peluk Dina ,biasanya Tata langsung menolaknya.

"Mas bulan ini bukannya waktu lahiran ."kata Tiara .

"Iya Har....doakan ya semua sehat !"

"Aamiin."

"Oh ya gimana Ibuk ,sudah berubah?"

"Belum mungkin sebentar lagi !"

"Sabar ya,kamu pasti bisa luluhkan hatinya ,Tiara juga keras ,andai dia mau memintanya pasti Ibuk luluh!"

"Gak papa,dia memegang janjinya ,dan akupun akan memegang janjiku takkan memaksanya."

Di tepuk bahu Hari untuk memberinya semangat.

Waktu makan siang ,Gilang dan keluarga kecilnya datang ,tak lupa Sifapun ikut.

"Om  pakabar ?"Sifa menyapa kedua lelaki itu ,dan mencium punggung tangannya.

"Alhamdulillah sehat ,cantik kamu dah besar ya Fa padahal gak ketemu sebulan ,udah punya pacar belum?"goda Satrio sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Kata Mbak belajar dulu hahhh!"jawabnya sambil tesenyum.

"Sehat Lang?"

"Alhamdulillah sehat ,diem aja!Kami kerepotan bawa nih,Har bantu kenapa !"Hari terkekeh mendengarnya ,tapi segera membantu Gilang yang memang kerepotan menggendong si sulung sambil membawa tas pakaian ,Niya hanya tersenyum melihat keakraban mereka .

Di Ujung PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang